SESI LOVE BIRD DI JIS, RABU 12 DESEMBER 2018. FULL PESERTA

LB FIGHTER DIPISAH / KELAS SENDIRI

Peserta Ramai Lagi, Komplain Lebih Sedikit

Sejumlah gantangan di Solo Raya mulai menerapkan konsep memisahkan kelas love bird fighter dengan konslet. Peserta yang sempat meredup sudah kembali menggeliat. Lebih ramai, dan komplain menurun drastis. Gantangan JIS, Solo Baru, salah satunya.

Peserta love bird yang beberapa tahun lalu selalu ramai, berangsur berkurang. Bahkan belakangan dalam setahun terakhir mulai terlihat sepi. Hal yang mesti dicarikan jalan keluar, kalau tak ingin gantangan tutup.

Biang yang membuat banyak peserta love bird mulai enggan turun, adalah karena peluang untuk juara hampir tidak ada. Kok bisa?

Ya, karena ada burung yang begitu digantang langsung bunyi terus. Berhenti atau jeda sebentar, lalu bunyi lagi. Begitu seterusnya. Itulah yang kemudian disebut sebagai konslet. Pokoknya bunyi terus tanpa peduli pada kanan kiri.

 

 

TABEL POIN PENILAIAN DI JIS

 

Memang, secara pakem pada umumnya, burung seperti ini tidak menyalahi aturan. Justru itulah kualitas puncak yang dicari. Maka, hampir semua love bird mania pengin punya. Tapi, bukan berkara mudah bisa mencetak konslet. Hanya yang benar-benar beruntung bisa memilikinya. Atau kalau tak beruntung, mesti memiliki segepok uang agar bisa membeli yang sudah jadi konslet.

Berbeda dengan burung fighter yang masih punya peluang untuk tidak kerja maksimal, tampil setengah-setengah, atau bahkan sama sekali tidak tampil, burung konslet hampir pasti kerja. Karena itu kalau punya konslet, hampir pasti bisa juara. Hanya sesama konslet yang bisa mengalahkannya. Pengin ambil jalan pintas dengan beli yang sudah jadi konslet, ... muahall bro.

 

SNOT, banyak menyerang love bird. Bila tidak cepat tertangani, bisa menyebabkan kematian. Perpaduan LEMAN'S dan SNOTGO, manjur menyembuhkan SNOT. Coba dan buktikan!

 

Maka, pelan-pelan pemilik fighter memilih menyingkir. Biasanya, begitu di lapang tampak ada burung konslet, para pemilik fighter memilih mundur teratur. Entah memilih jadi penotong saja, balik pulang, atau kalau pada saat yang sama ada gelaran lain yang tidak terlalu jauh, akan mencoba pindah gantangan.

“Belum mulai gantang saja sudah pada minder. Baru lihat orang yang dikenali sebagai pemilik fighter, yang lain sudah pilih angkat kaki. Apalagi kalau sudah mencoba turun dan di antara musuhnya benar-benar ada yang konslet. Satu saja, apalagi kalau sampai ada beberapa ekor, bisa dipastikan pada sesi berikutnya langsung berkurang  banyak pesertanya,” ujar Topan, pendiri dan pengelola gantangan JIS Solo Baru.

Setelah berproses cukup lama, barulah ada semacam kesimpulan bahwa solusi yang diyakini bisa menjadi jalan keluar adalah, dengan memisahkan burung fighter dan konslet dalam kelas tersendiri.

 

PARA PUNGGAWA DAN JURI JIS

 

“Keduanya kita beri kesempatan bertarung dengan lawan yang seimbang atau sebanding. Tidak lagi dicampur. Ada kelas khusus fighter, ada kelas bebas atau umum yang memberikan ruang bagi burung-burung konslet. Yang punya fihgter juga boleh ikut, yang penting sadar siapa musuh-musuh yang harus dihadapi.”

Setelah dipisah atau dibuat kelas tersendiri, peserta yang tadinya sudah banyak berkurang, sudah mau ramai lagi. Banyak love bird mania yang sudah malas-malasan ke gantangan, akhirnya mau bersemangat lagi.

“Dulu memang banyak yang komplain, kalau dicampur mereka merasa diberlakukan tidak adil. Merasa hanya dijadikan pelengkap, dipaksa untuk nyumbang terus menerus. Uang pendaftaran masuk terus, tapi kesempatan untuk menang tiak ada. Ya pilih di rumah saja. Kira-kira begitu.”

Kini Topan dan kawan-kawan merasa lega. Peserta berangsur naik terus. “Dari 9 sesi, dulu paling ramai 300an peserta, sekarang sudah mulai naik jadi 370an. Separuh sesi di antaranya bisa benar-benar full 72 gantangan. Sesi lain kosong beberapa gantangan, ya masih bisa disebut penuh sih.”

 

SETING LOVE BIRD DI MALAM HARI

 

Mz Dwi, salah satu kicaumania yang sering menurunkan love bird, mengaku mendukung dipisahkannya kelas fighter dan konslet. “Bukan semata karena kebetulan saya belum beruntung punya burung konslet. Tapi pemisahan memang terasa lebih adil, memberikan ruang kepada kita, sebagian besar pemilik love bird, punya kesempatan untuk jadi juara. Di luar itu, yang menentukan gantangan bisa ramai atau tidak, juga bagaimana jalannya penilaian. Pemisahan kelas bukan satu-satunya solusi untuk membuat gantangan jadi ramai. Kalau penilaiannya dianggap kurang bagus, peserta yang sudah semakin pinter pasti enggan untuk merapat.”

Dwi secara khusus juga memberikan acungan jempol pada upaya yang dilakukan oleh Topan dan kawan-kawan. “Saya lama mengikuti even di JIS, ada upaya serius menilai burung dengan baik, apa adanya, masih memakai hati nurani. Kalau ngomong juri salah, mungkin saja terjadi kapan saja dan di mana saja. Yang penting mau terus belajar, dan kekeliruan itu bukan karena disengaja. Kenapa sekarang gantangan JIS bisa dikatakan yang paling ramai di Solo Raya, ya karena faktor penialain itu. Sekarang pasti akan semakin ramai setelah pada jenis love bird, ada pemisahan kelas fighter dengan konslet.”

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Eko Jangkrik, pengorbit love bird lainnya. Eko yang mengaku seluruh hidupnya hanya didedikasikan untuk love bird, dan mengandalkan dari love bird, mengaku bersyukur sudah semakin banyak EO khususnya di Solo Raya yang mamu memisahkan kelas fighter dengan konslet.
 

Jangan mengaku kicaumania milenial kalau belum mengoleksi dan menggunakan yang satu ini... hubungi 0821.2959.4199 supaya Anda tak ketinggalan dengan yang lain.

 

“Siapa tak ingin punya konslet. Semua mungkin sudah mencoba melakukan berbagai cara, entah itu mencoba meniru langkah dari yang sudah punya konslet, hingga mengutak-atik dengan cara sendiri. Mungkin ada satu dua yang bisa, tetapi jelas lebih banyak yang gagal. Kita cari cara agar love bird mau bunyi di gantangan saja tidak gampang, apalagi sampai mau konslet. Dengan jago yang biasa-biasa saja, atau hanya fighter, sekarang sudah punya peluang untuk menang. Lha, lawannya kan sama-sama burung biasa.”

Dengan bukti nyata semakin ramainya gantangan yang mau membuka kelas fighter secara terpisah dengan burung konslet, menurut Topan tidak ada alasan bagi gantangan atau EO untuk mulai membuka kelas fighter, terpisah dari konslet. “Hasil akhirnya kan biar gantangan ramai lagi. Itu sudah terbukti. Masa tidak mau.”

Selain gantangan yang menggelar kontes rutin, kabar baik juga kembali beredar. PBI Solo, juga mulai mengakomodir aspirasi para love bird mania agar membuka kelas fighter. Hal itu akan diterapkan pada gelaran Piala Kajari Sukarta, Minggu 3 Februari yang akan datang.

 

 

KATA KUNCI: love bird fihgter itok ils topan jis gantangan jis eko jangkrik mz dwi

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp