RONALD OWEN, HASIL

RONALD OWEN

Ingin Jadi Kicaumania Murni Era Milenial yang Punya Kontribusi

Ronald Owen, masih muda tapi sudah meraih banyak prestasi. Ia ingin mendapatkan semuanya secara murni, murni karena memang layak juara, juga murni dari burung milik sendiri. Di Piala Jakarta, namanya melejit lantaran merebut juara SF.

PBI memiliki sejarah panjang dengan even-even spektakuler. Di Jakarta, dulu punya Gamaco Cup yang digelar rutin. Setelah even ini tidak digelar, mulailah bermunculan even spektakuler seperti Bang Yos Cup di Monas pada tahun 2005.

Bang Yos Cup menjadi even pertama dan terakhir, sebagaimana juga beberapa even berikutnya yang digagas dan digelar oleh sang maestro Achun Owen. Achun Owen memang harus diakui sebagai tokoh spektakuler dan legendaris, yang hingga kini masih tetap disegani.

 

 

RONALD DAN KARYADI MADIUN. KOMUNIKASI LINTAS BLOK DAN GENERASI

 

Beberapa even lain yang juga masih kuat diingat kicaumania karena melegenda yaitu Gusdur Award, hingga Owen Award pada 2010. Sejak itu belum terdengar lagi even besar yg dikemas PBI Jabodetabek, seiring dengan “menghilangnya” sang tokoh ini.

Sejumlah pertanyaan pun muncul, akankah PBI di Jakarta bisa bangkit lagi, masih adakah tokoh perburungan yang bisa mengangkat perburungan di tanah air khususnya di Jabodetabek sesudah era Achun Owen? Masih adakah tokoh yang segila Achun Owen?

Hadirnya Piala Jakarta gelaran PBI DKI pada 19 Agustus 2018 seakan menjadi oase dari sederet pertanyaan di atas. Pada even yang sukses baik secara peserta maupun secara jalannya lomba itu muncul juara single fighter, seorang kicaumania yang masih sangat muda. Itulah Ronald Owen, yang tak lain adalah putra dari sang tokoh Achun Owen.

 

KRU RONALD SAAT TERIMA TROPI JUARA SF DI PIALA JAKARTA

 

Meski masih sangat muda, di blantika kicaumania Ronald bukanlah anak kemarin sore. Hampir tiap minggu ia mendatangi lomba di Jabodetabek dan wilayah Jawa Barat. Juara demi juara pun langganan ia raih. Harap maklum, Ronald sudah “dimaster” oleh sang ayah sejak usia 5 tahun. Jadi ia sudah sangat paham bagaimana memilih, merawat, dan mengkondisikan burung agar mau tanpil maksimal.

Kalau sekarang sudah bisa menjadi single fighter muda dengan sederet jago mumpuni, tentu bukan hal mengherankan lagi. Bakat dan darah kicaumania memang mengalir dari bapaknya.Lalu, bagaimana peran dan kontribusinya dalam dunia hobi perburungan tanah air?

Ronald sepertinya ingin meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh orang tuanya. Ia ingin menjadikan kesenangannya terhadap satwa semata-mata murni untuk hobi, sama sekali tidak ingin berbisnis dari perburungan.

 

DIDAMPINGI SANG BAPAK, JUARA ANIS DI SEMARANG

 

Kemurnian dalam menjalani hobi, adalah salah satu alasan para kicaumania di tanah air selalu mengenang kebesaran sang Bapak. Di masa Achun, pasukan orange (sebutan untuk Jayakarta Team) sangatlah disegani ke mana pun turun, seperti di even-even akbar Kapolri Cup Semarang, Piala Raja, hingga Bali Peace. Bisa mengenakan seragam kebesaran Jayakarta Team sungguh suatu prestise dan kebanggaan luar biasa.

Kini, banyak pihak berharap, Ronald muda bisa membawa aroma segar dalam perburungan di tanah air, khususnya Jabodetabek, mewakili generasi milenial. Sebab keberadaannya secara otomatis memang membawa memori masa keemasan di saat sang bapak masih aktif.

 

Kenapa hampir semua burung lomba dan juara memakai TOPSONG? Selalu menjaga kualitas, TOPSONG dipercaya kicaumania dari generasi ke generasi.

 

Soal kegilaannya pada hobi burung, Ronald tidak akan kalah dengan bapaknya. Ia akan terus mencari, memilih, dan mengoleksi jago-jago terbaik agar tetap bisa bersaing menjadi juara.

Juara yang juga bisa diraih secara murni karena materi, kualitas, dan penampilan si burung. Demikian pula saat bisa merebut juara umum, juga murni dari burung-burung miliknya sendiri, bukan hasil menyewa burung milik orang lain.

Marwah kemurnian seperti ini memang yang sekarang mulai memudar. Di sinilah Ronald muda turun dan memberikan contoh, agar punya kebanggaan menjadi juara. Juara karena memang murni burungnya layak juara, dan bila juara umum juga murni dari hasil burung atau jago milik sendiri.

 

TAK OVER KENARI SAAT DI PAKDE KARWO

 

“Begitulah orang tua saya mendidik. Apa pun yang ingin saya dapat, harus dengan cara yang baik, yang fairplay, tidak boleh sampai merugikan atau menyakiti pihak lain. Demikian pula dalam hal hobi burung. Pertama tentu harus punya jago yang bagus, lalu mau tampil bagus. Jadi kalau jadi juara, orang pun mau mengakuinya. Dengan cara begitu, kita bisa mendapatkan kebanggaan yang sesungguhnya,” ujar Ronald.

Dengan berbekal sederet amunisi jawara, Ronald Owen kini makin pede melaju ke even besar. Di depan mata sudah menghadang Piala Raja Jogja pada 23 September, lalu Pakde Karwo Surabaya pada 14 Oktober.

 

MONCER1, rahasia burung juara. Begitu rahasianya, seringkali sang juara pun tak mau mengungkapkannya.

 

Sejumlah amunisi yang sudah memberikan bukti prestasi pun kembali disiapkan. Seperti anis kembang Black Diamond yang baru saja ditake over dari Ir. Rusli Bogor. Di kelas campuran impor ada Viagra, di kenari kecil / kalitan ada Pendekar Jr, serta sederet Anis Merah.

Jago-jago di atas sudah memberikan gelar juara SF di Piala Jakarta. Kenari Pendekar Jr disebutkan hampir tiap pekan juara 1. Seminggu sebelum Piala Jakarta misalnya, baru saja merebut juara 1 di Bandung, salah satu kandang macan untuk kelas kenari.

Sebagaimana di era bapaknya, Ronald juga tetap memberikan untuk burung-burung pemakan serangganya dengan asupan utama voer Topsong. Adapun untuk asupan tambahan dan obat, selalu tersedia Moncer1 dan Super N, dari Super Kicau Grup yang terpercaya.

 

KLIK GAMBAR UNTUK MASUK KE HALAMAN FACE BOOK

 

KATA KUNCI: ronald owen achun owen juara sf di piala jakarta piala raja 2018 lomba di jakarta

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp