HANY FAROKO. USAI TAKE OVER MB KRIS JOHN DI CIBUBUR

USAI TAKE OVER DI BURSA RONGGOLAWE AWARD

Di Piala Canting Ada yang Bagus, Siap Beli Lagi!

 

 

 

Seperti diberitakan oleh burungnews sebelumnya, Hany Faroko melipat murai batu di bursa Ronggolawe Award Cibubur, 9 Juli, seharga 99,8 juta. Rupanya Pembina Ronggolawe Nusantara ini belum akan berhenti. 

Kalau di Piala Canting ada lagi, Hany mengaku siap membeli lagi. Memang, di Piala Canting Pekalongan, 16 Juli, tidak ada kelas bursa murai batu. Tapi, hal itu bukan penghalang bagi yang ingin berburu jagoan.

“Masalah jual-beli burung bukan berarti harus di kelas bursa. Itu menyangkut kita sebagai calon pembeli suka, pemilik mau menjualnya, dan ada kecocokan harga. Intinya, kalau memang burung bagus, paling tidak setara lah dengan yang saya beli di Cibubur, syukur lebih baik lagi, siap menawarlah dengan harga yang pantas, yang sesuai dengan kondisi burungnya, mungkin bisa lebih tinggi,” jelasnya. 

Hany Faroko, mulanya dikenal karena prestasi jagoan love birdnya yang bernama Golden Boy. Waktu itu, belum era love bird konslet seperti sekarang ini. Golden Boy sangat mendominasi kejuaraan, sering nyeri bahkan hatrik di berbagai lomba lintas EO.

 

 

Belakangan, Hany mulai pindah haluan ke murai batu. Salah satu koleksinya Abimanyu, saat ini menjadi salah satu yang terbaik dan disegani. Merasa belum cukup, paling tidak untuk melapis, mengingat saat ini even sangat banyak dan padat, Hany pun terus mengumpulkan jago terpilih lainnya.

Itu sebabanya, pembelian di Cibubur pekan lalu, disebutkan Hany bukan yang terakhir. “Insya Allah saya berangkat ke Pekalongan, sekalian mau mantau-mantau juga kalau ada yang bagus dan cocok di harga, kenapa tidak,” ujarnya penuh semangat.

Tapi, Hany akan menghadapi sejumlah penantang lain yang tak bisa diremehkan. Maksudnya, penantang sesama pemantau dan pemburu jago murai. Di jajaran sesama pengurus Ronggolawe, ada nama Andri Komplong dari Banjarnegara, yang juga dikenal sebagai murai mania.

“Kemarin saya juga berangkat ke Cibubur, sebenarnya juga mantau-mantau. Tapi harus mengaku kalah cekatan dengan om Hany. Ya kalau di Jabodetabek om Hany kan itungannya tuan rumah, punya banyak anak buah yang membantu memantau dan kemudian langsung mengeksekusi, saya di sana bisa dibilang single fighter. Di Pekalongan pasti beda ceritanya, saya sudah menyiapkan banyak teman-teman untuk bantu memantau dan kalau nemu yang bagus dan prospek untuk segera melakukan upaya eksekusi,” tandas Komplong tak kalah lantang.

 

EGIH, HANS, KOMPLONG & H EBOD BERSAMA BRANJANGAN MANIA

 

Hanya mereka berdua yang mau meramaikan persaingan memburu muru batu jempolan? Oh ternyata tidak. Sang bigbos H. Ebod yang kabarnya sudah mulai mengoleksi murai batu, rupanya ikut panas juga mengetahui om Hany baru saja mentake over jagoan di Cibubur.

“Jujur di Cibubur saya ndak sempat kepikir pantau dan cari burung. Lihat peserta membludak, lomba lancar, sudah seperti mau eforia saja. Setelah tahu ada deal seperti itu, baru merasa seperti kebakaran jenggot juga. Makanya besuk di Pekalongan sudah mulai ancang-ancang ini, termasuk menyiapkan duitnya juga. Pokoknya begitu cocok langsung bayar ditempat. Tidak ada istilah besuk-besuk.”

Meski mengaku hanya pengurus lokalan dan pinggiran, Antok SKC dari Kebumen rupanya juga tak mau menyerah begitu saja. “Saya merasa perlu meng up grade jago murai juga. Dapat kabar di Pekalongan bakal turun burung-burung jempolan, jadi rugi sekali kalau tidak ikut mantau. Ya siap-siap juga sih, kalau ada yang bagus dan mau lepas, langsung kita tangkap saja peluang itu sebelum dikejar lainnya,” ujarnya sambil malu-malu, tapi serius sekali.

Persaingan memburu jagoan murai bagus bakal semakin panas dan seru, karena sejumlah kiermasteer “profesional” juga siap beraksi. Salah satunya adalah Yopie “Kucir” Widianto dari Purbalingga.

 

YOPIE KUCIR. SIAP KEJAR MURAI TERBAIK DI PIALA CANTING

 

Yopie dikabarkan juga sudah menyiapkan amunisi sekarung untuk memastikan bisa pulang dengan membawa yang dicari. “Pesan dari bos, mau berapa pun harga kalau memang materi dan perfoma sesuai, bukan masalah.”

Bagaimana dengan Egih yang kali ini bertindak sebagai tuan rumah. “Walah pengin juga tapi ndak kuat mikir. Sementara jadi penonton sajalah, sapa tahu malah dapat odeng kanan-kiri hahaha,” ujarnya.

Tentu saja, Egih hanya bergurau. “Ya saya sih karena jadi panitia pelaksana, ikut senang dan gembira melihat antusiasme calon peserta, termasuk kehadiran para pemantau yang tentu bakal ikut membuat suasana lomba jadi lebih meriah. Mudah-mudahan semua berjalan lancar sesuai rencana. Selain pesertanya ramai, cuaca mendukung, tak ada komplain peserta, itu yang kita inginkan. Terimakasih atas dukungannya, selamat datang di Pekalongan.”

 

TERKAIT:

PESERTA TEMBUS 2.600, 3 BURUNG TERJUAL DI BURSA, KLIK DI SINI

 

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

 

KATA KUNCI: hany faroko kris john piala canting egih hans komplong h ebod yopie kucir

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp