LOVE BIRD SURO DIBELI SEHARGA RP. 35 JUTA KINI DITAWAR RP. 250 JUTA.

LOVEBIRD SURO ANDALAN HADIS TANOSHI MOJOKERTO

Saat ‘Ngamen’ Ditawar 250 Juta

Dibeli seharga Rp 35 juta saat masih Paud, lovebird Suro milik Hadis Siswanto kini menjadi bintang lapangan dan sempat dilamar 250 juta. Tidak terhitung berapa kali gaco ini meraih hatrik bahkan kuatrik.

Tak banyak lovebird yang dibawa Tanoshii SF saat menyambangi gantangan untuk adu ngekek. Paling banyak ia cuma membawa 4 ekor, itupun hanya Suro dan Mahesa yang paling sering dinaikkan ke gantangan. Meski begitu, prestasi kedua lovebird dewasa dan Paud ini tidak bisa disepelekan. Si Suro misalnya, sudah sering merajai kontes di berbagai gantangan, baik di mojokerto maupun kota lain.

 

 

HADIS DAN BRIAN SAAT MENYABET JUARA 1 LIMA KALI DI SEBUAH EVEN DI MOJOKERTO.

 

“Mahesa sudah menginjak dewasa dan beberapa kali sudah turun di kelas dewasa, mudah-mudahan prestasinya tidak kalah dengan Suro,” ujar Hadis Siswanto kepada burungnews saat ditemui di kediamannya Dusun Jatiwetan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto.

Hadis yang saat lomba sering ditemani Brian dan Acong menjelaskan bahwa Suro dulu dibeli dari seseorang yang berada di Pandaan, Pasuruan, seharga Rp 35 juta. Mula-mulanya kawan-kawannya banyak yang tidak setuju dan menganggap burung itu kemahalan. Tapi, feeling Hadis terhadap Suro yang waktu itu masih paud begitu kuat, ia yakin Suro akan bisa bekerja dengan baik saat berada di tangannya.

 

SUDAH SAATNYA JAGOAN MAU TAMPIL MAKSI. Gunakan Moncer1 dari Super Kicau, asupan paten para juara. Bisa diberikan dengan beragam cara, bisa teteskan langsung pada paruh (bila burung terbiasa dipegang tangan), teteskan pada minuman, oles dan campur dengan makanan atau EF, atau suntikkan pada EF seperti jangkrik.

Untuk tahap awal, berikan setiap hari selama sepekan. Lihat dan perhatikan perubahan yang terjadi. Selanjutnya bisa diberikan mulai H-2 atau sesuai kebutuhan. HATI-HATI BARANG TIRUAN.

 

Uang Rp 35 juta itu menurut Hadis tidak dari uang pribadi, tapi uang burung yang mereka sisikan dari menang di beberapa perlombaan. Suro akhirnya terbeli, namun beberapa minggu berada di tangan Hadis dan kawan-kawannya yang dibawa bendera Tanoshii SF burung itu tidak mau diajak bekerja.

Sekitar sebulanan Suro tidak mau mengeluarkan ngekek andalannya sampai akhirnya Hadis tahu bagaimana memperlakukannya. “Intinya terletak pada makanan dan perawatannya,” ucap Hadis, yang di rumahnya setidaknya ada 100-an ekor burung lovebird.

Seorang karyawan mereka pekerjakan untuk merawat burung-burung itu jika mereka sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak bisa mengurusi burung-burung tersebut. Namun itu dulu, sekarang Hadis, Brian, dan Acong, lebih serius mengurusi burung dan memilih meninggalkan pekerjaan lama mereka.

 

PIALA HASIL DARI SURO MEMENUHI RUMAH HADIS DI MOJOKERTO.

 

Hampir setiap hari, tiga orang ini selalu datang ke gantangan untuk mengikuti lomba. Hanya Senin mereka memutuskan libur, sementara Sabtu dan Minggu adalah waktu yang justru paling sering diadakan kontes ngekek dan burung kicauan yang skalanya lebih besar atau bergengsi.

Di antara lomba ngekekmania dan kicaumania yang diikuti Tanoshii SF, kontes di Malang adalah yang paling berkesan bagi mereka. Sebab di kota inilah burung mereka yang bernama Suro menyabet 7 piala selama 2 hari berturut-turut. “Sebelum berangkat ke Malang, kami sudah mempersiapkan burung yang akan kami bawa. Malang bagi kami sangat menarik untuk mengikuti kontes sebab di sana banyak penghobi gila dan berkelas,” ujar Hadis.

Brian menambahkan bahwa kehebatan Suro rupanya membuat seorang penghobi burung yang kaya terus memantaunya. Penghobi itu bahkan mendekati juri untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas ngekeknya. Saat kontes masih berlangsung, Hadis tiba-tiba dipanggil panitia. Mereka menduga waktu itu burungnya pasti akan dilarang untuk bermain lagi, tapi ternyata kami dipertemukan dengan seseorang yang menyukai Suro. Ia menawarkan agar kami melepaskan Suro dengan nilai Rp 250 juta.

 

 

Mendapatkan tawaran yang mengiurkan itu, Hadis, Brian, dan Acong saling pandang seolah sedang minta masukan satu sama lain. Sampai akhirnya mereka kemudian memutuskan untuk menolak tawaran tersebut. Alasan penolakan itu lebih disebabkan karena melihat prestasi Suro yang kiat membaik dan menganggap Suro adalah burung pekerja yang masih bisa berprestasi lebih hebat lagi.

Hadis, Brian, dan Acong mengaku tidak menyesal menolak tawaran itu. Mereka juga tidak khawatir Suro akan mengalami penurunan kualitas suara, sebab burung ini sudah dewasa dan suara konsletnya sudah ngunci. Pantauan burungnews, Suro dari waktu ke waktu memang prestasinya masih luar biasa, dan masih sangat disegani oleh para pemain ngekekmania. 

 

 

Hadis menjelaskan bahwa perawatan Suro tidak susah. Pagi mandi, lalu dijemur sampai sekitar pukul 10.00 WIB. Makanan justru yang perlu diperhatikan dengan seksama, agar kondisi Suro tetap sehat, tidak kurus atau terlalu gemuk. Jika tidak sedang bertanding, Suro dimasukkan ke dalam kandang unthulannya yang tujuannya agar ia tidak ngekek. Dalam keadaan berpisah dengan pasangannya, ia akan selalu ngekek apalagi jika masanya birahi.

“Suro di latber dan latpres di beberapa gantangan sudah tidak boleh ikut serta. Suro paling sering mainnya sudah di piala cup, kalau pun main di latpres itu untuk semacam latihan saja,” ujar Acong yang diiyakan yang lain.  

Selain Suro, Mahesa hasil ternak Tanoshii SF juga tak kalah dalam prestasi. Mahesa yang saat ini mulai menginjak dewasa pernah ada penawaran Rp 15 juta, tapi lagi-lagi tidak mereka lepas, sebab katanya burung ini bisa diajak bekerja.

 

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

 

 

KATA KUNCI: tanoshii sf tanoshii sf mojokerto hadis siswanto lb suro suro

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp