PARA PEMUL ITU SESUNGGUHNYA YANG BIKIN LOMBA RAMAI DAN MERIAH

KENAPA LOMBA-LOMBA INI DISEBUT RAMAH PEMULA?

Sejumlah lomba, di antaranya lomba akbar, mulai mengkampanyekan diri sebagai lomba ramah pemula. Pemula yang jumlahnya sangat besar, makin disadari jadi pasar yang gembuk bagi para EO. Beragam program pun disodorkan untuk menarik hati mereka.

Sebagian dari kita, mungkin memiliki gambaran kalau pemula itu identik dengan latber atau paling tidak latpres. Tiketnya terjangkau, musuhnya juga relatif ringan dan sebanding, tidak ada yang begitu berat.

 

 

ASUPAN PATEN PARA JUARA. BERANI COBA?

 

Apakah pemula selalu harus terkait dengan tiket terjangkau, apa mereka kurang mampu atau kurang bernyali membeli tiket yang lebih tinggi? Nah ini yang perlu diluruskan, karena pemula sesungguhnya tidak identik dengan kemampuan ekonomi atau nyali. Di sebut pemula ya karena yang bersangkutan relatif masih baru di dunia lomba burung, sehingga mungkin masih meraba-raba langkah yang mesti ia tempuh.

Sebagai pemain yang relatif baru, para pemula umumnya masih lurus-lurus saja saat mengikuti lomba, cenderung lugu atau apa adanya mengikuti aturan yang ia ketahui. Diminta pesan tiket dulu, ikut. Bayar atau transfer  dulu, oke.

 

 

Dapat tiket pinggir, tengah, atau di posisi mana pun, mau menerima. Dipanggil supaya segera menggantang burung tanpa saling tunggu, siap. Disuruh segera keluar, melihat dari luar pagar dan tidak perlu teriak, nurut.

Jadi sesungguhnya, betapa para pemula itu benar-benar membuat kerja pantiia jadi sangat enak, tidak merepotkan, karena memang jarang ada pemula berulah.

Dengan segala “kemewahan” yang dipersembahkan oleh para pemula untuk para EO, lalu apa balasan yang diterima para pemula. Nah ini dia yang bisa panjang diskusinya.

 

 

Umumnya, para pemula merasa sering dianaktirikan, bahkan dicederai. Para EO, terutama untuk even yang lumayan besar, dianggap lebih mengistimewakan peserta tertentu, entah karena kenal atau alasan lainnya. Pengistimewaan itu sudah tampak sejak di titik pelayanan awal atau sebelum lomba, saat penilaian, hingga layanan akhir sewaktu pengambilan hadiah.

“Banyak hal yang didapatkan peserta tertentu, sama sekali tidak bisa diperoleh oleh kita para pemula. Padahal kalau mau jujur, yang membuat lomba ramai itu ya kita-kita, karena keseluruhan jumlahnya lebih banyak,” ujar seorang pemula.

 

 

Panitia misalnya, dianggap mengistimewakan peserta tertentu termasuk layanan lomba. Biasanya mereka diberi akses tukar atau mengembalikan tiket meski aturannya jelas-jelas ndak boleh, masuk lapang saat penilaian, sering terlihat didekat atau malah masuk ruang juri, juga bisa masuk ke ruang rekap hingga penulisan piagam.

“Hal-hal seperti di atas, terutama yang terkait dengan layanan lomba, yang sering membuat kami-kami jadi keki dibuatnya. Orang sama-sama bayar, sama-sama peserta statusnya, tapi kok perlakuannya beda. Mungkin saja kalau mau, kami-kami bisa juga sih maksa seperti itu, tapi rasanya kok ndak pantas, tidak elok dilihat orang. Jadi meski kami banyak diam, tapi nonton dan memperhatikan loh kelakuan-kelakuan sejumlah peserta yang lucu-lucu begitu. Berharap saja sih para peserta yang mungkin tokoh, atau barangkali bos, sadar kalau yang mereka lakukan itu sebenarnya memalukan,” ujar seorang peserta lain yang mengaku pemula.

 

 

Barangkali meresepon keluhan banyak pemula, sejumlah EO pun berbenah dan secara sistem pun mencoba menyiapkan program khusus agar para pemula bisa lebih terwadahi. Sekali lagi, tidak semata menyiapkan kelas yang harganya terjangkau. Meskipun hal itu baik-baik saja, tapi masalah utamanya bukan di situ.

Agar pemula merasa nyaman, perlu kelas di mana panitia secara sistem memang menjaga agar lawan-lawannya seimbang. Dengan demikian kesempatan menang pun besar.

Setelah itu, di kelas-kelas yang umum pun, panitia memastikan para juri mau memberikan perhatian yang sama kepada semua peserta. Tak peduli apakah itu burung milik tokoh, atau pemain kebanyakan dari negeri antah berantah.  Semua perlu benar-benar mendapat perlakuan yang sama dalam hal penilaian burung.

 

 

Nah, dalam waktu dekat ini, ada sejumlah even yang mengklaim sebagai ramah atau memberikan ruang nyaman bagi para pemula. Yang terdekat adalah yang dilakukan Mr. Komplong dan kawan-kawan di Banjarnegara dengan gelarannya Piala Dawet Ayu, Minggu 3 Desember.

Di belakangnya ada Gagay Hegar, Rizky Rizdar dan kawan-kawan dengan gelaran mutakhirnya Radja Enterprise di Soreang, Bandung pada Rabu 6 Desember.  Kemudian  ada Mr. Pitex Zona yang akan memimpin kepanitiaan dalam even unik Piala Kota Gudeg. Lalu di awal tahun 2018, ada Mr. Yono Plaza, Samuel, dan kawan-kawan PBI Semarang dengan gelarannya Plaza Cup VI.

 

 

Piala Dawet Ayu menawarkan tiket 30 ribu hadiah 1 juta hingga tiket 90 ribu hadiah 3 juta, utuh tanpa potongan. Radja Enterprise menawarkan tiket 20 ribu, 30 ribu, dan tertinggi 50 ribu berhadiah MOTOR.

Piala kota Gudeg tiket 30 ribu hadiah 1,5 juta hingga tiket 200 ribu hadiah 5 juta. Plaza Cup menawarkan tiket 50 ribu hadiah 500 ribu sampai tiket 500 ribu hadiah 7 juta.

Hal yang sama dalam even itu, membuka kelas love bird Bursa dengan kewajiban menjual bagi pesertanya dengan harga maksimal yang sudah ditentukan bila ada yang tertarik. Kelas ini dianggap untuk memberikan ruang bagi para pemula agar ketemu dengan lawan yang seimbang. Demikian pula pada kelas love bird Paud atau Balibu.

 

 

Di Radja Enterprise sedikit berbeda, tapi prinsipnya memberikan kesempatan pada para akar rumput atau pemula. Kelas 50 ribu hadiahnya MOTOR berlaku untuk kelas murai batu, love bird BALIBU, dan JAKAL SUREN.  Ini pertama kali loh, kelas BALIBU dan JALAK SUREN yang selama ini juga identik dengan burungnya para akar rumput, berkesempatan meraih motor dengan tiket sangat terjangkau.

Di luar kelas-kelas itu, panitia menjanjikan penilaian yang fairplay tanpa melihat siapa pemiliknya. Aturan akan diketatkan, seperti  kalau memang tidak boleh di dalam lapang saat penilaian, semua peserta tanpai pilih-pilih haru di luar pagar, apalagi sampai masuk ruang panitia dan sekretariat, benar-benar harus steril dari peserta atau siapa pun yang tak berkompeten. Sejuh mana janji itu akan jadi kenyataan, waktu yang akan membuktikannya.

KATA KUNCI: lomba ramah pemula tiket terjangkau layanan sama dan adil piala dawet ayu radja enterprise soreang piala kota gudeg plaza cup semarang malioboro vaganza

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp