DIMAS PECIL DKK DI NEW SMN BERCAHAYA, 6 NOVEMBER 2022

DIMAS PECIL CIAMIS

New SMN Bikin Akar Rumput Tak Takut Lomba + Brosur Terbaru

Lomba burung, sering kali membuat ciut nyali para akar rumput. Bukan karena burung mereka kurang bersaing, tapi entah disadari atau tidak, disengaja atau tidak, juri kerap “silau” oleh burung milik para bos. Di Cilacap, anggapan itu kini mulai terbantahkan dengan adanya New SMN.

Situasi seperti itu jamak terjadi hampir di seluruh daerah di tanah air. Pun di kota kecil seperti Cilacap dan sekitarnya. Dalam rentang waktu yang cukup panjang, banyak kicau mania yang merasa dianaktirikan. Keberadaannya seolah hanya jadi pelengkap penderita.

Itulah yang membuat banyak kicau mania, terutama akar rumput, enggan mendatangi suatu lomba. Begitu kemasan sedikit naik level dari Latber-Latpres, mereka merasa bahwa juara seakan sudah ditentukan sebelumnya. “Ah paling juaranya itu-itu saja, kalau bukan milik si A ya larinya ke si B,” begitu kira-kira keluh kesah mereka.

 

DIMAS PECIL DI NEW SMN LAP DYNAMIX 2 OKTOBER 2022

 

Hal ini disampaikan oleh salah satu kicaumania yang mengaku sebagai bagian dan menyuarakan akar rumput, Dimas Pecil. Dimas adalah kicaumania asli Ciamis, namun bergabung dengan Gangster Team, asal Sidareja, sebuah kota kecil di ujung barat Cilacap, mendekati perbatasan dengan Pangandaran, Jawa Barat.

“Saya tertarik dengan sistem penjurian terbuka, menggunakan 4 juri tanpa korlap, terus peserta juga cuma 24-G. Di Jawa Barat wilayah Priangan Timur yang berada dalam jangkauan kami, belum ada sistem 4 juri tanpa korlap, itu yang membuat dari awal mulai lomba di SMN saya ikut dan setia, selalu hadir.”

 

 

Pembatasan jumlah peserta hanya maksimal 24, didukung juri 4 orang tanpa korlap, tentu juga tanpa saling komunikasi dan koordinasi, membuat peserta juga bisa ikut memantau keberadaan burung di semua posisi dengan cukup baik. Secara tidak langsung, juga berarti mengawasi jalannya penjurian.

“Apalagi juri kan tidak saling komunikasi, harus berani membuat keputusan dan menentukan sendiri mana yang hendak diajukan, sampai yang kemudian diganjar koncer. Kalau pilihannya meleset, akan ketahuan salahnya. Ajuan sendirian kan sistem akan mencoret secara otomatis,” ujar H. Ao, Ketua New SMN.

 

H YUNUS DAN H AO, WAKA DAN KETUA NEW SMN

 

Bisa saja terjadi mis dari para juri, yang membuat burung kurang layak, atau sebenarnya bagus tapi ada yang lebih layak malah terbuang, namun diajukan oleh lebih dari satu juri. Ajuan lebih dari satu juri, membuatnya berpeluang masuk nominasi, ada potensi bisa dapat koncer.

“Secara teknis tidak salah, mungkin lepas dari pengamatan peserta. Ingat, masih ada pengawas yang memantau kinerja team juri. Bila terjadi hal demikian, pasti kita akan tahu dan bakal menelusuri sumber mis itu dari mana. Kita tidak main-main dan tidak memberikan toleransi bila ada juri yang ketahuan membuat kesalahan, apalagi bila terindikasi disengaja dan dilakukan berjamaah,” tandas H. Yunus, Wakil Ketua New SMN.

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

Konsep seperti inilah yang membuat kicaumania di Cilacap, khususnya para akar rumput yang biasa melombakan burung “lawaran”, apa adanya, merasa mendapatkan angin segar, sebagaimana diungkapkan oleh salah satu dari mereka, Dimas Pecil. Burung bisa saja juara atau kalah, tapi mereka bisa menerimanya, sepanjang juri dianggap sudah menilainya sesuai fakta lapangan, merujuk pada pakem yang sudah ditentukan.

Dimas, juga mengaku tidak sendirian merasakan kenyamanan dan kepuasan dengan apa yang selama ini disajikan, sejak awal SMN hingga bermetamorfosa menjadi New SMN. “Saya kebetulan menjadi motor penggerak team untuk berangkat ke lomba mana pun. Kita seringlah, bahkan selalu ngobrol dengan kicau mania lain ketika berada di lapangan. Secara umum, mereka juga merasakan kenyamanan dalam penilaian dengan 4 juri tanpa korlap, sebagaimana sudah diterapkan di New SMN.”

 

DIMAS PECIL DI EVEN NEW SMN TAMBAK, 22 MARET

 

Meski begitu, ada masukan dari para kicaumania, yang ingin disampaikan oleh Dimas. “Berharap pada event berikutnya, seperti gelaran 14 Mei besuk, panitia menyediakan tempat duduk untuk joki dan pemilik burung. Supaya tidak terganggu oleh penonton atau kicaumania yang burungnya sedang tidak digantang. Selebihnya saya kira sudah ok, semoga ke depan New SMN terus berbenah ke arah yang lebih baik.”

Sementara itu, Gilang NPC selaku Kabid Humas New SMN, sekaligus menjadi pengawas lomba di New SMN, mengaku sangat berterimakasih dengan adanya masukan dari para peserta. “Setiap feed back, masukan, apa pun bentuknya, mungkin juga berupa kritik, pertanda bila mereka cinta pada New SMN. Kami ingin terus berbenah menuju lebih baik, salah satu sumber masukan tentu dari para peserta, yang merasakan langsung bagaimana lomba yang kami sajikan.”

 

GHONY DAN POETRA GILANG NPC

 

Gilang juga mengungkapkan, bila selama ini yang selalu meramaikan event memang dari para kicaumania lokal yang notabene akar rumput. “Mereka bisa dikata tak pernah absen, selalu mengikuti dan meramaikan event-event kita. Memang partisipasinya bisa kita amati, lebih ke tiket 500 ribu ke bawah. Maka New SMN juga selalu menyiapkan kemasan yang terjangkau oleh khalayak. Kalau pun ada kelas yang lebih tinggi, sifatnya sebagai pendamping, pelengkap, dan berharap mereka yang ikut kelas tersebut bisa menjadi pembeli burung-burung milik akar rumput.”

Gilang yang sehari-hari selain breeder sukses juga seorang advokat, mengungkapkan bila sekarang, New SMN sudah berbadan hukum. “Dengan begitu, kita berharap New SMN semakin dewasa dan profesional. Seluruh punggawa, termasuk bagian fungsional, team juri, bisa bekerja secara jujur dan amanah.”

 

 

Ghony, punggawa New SMN lainnya, juga menegaskan bila New SMN selalu menghargai para peserta dari semua kalangan sebaik mungkin, seadil mungkin. Perhatian, pelayanan, sama dengan yang diberikan kepada kicaumania lain yang bisa dikut di kelas lebih tinggi, atau yang datang dari luar kota.

“Jadi tidak mentang-mentang tamu, dari daerah yang lebih jauh, bisa ikut tiket mahal, lantas kita istimewakan. Hak dan kewajiban peserta itu benar-benar sama, mau yang hanya ikut satu sesi atau punya satu tiket saja, atau yang beli beberapa tiket dan mungkin bawa beberapa burung.”

 

MENGGUNAKAN SANGKAR SMN UNTUK SEMUA KELAS MB A, DAPAT BONUS

 

Ghony pun menyebut beberapa hal menarik dari event Dirgahayu ke-20 SPP.PWK – New SMM, Minggu 14 Mei yang akan datang. “Kami menyiapkan bonus untuk juara 1-2-3, bagi yang menggunakan sangkar SMN, di semua kelas Murai Batu A. Juga tersedia bonus sangkar kotak SMN untuk kelas Cucak Hijau dan Kacer.”

Secara konsep, 24-G di New SMN mungkin ada sejumlah kesamaan dengan di tempat lain, meski detil teknisnya ada yang berbeda. “Kami mencoba menjual atau menawarkan kualitas, bukan mencari kuantitas. Alhamdulillah, sudah bisa diterima.”

 

 

Meski sudah melakukan road show di beberapa kota, namun fokus New SMN masih lebih pada bagaimana menyerap dan memperkuat dukungan dari kicaumania lokal di Cilacap dan sekitarnya dulu. “Cakupannya, seperti sebagian Jawa Barat atau Priangan Timur yang berbatasan dengan Cilacap, Eks Karesidenan Banyumas hingga Pantura, dan Eks Karesidenan Kedu selatan,” imbuh Ghony.

Mereka yang sudah mendaftar dan mengamankan pesanan tiket, selain peserta lokal Cilacap, juga banyak dari Pantura, eks karesidenan Banyumas dan Kedu seperti Kebumen dan Purworejo, hingga yang terjauh sementara dari Jakarta. “Ada juga kicaumania yang hadir tanpa bawa burung, tapi niatnya lebih untuk mantau dan berburu jagoan baru,” ungkap Ghony. [maltimbus]

 

BROSUR LENGKAP PIALA PESONA INDONESIA, KLIK STOP PRESS BERIKUT:

 

BROSUR DAN JADWAL LOMBA DIRGAHYU KE-20 SPP.PWK – NEW SMN:

 

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

KATA KUNCI: dimas pecil new smn

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp