JOKO BONITA . BERSAMA FEBRI NGR DAN RUDI TAN

OBITUARI JOKO BONITA

Sampi Akhir Hayat, Masih Berpikir Kemajuan Hobi Burung Berkicau

Innalillahi wa Innaillaihi Roji’un. Pagi ini, Minggu 24 November 2019, dari Boyolali tersiar kabar duka. Kita para kicaumania, kembali kehilangan salah satu insan terbaiknya, Djoko Soesilo  atau lebih dikenal sebagai Joko Bonita.

Sampai hari Sabtu malam, 23 November 2019, beliau masih menjawab sejumlah komentar yang menanggapi statusnya terkait rencana besarnya dalam gelaran Bonita Cup yang akan digelar pada 5 Januari 2019.

Pak Joko tidak ingin membatasi media yang hendak meliput, malah mengundang sebanyak-banyaknya dan siap memfasilitasi sebaik-baiknya. Bahkan beliau ingin memberikan apresiasi bagi pewarta yang memiliki liputan terbaik.

 

 

 

Burungnews sendiri masih berkomunikasi melalui chat whatsapp hingga menjelang jam 20.00. Kami berbincang perihal rencana Duta Bonita untuk hari Minggu 24 November ini dan beberapa event berikutnya.

“Kami membagi team Duta Bonita ke Balekambang Kumandang dan Ayumi Cup Klaten. Sebagian besar team yang berasal dari  Salatiga, Boyolali, Klaten, dan Yogyakarta merapat ke Balekambang. Saya sendiri pagi di Balekambang dulu, siang baru berpindah menengok Ayumi Cup. Beberapa event setelah itu juga sudah kami rencanakan untuk kembali dihadiri, seperti Akaratu Cup Klaten, Kambing Hitam Indonesia Wonosobo, hingga Malioboro Vaganza Yogyakarta.”

Terkait sosialiasi dan penggalangan dukungan untuk event Bonitia Cup, Pak Joko sudah memulainya jauh hari, seperti di Paparazi Cup Semarang. Di sini Duta Bonita merebut juara umum BC. Pekan lalu Pak Joko dan sejumlah kru juga melawat ke Banyumas Cup di Purwokerto.

Selama ini, kami sering ngobrol dari hati ke hati, bisa ditarik garis besar bila hampir seluruh hidupnya diabdikan untuk memajukan dunia hobi burung, khususnya terkait dengan lomba burung. Beliau selalu berusaha mengunjungi berbagai lomba selama masih dalam jangkauan, baik itu terkait jarak maupun waktu, apa pun EO-nya.

 

STATUS TERAKHIR JOKO BONITA

 

Setelah aktif dalam dunia hobi burung berkicau, kemudian ikut berkecimpung mengelola lomba, beliau selalu berpikir dan mencoba bagaimana agar lomba burung itu bisa semakin baik, semakin maju. Beliau bersedih tatkala melihat suasana dan perkembangan lomba yang secara umum dilihatnya ada kemunduran.

Kemunduran itu, misalnya dilihat dari sisi protes peserta yang sering gaduh, apakah itu dalam tindakan di lapangan atau di media sosial setelahnya. Beliau juga memberikan perhatian pada isu tentang semakin bernyalinya juri dan peserta dalam “main mata”, mulai level Latber-Latpres hingga terutama di event-event akbar, menyeluruh di semua EO.

 

JOKO BONITA. SOSOK SUPEL DAN MURAH SENYUM

 

Perhatian juga tercurah ketika jenis burung tertentu seperti love bird, mulai mengendur semangat pesertanya. “Sepinya love bird, bagaimana pun berimbas luas pada ekonomi banyak kicaumania. Jadi kita semua mestinya mencari solusi agar bisa ramai lagi,” ujarnya suatu ketika.

Pak Joko dikenal supel dan selalu tersenyum, hal yang membuatnya mudah bergaul dengan siapa pun. Pembawaannya juga tenang, kalem. Di lapangan saat menjadi peserta, selalu berusaha menerima apa pun hasilnya. Pun saat menjadi panitia, selalu sabar dan berusaha “ngemong” tatkala ada yang melakukan komplain. Demikan pula dalam upayanya kembali menyatukan teman-teman sesama kicaumania yang kerap terpecah. Sikapnya ini memunculkan rasa hormat dari hampir semua kalangan yang mengenalnya.

Sabtu malam 23 November sekitar jam 23, kami mendapat kabar beliau masuk rumah sakit. Beliau dikabarkan baru saja memimpin rapat bersama salah satu komunitas burung.

Minggu pagi, kabar duka menghampiri kita semua. Doa terbaik untuk beliau, semoga inilah jalan terbaik menurut Allah SWT. Innalillahi wa Innailaihi Roji’un, selamat jalan pak Joko, Insya Allah Husnul Khotimah. [maltimbus]

 

 

KATA KUNCI: orbituari joko bonita

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp