SEBAGIAN PUNGGAWA KKBI, 21 AGUSTUS SERBU BANDUNG

PIALA NGAPAK PURWOKERTO

Branjangan Paling Ramai Sepanjang Sejarah?

 

 


Kalau lihat lomba lainnya jaman dulu, jumlah peserta branjangan sesungguhnya tak pernah ramai sekali. Paling-paling sekitar separuh dari jumlah gantangan tersedia, atau 30an peserta, itu sudah bagus.

Jaman kemudian berubah. Kelas branjangan tak lagi menarik bagi para EO, karena dianggap sepi peserta. Bagi EO pada umumnya, peserta yang sepi tentunya kurang menguntungkan, pilih dipakai buat jenis burung lain yang lagi ramai pesertanya.

 

DIGANTANGKAN 15 MENIT LEBIH AWAL, BARU DINILAI

Pada saat yang sama EO seperti PBI juga sudah menghilangkan jenis branjangan, dengan alasan pelestarian. Karena populasinya di alam bebas semakin sedikit, bila jenis ini tetap dilombakan, dikawatirkan semakin mengancam keberadaan branjangan di alam bebas, karena akan semakin dieksploitasi oleh para pemburu.

Apakah itu berarti kiamat bagi para penggemar branjangan? Tidak, ternyata. Penggemar setianya tetap ada. Bahkan, kalau Anda pengin branjangan yang sudah bunyi, harganya juga tidak murah. Harus rela merogoh kantong dalam-dalam.

 

PESERTA BRANJANGAN. DUDUK MANIS, TERTIB MENIKMATI BRANJANGAN


Pamor branjangan rupanya kembali menggeliat saat era media sosial. Para penggemarnya mencoba mencari kawan sesama penggemar branjangan, kemudian membentuk gurp diskusi, sehingga satu sama lain saling terhubung. Lalu terbentuklah komunitas bernama Keluarga Kicaumania Branjangan Indonesia (KKBI) yang diketuai oleh Aris dari Kebumen

Dalam grup itu, hampir semua hal bisa didiskusikan. Mulai saling tukar pengalaman merawat, memilih branjangan yang  bagus, hingga lapak jual beli. Satu lagi, yaitu mengkoordinasi para branjes, sebutan untuk penggemar branjangan, untuk meramaikan lomba yang sama.

Dengan cara itulah, saat ini even-even yang membuka kelas branjangan bisa kembali ramai. Di luar PBI pun, belum semua EO mau membuka kelas branjangan. Salah satu yang secara konsisten mau peduli dan membuka kelas branjangan, adalah Ronggolawe Nusantara.

Seperti pada gelaran Piala Ngapak Purwokerto, Minggu 7 Agustus kemarin. 2 kelas yang dibuka panitia, full 77 gantangan. Masih banyak branjangan mania yang tak kebagian tiket, dan terpaksa jadi penonton.

INDRAGANDI & ARIS. PANDAWA JUARA BRANJANGAN B

Peserta pun ternyata merata hampir dari semua daerah di pulau Jawa. Ada yang dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa TImur seperti Surabaya, Semarang, DIY, dan tentunya para branjes dari Eks Karesidenan Banyumas dan Kedu Selatan. 

“Kalau kita lihat jaman dulu kelas branjangan masih rutin dibuka oleh hampir semua EO, jumlah pesertanya juga tidak ramai-ramai amat. Hanya pada even tertentu saja yang pesertanya bisa banyak, seperti di Piala Raja di halaman hotel Ambarukmo, lainnya ya standar, bisa dibilang bisa dihitung dengan jari,” ujar Aris.

Kesimpulannya, sekarang penggemar branjangan boleh jadi lebih banyak. Di era media sosial seperti sekarang ini, antara para penggemar branjangan bisa intens saling komunikasi dan koordinasi. Termasuk menggalang para branjes untuk membanjiri even Piala Ngapak.

Penggemar branjangan juga bisa disebut “gila”. Satu orang, bisa saja punya koleksi sampai puluhan ekor. Sebut saja Handoko, penggemar asal Semarang. Mengaku masih baru, koleksinya disebut “baru” punya 30-an ekor. Salah satu jagonya yang diturunkan di Piala Ngapak, juga belum mau tampil. Tapi ia merasa gembira dan puas, bisa ketemu dengan banyak sesama penggemar branjangan.

 

ARIS KEBUMEN & TAUFIQURAHMAN, IRON MAN JUARA KELAS A

Dengan alasan di atas, Aris dan para penggemar branjangan berharap, even-even besar dan prestisius bisa kembali mengakomodir keinginan para branjes, sebutan untuk para branjangan mania. 

“Tentu saja, kita menghormati keputusan PBI. Hanya ingin membuat semacam usulan saja, toh alasan pelestarian secara faktual juga tidak terbukti. Jenis burung yang tidak lagi dilombakan oleh PBI, seperti Decu, Ciblek, Branjangan, tidak lantas naik populasinya secara signifikan di alam bebas. Dari dulu, populasi burung seperti branjangan memang tidak banyak sekali, dan habitatnya juga terbatas pada daerah tertentu seperti Kulonprogo, Purworejo, sampai Kebumen. Kalau even-even itu bisa membuka kelas branjangan, kita yakin lah pesertanya bakal lebih ramai lagi.”

Suasana lomba branjangan berbeda dengan yang lain. Peserta bisa masuk ke lapang, duduk manis memuatari gantangan. Tak perlu khawatir, tidak ada yang hobi teriak.

Jadwalnya selalu di bagian awal, atau setelah istirahat. Berbeda dengan jenis lainnya, branjangan butuh pemasanan. Perlu waktu sekitar 15 menit setelah digantang, baru penilaian dimulai. Maka saat jeda istirahat, para branjes sudah mulai menggantangkan burung.

Nah, 21 Agustus besuk, para branjes alias Branjangan mania akan kembali berkumpul untuk melombakan jagoannya pada even Piala Kapolda Jabar di Bandung. Anda yang tertarik dengan suasana persahabatan tanpa batas seperti para branjes, silakan datang ke even ini.

 

 

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

TENTUKAN JENIS KELAMIN BURUNG, MUDAH, CEPAT, AKURAT, KLIK DI SINI





 

KATA KUNCI: piala ngapak purwokerto aris kebumen & indragandi juara branjangan piala ngapak lomba branjangan paling ramai kkbi

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp