WARJO DI DEPAN KIOS YANG TUTUP, SEBAGIAN BESAR DI LANTAI ATAS

PASAR BURUNG DEPOK SOLO

Banyak Kios Tutup Karena Sepi, Gara-Gara Permen?

Sekitar 50 kios di Taman Pasar Burung Depok tutup. Ada yang memang sejak awal tidak dibuka, ada yang baru belakangan ini setelah omzetnya turun drastis. Kebanyakan kios yang ditutup itu di lantai atas.

“Ada sih yang memang sejak awal pasar baru ini dibuka, sempat buka sekitar setengah tahun, setelah tidak laku lantas ditutup. Tetapi ada yang sebenarnya dibuka terus karena bisa dikatakan ramai atau setidaknya masih bisa menghidupi. Baru setahun hingga beberapa bulan terakhir karena omzet turun antara 60-70 persen, kemudian tutup,” terang Suwarjono, ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Surakarta.

Kalau secara pengunjung, terutama hari Minggu, pasar burung Depok Solo masih terhitung ramai. “Tapi dari sisi omzet, terasa betul penurunannya. Lebih banyak orang ke sini hanya main, lihat-lihat saja, no transaksi,” imbuhnya.

 

 

SARANG LABA-LABA, SAKSI BISU KIOS YANG LAMA DITUTUP

 

Soal penyebab sepinya pasar, memang banyak hal yang bisa mempengaruhi. “Beberapa tahun lalu, ketika Bursa Love Bird dicanangkan kemudian pesertanya membludak, pasar jadi ramai sampai sore. Apalagi bursa dibuka hampir tiap hari. Jadinya sore hari yang biasanya pasar mulai sepi, kembali ramai. Tempat parkir juga pada penuh. Para bakul senang, karena transaksi juga naik. Tapi bursa belakangan juga surut, meskipun dibandingkan gantangan lainnya, mungkin lebih baik.”

Salah satu penyebab awal sepinya pasar, diperkirakan adalah ketika mulai marak jual beli online, termasuk burung. “Banyak jual beli yang deal secara online, penjual dan pembeli ketemunya di dunia maya. Si bakul dan calon pembeli tidak ketemu secara fisik, jadi keberadaan pasar secara fisik, seakan sudah tidak dibutuhkan lagi.

Pasar seperti “kehilangan” banyak stok. Anakan love bird misalnya, terutama saat ramai kelas Paud, sulit dicari di pasar. Lebih banyak dari peternak langsung ke pembeli melalui mekanisme online. Itu yang saya dengar begitu. Faktanya sepertinya memang betul begitu. Demikian pula dengan aksesoris lainnya. Kalau pasar tidak lagi menyediakan stok kebutuhan secara lengkap, orang pun sudah tidak tertarik lagi jalan-jalan ke pasar burung. Jadi memang seperti lingkaran setan.”
 

BARU... ini yang sudah lama Anda tunggu-tunggu, segera dapatkan dengan menghubungi nomor-nomor di bawah.

 

Pada situasi sulit seperti itu, muncullah permen yang bikin gonjang-ganjing, karena memasukkan sejumlah burung yang banyak jadi barang dagangan dalam pasar dalam status dilindungi. Bahkan waktu itu juga sudah ada sejumlah razia dan penangkapan. Tentu ini sangat meresahkan baik bagi para bakul maupun penghobi. Mau beli burung jadi takut. Ini secara psikologi sangat mempengaruhi. Sebelumnya sudah sepi, setelah ada permen jadi tambah sepi dan merana itu pasar burung. Saya kira ini terjadi secara umum di pasar burung mana saja, tidak hanya di Solo.”

“Sekarang, katanya permen itu sudah direvisi, atau sudah keluar permen baru untuk menggantikan yang lama yang heboh itu. Burung seperti cucakrawa dan murai batu, dikeluarkan dari daftar dilindungi. Tapi yang lain seperti cucak hijau tetap dilindungi. Ada pula yang sejak lama sudah masuk daftar dilindungi, seperti beberapa jenis pleci dan kolibri. Masalahnya, psikologi kekuatiran bahkan ketakutan baik itu bakul maupun calon pembeli telanjur terbangun begitu dalam di benak. Jadi permen baru itu tidak atau belum memperbaiki situasi. Sulit sekali untuk memulihkan dan menggairahkan pasar kembali,” tandas Warjo.

 

SUASANA BURSA BELAKANGAN INI, TAK SERAMAI DULU, TAPI MASIH LEBIH BAIK DARI TEMPAT LAIN

 

Dalam situasi sulit yang dihadapi masyarakat kecil, termasuk para bakul burung, Warjo dan para pedagang burung berharap seharusnya pemerintah ikut campur tangan, membantu dan membela ekonomoi rakyat.

“Faktanya, bisa dibilang sampai sekarang belum ada tindakan apa pun. Jadi jujur saja, kami para bakul merasa kecewa. Pemerintah, entah dari level terkecil sampai ke pusat, seakan membiarkan kami berjuang sendirian. Padahal, dulu kami para pedagang burung itu solid mendukung pemerintahan yang ini. Sekarang, mulai pada galau, mulai berpikir karena ketika sedang sulit, ternyata seperti didiamkan saja.”
 


 

Baru dari RADJA, sangkar dengan kualitas dan style BINTANG LIMA, harga merakyat alias KAKI LIMA. Segera jadi trendsetter dan standar di banyak lomba. Anda sudah memilikinya? Hubungi segera  0821.2959.4199

 

KATA KUNCI: pasar burung depok bursa love bird solo itok ils warjo solo

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp