ARIF OMAH KENARI DAN TOMY KUSUMO . KETAT ATURAN, TANPA BEBAN.

PEREBUTAN JUARA UMUM

Kenapa Sering Ribut dan Berlarut-Larut?

Menghitung poin juara umum sesungguhnya sesuatu yang sederhana. Kenapa seringkali harus berlarut-larut, kenapa di Bupati Cup Sleman mulus-mulus saja? Semua bergantung pada panitia,  seberapa tegas dan taat aturan.

“Mohon maaf mas, kan ini aturan saya sendiri yang membuat, masa mau saya langgar sendiri. Sekali lagi mohan maaf, benar-benar ini tidak bisa, kami sudah bertekad semua harus apa adanya sesuai yang tertulis di struk yang sudah dikumpulkan di awal sebelum penilaian dimulai,” ujar Sapta KH, pada Minggu sore , 9 Desember 2018. Waktu sudah menunjukkan sekitar jam 17, lomba tinggal menyisakan beberapa kelas lagi. Sementara poin juara umum masih berselisih tipis, saling kejar.

Sapta menyampaikan penolakan halus di atas pada salah satu team sukses. Dia berangkat untuk mengawal salah satu burung. Ia juga kenal baik, bisa dikatakan sahabat Sapta sendiri, juga mengenal baik hampir semua panitia, bahkan juga dengan sesama para peserta yang lain.

 

 

 

Ceritanya, burung yang ia kawal, merebut juara 1. Tapi pada tabel juara umum, namanya kosong, tidak ditulis. Awalnya, hal ini seperti tidak dipedulikan. Mungkin karena menyadari itu memang kesalahan pihaknya. Situasi berubah saat menjelang sesi akhir, disadari ternyata raihan poinnya masih berselisih tipis dengan pihak lawan. Ia pun melakukan upaya lobi dengan cara yang baik dan sopan. Apalagi, ia memang kenal baik dengan jajaran panitia, sampai yang tertinggi yaitu Sapta KH, ketua PBI Cabang Sleman.

Sebelumnya, komplain dan upaya loby sudah ditujukan langsung pada bagian penghitungan juara umum, yaitu Tomy Kusuma dan Arif Omah Kenari. Keduanya menjelaskan, sampai penilaian pada kelas tersebut rampung, struk belum dikumpulkan.

“Kami hanya menjalankan aturan saja. Briefingnya panitia sebelum lomba sangat jelas, perhitungan juara umum itu harus taat aturan. Hanya mendasarkan struk, dan itu jelas sekali detil aturannya. Pertama, struk itu harus sudah diisi lengkap dan jelas, nama burung, nama pemilik, kemudian alamat. Kalau ikut SF, nama pemilik harus satu nama, juga alamat. Kalau BC, pemilik boleh lebih dari satu orang, tapi pada kolom alamat harus sama. Struk itu harus dikumpulkan pada saat menggantangkan burung, susulan setelah bendera koncer ditancapkan, tidak akan dihitung poinnya,” tandas Tomy.

 

DUTA NZR MALANG. MENANG MULUS DAN MEYAKINKAN

 

Apa yang menyebabkan data pada papan poin juara umum kosong. “Ya itu tadi, pertama karena dia atau krunya terlambat mengumpulkan. Sudah juara baru menyerahkan struk. Itu bisa untuk mengurus hadiah termasuk piagam, tetapi tidak untuk poin juara umum. Kedua, kadang struk yang diserahkan masih kosong, belum diisi lengkap. Mungkin maksudnya biar nama dan alamat bisa ditulis menyusul kalau juara, biar bisa ikut sana-sini. Tapi kami kan ketat dalam mengawal perhitungan juara umum, jadi tidak bisa mentolerir dan tidak akan kecolongan dengan hal seperti itu. Kalau ada komplain, siapa pun dan dari mana pun, kenal dekat sekali pun, bos besar sekali pun, kami juga enak dan enteng saja menjawabnya, tidak ada beban sama sekali, karena memang yang kami lakukan sepenuhnya taat aturan, tidak main-main di belakang, tidak ikut mendukung salah satu yang bertarung, netral dan fairplay pokoknya,” imbuh Tomy.

Menurut Sapta, upaya lobi-lobi seperti di atas tidak hanya dilakukan oleh satu dua orang saja. "Ada beberapa, memohon-mohon setengah memaksa. Semua juga teman, bahkan sahabat. Tapi kami tegas saja, main lurus saja. Tanpa pengecualian, mau teman, mau saudara, mau pemain biasa, mau bos atau tokoh, mau dari jauh, semua harus sesuai data yang masuk, kami tidak akan mengubah-ubahnya untuk kepentingan poin juara umum. Jadi, itu semua saya sampaikan dengan baik-abik, sopan, sedapat mungkin jangan sampai menyinggung apalagi nglarani ati. Itu saja prinsipnya."

Pada sejumlah lomba yang panitianya “lemah”, seorang team sukses bisa mendesak panitia dengan menyodorkan struk yang sudah dicoret. Poin seperti ini biasanya ia peroleh dengan meminta struk pada seseorang setelah burungnya mendapat koncer. Tentu saja struk sudah diisi, dan satu bagian untuk panitia sudah dikumpulkan.

 

BARU dan lagi viral, jangan sanpai ketinggalan. Coba dan buktikan kehandalan asupan yang berikut ini.

 

Saat si pemilik atau joki menurunkan burung, team sukses langsung mengejar dan nembung, bila perlu dengan memaksa. Lalu struk yang dipegang pemilik, ia pinjam, dicoret-coret, lantas mengajukan ke bagian pencatat juara umum, bilang ada salah tulis dan semacamnya.

Ada juga model yang lebih halus dan “profesional”. Yang ingin berebut juara umum itu biasanya punya tiket cadangan. Sang bos membeli tiket lebih. Ia mungkin punya 3 tiket untuk satu kelas, sementara yang diturunkan hanya dua burung. Bila juara meleset, kedua burungnya tidak juara, ia akan melobi sang juara. Untuk menghindari coretan, nama ditulis pada tiket cadangan yang masih kosong, seolah-olah ada pindah gantangan.

Cara seperti ini tentu saja tidak bisa dilakukan sendirian, harus main mata dengan pihak panitia. Panitia terkadang memang condong membela salah satu pihak. Entah karena bos besar, atau karena ada kedekatan pribadi, atau mungkin tamu jauh yang merasa perlu diberi layanan khusus.

 

BILLY DAN SAPTA KH, MENDAMPINGI H. BAGIYA

 

Tapi segala cara, daya, dan upaya itu, rupanya tidak mempan saat hendak dijalankan di Bupati Cup Sleman, yang digelar di Lapangan Pemda Sleman pada hari Minggu 9 Desember yang lalu. “Kami sudah mempelajari dengan baik semua modus-modus untuk mengumpulkan poin secara tidak fair, jadi kami sudah mengantisipasinya dengan baik. Misal ada protes, kami memang bisa menjawabnya dengan sangat tenang dan pede, karena apa yang kami lakukan benar-benar memang sesuai aturan main yang sudah kita buat bersama,” tegas Sapta.

Begitulah yang kita lihat pada even Bupati Cup Sleman, yang digelar di Lapangan Pemda Sleman pada Minggu 9 Desember yang lalu. Secara peserta, cukup ramai dan meriah, tercatat 1.220. Tidak sampai meledak memang, tapi sudah sesuai dengan target yang dicanangkan dari awal mula.

Penilaian secara umum juga bagus. Tentu saja, Sapta dan kawan-kawan menyadari bila satu dua keluhan masih ada, misalnya merasa burungnya kurang dipantau. Tapi secara umum, tidak ada komplain yang serius.

 

 

NZR INDONESIA CUP 1MINGGU 27 JANUARI 2019 DI LAPANGAN RAMPAL MALANG. 2 Lapang, tiket terjangkau mulai 50 ribu, hadiah utama mobil, semua kelas hadiah UTUH TANPA POTONGAN, banjir doorprise super menarik. Pesanan tiket sudah mengalir deras, terlambat Anda bisa gigit jari karena tidak kebagian. KLIK BROSUR DI SINI. Pesan tiket hubungi Mr Yanto (WA) 0817.0454.012.

 

Apalagi, panitia juga memasukkan beberapa panitia yang berasal dari luar pengurus, dari luar daerah bahkan. Orang yang  dikenal memahami burung dan cukup kritis menyikapai jalannya lomba yang dianggap kurang wajar. Agar bisa ikut memantau jalannya penilaian, juga jalannya lomba secara umum. Para wartawan, juga mungkin utusan pemilik, juga bebas bila ingin merekam atau mengambil video, entah itu secara khusus menyorot penampilan burungnya, atau juga situasi lomba secara umum.

“Semua itu kami lakukan dengan semangat untuk menjunjung tinggi fairplay. Maka prinsip keterbukaan, transparan, coba kita kedepankan. Bahwa masih ada beberapa titik lemah, ya namanya manusia, tidak bisa lepas dari kekurangan. Jelas, kami sangat berterimakasih dengan dukungan semua pihak, juga mohon maaf bilamana masih ada yang kurang berekanan, atau kurang nyaman baik sebelum, selama, dan setelah even ini berlangsung,” kali ini disampaikan oleh Billy, koleganya dari PBI Cabang Kebumen, yang bersama-sama berkolaborasi menggelar even Bupati Cup Sleman.

Kesimpulan apa yang ingin digarisbawahi dari tulisan ini? Lomba yang mulus, begitu penialian berakhir, tak butuh lama perhitungan juara umum rampung juga. Langsung diumumkan, tanpa ribut, tanpa ulur-ulur waktu, tak perlu loby-loby melelahkan, apalagi sampai ada semacam kompromi juara bersama.

 

 

“Kita semua lantas bisa pulang dengan pikiran tenang. Kami seluruh panitia, tidak punya beban dan rasa berdosa pada siapa pun. Ayem tentrem pokoknya. Enak kan?,” kata Sapta sambil menutup perbincangan. Ya, seperti kata Sapta, Tomy, Billy, setelah itu kami semua memang bisa pulang dengan pikiran yang tenang.

Bagi para EO, bila ingin lancar dan mulus dalam menghitung poin juara umum, struk memang harus jadi pegangan utama. Sebab “KTP” burung itu memang ada pada struk.  Kalau mensyaratkan Piagam atau Sertifikat, bisa jadi sumber keribetan.

Ingat, kemungkinan besar para team sukses itu bukan orang-orang yang lugu, mereka pintar mencari celah kelemahan panitia, dan akan memanfaatkannya. Mereka bisa minta piagam baru dengan alasan salah tulis misalnya. Pokoknya banyak akal dan upaya yang akan terus dilakukan dengan gigih. Karena itu, bagian penghitungan poin juara umum, harus diisi orang yang paham aturan dan kredibel supaya tidak mudah kendor dalam menjaga aturan main.

 

FAIZIN DM TEGAL. BERJUANG SAMPAI DETIK-DETIK TERAKHIR

 

MBAH SEGO, NULIS PIAGAM SESUAI STRUK.

 

DI BUPATI CUP SLEMAN, BANYAK YANG PAKAI SANGKAR RADJA

KATA KUNCI: bupati cup sleman sapta kh tomy kusuma arif omah kenari mbah sego

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp