MC PETEH AGUZTA & MAWAR. BAKAL SEGARKAN SUASANA

KM JATENG CUP

Penilaian Love Bird Mulai Melenceng, Yuk Kembali ke Pakem

Menilai love bird tampaknya sederhana. Siapa pun yang baru mengenal burung pun bisa dengan cepat diajari. Faktanya, hasil penilaian kelas ini banyak menimbulkan protes. Selain faktor teknis, banyak EO seolah berinovasi memodifikasi pakem.

Beragam aturan baru itu, anggap saja sebagai pakem, pada akhirnya membuat peserta jadi bingung. Bukannya bikin ramai, malah peserta jadi sepi. Tak heran bila ada gantangan yang setelah membuka kelas tertentu, lalu dihapus lagi dan kembali pada yang lama, atau mencoba meraba-raba lagi dengan aturan lain.

Misalnya, ada yang mencoba memisahkan kelas konslet dan fighter. Setelah dicoba beberapa putaran malah jadi sepi, lantas balik lagi tak ada pemisahan kelas tersebut. Demikian pula dengan kelas bursa. Setelah diterapkan malah jadi sepi, kemudian balik lagi.

 

JURI SILOBUR. SERIUS DEMI HASIL TERBAIK

 

Sekarang, ada model baru lagi dengan membatasi nilai. Ada nilai maksimal yang kalau dilewati malah membuat burung itu gagal jadi juara. Bagi si EO atau Gantangan, tujuannya memang supaya peserta ramai.

Berikut beberapa hal yang menjadikan hasil penilaian sering jadi sumber protes antara lain:

  • Akurasi juri dalam menghitung durasi tidak sama. Dalam bahasa peserta, ada juri yang dianggap pelit, ada yang murah dalam menilai.
  • Pemahaman juri kapan harus memulai penghitungan, kapan harus mengakhiri, tidak sama. Misalnya, ada juri yang mendengar bunyi crit sudah dihitung, ada yang belum. Ada yang suara ngetik dihitung, ada yang tidak.
  • Konsentrasi juri menjadi buyar ketika di blok yang sama, ada beberapa burung yang bunyi bersamaan.
  • Hal di atas menjadikan beberapa burung yang dilihat dari mata penonton tampak imbang, hasil akhirnya bisa terpaut jauh, dan memicu protes.

Dalam pandangan Silobur, sejumlah pakem yang sekarang diberlakukan oleh sejumlah EO itu dianggap sudah keluar jalur. Silobur pun berkomitmen untuk mengembalikan ke pakem yang hasil akhirnya benar-benar mendapatkan burung yang secara kualitas dan performa memang terbaik.

 

Burung yang lelah karena perjalanan jauh, lebih mudah dihinggapi penyakit. Sediakan selalu LA KURUS, dari Super Kicau Grup yang terpercaya. Spektrum luasnya menjadikan mampu mengobati lebih banyak penyakit, dan lebih cepat sembuh.

 

Dalam menghitung durasi, basisnya bukan ketukan tetapi menggunakan standar yang lebih tepat dan diakui akurasinya, yaitu dengan detik/jam. Nah di sini kemampuan teknis juri yang bertugas menjadi penting.

Silobur melakukan tes secara teori, apakah juri benar-benar sudah memahami pakem secara benar atau belum. Mereka harus punya pemahaman yang mendekat sama kapan burung dianggap bunyi dan hitungan dimulai, kapan dianggap berhenti dan hitungan juga dihentikan.

Juri juga sudah dites praktek untuk menghitung durasi bunyi dengan acuan detik, dengan deviasi kurang lebih 1 detik. Meskipun tidak sama 100 persen, diharapkan akurasi atau ketepatan menghitung antara satu juri dengan yang lain sudah mendekati, selisihnya sangat tipis. Seiring dengan jam terbang , akurasi dalam menghitung sudah semakin terasah.

 

MENGHITUNG DURASI ACUAN DETIK

 

Dengan pakem tersebut, juara di Silobur belum tentu love bird yang bunyi panjang tapi hanya bunyi sekali dua kali. Love bird yang aktif atau rajin dengan kategori sedang dan sesekali keluar panjang berpeluang besar juara ketimbang yang lebih panjang tapi hanya bunyi satu dua kali, dan memiliki jeda berhenti lama.

Beragam pembatasan yang diterapkan di tempat lain, dipastikan tidak berlaku di KM Jateng Cup, misalnya:

  • Membatasi peserta tertentu, misal dengan kelas bursa
  • Melarang love bird konslet turun, atau kalau sudah sekali juara tidak boleh turun untuk sesi berikutnya
  • Memisahkan kelas konslet dan non konslet/fighter
  • Membatasi nilai dengan maksimal poin tertentu

Intinya, apapun tipikal love bird Anda, boleh mengikuti semua kelas. Pemisahan hanya berdasarkan umur saja, yaitu ada kelas Baby dan kelas Umum/Bebas.

 

 

Komitmen pelayanan dari KM Jateng Cup juga ditunjukkan dengan keberaniannya mengurangi jumlah kelas/sesi. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi waktu agar bisa selesai lebih awal, juga agar juri dalam menilai bisa lebih teliti.

“Untuk pengurangan kelas ini sudah kami koordinasikan dengan komunitas pendukung, dan sudah disepakati seperti komunitas branjangan, murai borneo, anis kembang, pleci, dan lainnya,” jelas Nano KM kepada burungnews.com

Lomba yang akan digelar pada Minggu 8 Juli di Yon Zipur IV Kebon Polo Ungaran ini juga akan dipandu oleh MC kondang Mawar dan Peteh Aguzta. Untuk lebih detil, bisa dilihat brosur lengkapnya dengan KLIK DI SINI.

Yang belum pesan tiket, segera saja men ghubungi Agung Pepe di 085641492143, Priyo 0858.7630.7093. Catat juga, raih kesempatan mendapatkah hadiah motor serta bonus mulai 500 ribu, dengan memakai sangkar Radja.

Bagi Anda yang belum memiliki sangkar Radja, bisa menghubungi 0877.3800.6456 (Deva, Wonosobo), 0822.2514.5223 (Semarang), 0811.273.429 (Kudus), 0812.2586.205 (Pati), 0852.2528.8070 (Jepara)

TERKAIT:

POIN DIBATASI, SAVIOLA HANYA DAPAT APRESIASI MESKI RAIH POIN TERTINGI, KLIK DI SINI

DI SINI LOVE BIRD TANPA PEMBATASAN, BEBAS SEBEBAS-BEBASNYA, KLIK DI SINI

BROSUR LOMBA KM JATENG CUP, KLIK DI SINI

 

SUDAH SAATNYA JAGOAN MAU TAMPIL MAKSI. Gunakan Moncer1 dari Super Kicau, asupan paten para juara. Bisa diberikan dengan beragam cara, bisa teteskan langsung pada paruh (bila burung terbiasa dipegang tangan), teteskan pada minuman, oles dan campur dengan makanan atau EF, atau suntikkan pada EF seperti jangkrik.

Untuk tahap awal, berikan setiap hari selama sepekan. Lihat dan perhatikan perubahan yang terjadi. Selanjutnya bisa diberikan mulai H-2 atau sesuai kebutuhan. HATI-HATI BARANG TIRUAN.

KATA KUNCI: km jateng cup penilaian love bird love bird saviola

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp