VOLUME PENTING DALAM PENILAIAN LB DI HANDAYANI BC

TEMU KANGEN KICAUMANIA BERSAMA HANDAYANI BC #2

Pakem Love Bird Tak Hanya Pantau Kerajinan dan Hitung Durasi, Volume Jadi Pertimbangan

Penilaian love bird yang berlaku di Handayani BC mungkin sedikit berbeda dari di tempat atau EO lain. Walau pun sama-sama kelas fighter, di sini tak hanya sekadar menghitung durasi dan kerajinan, volume juga punya peran penting. Volume lirih hingga nyaris tak terdengar, tidak dinilai.

Bagi para love bird mania di Gunung Kidul yang sudah terbiasa dengan gelaran Handayani BC di eks terminal lama kota Wonosari, aturan atau pakem ini tentunya sudah biasa. Tapi tidak bagi sebagian peserta yang datang dari luar Gunung Kidul, yang ikut bermain di gelaran Temu Kangen Kicau Mania, Minggu 26 Juli 2020.

 

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

“Jadi tadi ada peserta yang komplain, kenapa love birdnya bisa kalah bahkan penilaian dihentikan di tengah jalan. Padahal di tempat-tempat lain yang sudah banyak ia ikuti, selalu kepakai bahkan kerap prestasi. Ya kita jelaskan pakem atau aturan tentang penilaian love bird fighter yang berlaku di sini. Kebetulan, ia memang peserta yang dari luar Gunung Kidul dan baru kali ini datang dan menurunkan love bird,” jelas Parno, salah satu juri senior di Handayani BC, juga di Konservasi Hebat Indonesia (KHI).

Menurut Cak Parno, di Handayani BC sementara ini memang baru membuka untuk kelas fighter. Berbeda dari tempat lain, burung yang merem atau bunyi sambil menutup mata masih bisa ditolerir asal volume bisa terdengar cukup jelas dari posisi juri menilai. Burung yang dari luar terlihat bunyi, misal ditunjukkan oleh paruh yang bergerak membuka dan menutup, atau ekor yang bergerak-gerak, tapi saat dipantau dan didengar dari dekat ternyata sulit didengar karena lirih, atau hanya bunyi ngetik, tidak akan dinilai.

 

SESI LB DI HANDAYANI BC, PESERTA SELALU PENUH

 

Di sini, juri memang harus berani mengambil keputusan apakah burung love bird itu layak dinilai atau tidak. Selain faktor volume, juga misalnya burung konslet tapi turun di kelas fighter, juri harus tahu dan kemudian mengambil keputusan apakah perlu dilanjutkan penilaiannya atau stop. Misal ragu-ragu, bisa memanggil korlap untuk membantu membuat keputusan yang tepat.

“Salah satu penanda apakah itu fighter, misalnya gacor tapi tidak respon pada burung lain di sekitarnya, akan dikategorikan sebagai non fighter dan tidak dinilai.”

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Aturan ini dibuat dan disepakati oleh rekan-rekan di Handayani BC, karena memang ingin burung yang menang juga punya kualitas yang bagus. “Maksudnya, kalau faktor-faktor kualitas kita pertimbangkan, berarti juara di event lokal Handayani BC, ketika dibawa ke lomba luar kota yang levelnya lebih tinggi, masih bisa bersaing. Syukur-syukur bisa prestasi, tentu sangat membanggakan bagi kita semua di Gunung Kidul.”

Para kicaumania di Gunung Kidul secara umum pun bisa menerima pakem ini, karena tujuannya memang baik, untuk kebaikan dan kepentingan kicaumania khususnya di Gunung Kidul. “Bahwa penilaian untuk seluruh kelas atau jenis burung, sebenarnya memang berusaha lebih mengedepankan pada kualitas burung, bukan malah sibuk mencari-cari kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh si burung. Jadi, tidak hanya pada love bird saja, pada jenis burung yang lain para juri juga lebih mencari kualitas.”

 

WASPADA dengan produk yang logonya MIRIP, dibaca/dilafalkan dengan cara yang SAMA, tetapi BUKAN produk yang dikeluarkan TOPSONG. Lihat selengkapnya DI SINI.

 

Para juri undangan dari luar kota, juga memberikan apresiasi pada pakem yang berlaku di Handayani BC. Sebut saja Nanda Prasetyo dari Wonogiri, atau Petir dan Eko Klanting dari Jogja. Keduanya sepakat, menyertakan unsur kualitas dalam menilai love bird, juga jenis burung yang lain, sangat baik dan menjadi bahan edukasi yang sangat bagus. Harapannya, para EO lain juga bisa mengikuti hal-hal yang bagus seperti ini.

“Meski pembahasaannya mungkin berbeda, tetapi pakem kualitas sudah selayaknya dimasukkan dalam kriteria penilaian love bird dan jenis burung lain yang dilombakan. Ini saya kira sangat mendukung supaya love bird bisa kembali ramai, karena kriteria penilaian semakin detil, jelas, dan pasti. Misalnya ya itu, burung yang volumenya terlalu tipis atau lirih, atau hanya bunyi ngetik, mungkin tidak perlu dinilai, atau dinilai tapi bobotnya tipis atau lebih kecil dari yang bunyi normal,” ujar Petir. [maltimbus]

 

DATA JUARA TEMU KANGEN KICAUMANIA, KLIK DI SINI

 

 

 

KATA KUNCI: handayani bc temu kangen kicau mania pakem penilaian love bird cak parno

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp