SIAPKAN JAGO KE SOEHARTO CUP, SEKALIGUS HUNTING JAGO BARU

MR. HOKKY KARFEED

Lanjutkan Perburuan Jago Love Bird ke HM Soeharto Cup

Nama Hokky Karfeed, kicau mania asal Salatiga dalam beberapa hari terakhir cukup viral. Sebabnya burung yang ia incar di kelas bursa, urung dijual oleh pemiliknya. Ia berharap kejadian yang menunjukkan sikap tidak gentleman itu tidak terjadi lagi di even berikut seperti HM Soeharto Cup.

Harapan untuk mendapatkan jago baru, yang mungkin malah lebih baik, memang masih terbuka lebar. Beberapa even memberikan harapan yang cukup menarik, salah satu yang terdekat adalah HM. Soeharto Cup, Minggu 18 Maret besuk di Kampus Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Setelah melewatkan beberapa hari sejak peristiwa yang tidak mengenakan itu, kini Mr. Karfeed merasa sudah bisa lebih tenang. “Ya ambil hikmahnya, mungkin belum rejeki. Mungkin kami akan diberi yang lebih baik lagi, semoga itu jadi kenyataan, mungkin di Soeharto Cup besuk Minggu 18 Maret.”

 

 

IKUTI LANGKAH PARA JUARA! Berikan Moncer1, asupan paten dari Super Kicau Grup yang terpercaya. Untuk pemakaian awal, bisa diberikan tiap hari selama seminggu, selanjutnya cukup mulai H-2 atau sesuai kebutuhan.

 

Di Soeharto, panitia membuka tiga kelas bursa, masing-masing kelas Cendana tiket 100 ribu, hadiah 1,5 juta dibursakan maksimal 100 juta. Berikutnya ada kelas Kemusuk tiket 80 ribu hadiah 1 juta dibursakan maksimal 80 juta, dan kelas Pejuang tiket 50 ribu hadiah 600 ribu dibursakan maksimal 50 juta.

Bagaimana kalau ada peserta yang nekat kembali mangkir menolak menjual setelah melihat burung yang ia gantang tampil sangat bagus? “Sudah kami antisipasi dengan sanksi yang cukup berat, yaitu denda 5 kali hadiah juara 1. Jadi kalau terjadi di kelas Cendana didenda 7,5 juta, di kelas Kemusuk didenda 5 juta, dan di kelas Pejuang didenda 3 juta. Selain denda, misal burung dia meraih juara kejuaraannya juga dibatalkan,” jelas Anang Sadex, punggawa RI DPD Yogyakarta.

Selain sanksi yang cukup memberatkan dan diharapkan bisa membuat efek jera, panitia juga  akan terus melakukan sosialisasi bahwa yang namanya kelas bursa, ya khusus bagi mereka yang memang ingin menjual. “Kalau memang belum ingin menjual, apa pun alasannya, mohon jangan ikut kelas bursa,” imbuh Anan g.

 

 

Mr. Karfeed sendiri mengaku sudah mempelajari aturan main yang diterapkan di Soeharto, akan membuat orang berpikir ulang nekat menurunkan jago yang tidak ingin dijual. “Di luar itu, kalau sampai terjadi lagi yang ketiga, saya akan ngotot mempertahankan hak untuk membeli. Cukup dua kali saja di PHP oleh peserta bursa. Saya kira hal yang sesungguhnya memalukan itu tidak akan terjadi di Yogyakarta, kota yang istimewa dengan SDM termasuk para kicaumanianya yang terdidik, tentu akan lebih mengedepan sikap gentle dan menjaga rasa hormat.”

Untuk memastikan jago yang diincar bisa dibawa pulang,  Mr. Karfeed mengaku akan membawa sangu yang lebih dari cukup. “Jangan kawatir, kita siap kok. Mau minta cash keras juga bisa, mau transfer ya lebih praktis. Pokoknya begitu deal, langsung bayar tidak pakai lama.”

 

 

Even HM Soeharto Cup tahun ini dikemas secara lebih bersahaja, dengan bandrol tiket yang lebih bisa terjangkau oleh semua kalangan. Hal ini dimaksudkn untuk mencerminkan sikap dan sosok Soeharto yang selama hidupnya memang selalu hidup sederhana dan merakyat.

Panitia menyiapkan 4 doorprise sepeda motor yang bisa dibawa pulang oleh siapa pun, tanpa burungnya harus juara. 3 Motor masing-masing akan diundi khusus di kelas Cendana, Kemusuk, dan gabungan kelas Pejuang & Rakyat. Satu motor lagi untuk doorprise umum semua kelas.  

KATA KUNCI: hokky karfeed hm soeharto cup hokky chan

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp