CACHA RAHMALIA.

CACHA RAHMALIA

Juri Paud Yang Sering Tugas di Even Besar

Cacha Rahmalia (16) masih duduk di bangku SMU kelas 2, namun juri binaan BnR Mojokerto ini sudah profesional. Di even sekelas Kapolresta dan Walikota Cup Mojokerto, ia terpilih sebagai juri utama.

Beberapa kali melihat juri Cacha Rahmalia di gantangan lomba burung, sekelas Kapolresta Mojokerto Cup dan Walikota Cup, tidak ada yang menyangka jika ia sebenarnya masih Paud alias duduk di kelas 2 SMA. Di antara juri-juri yang kebanyakan didominasi lelaki itu, apalagi jika mengenakan seragam juri.

 

CACHA RAHMALIA BERSAMA SANG AYAH, SERING DIAJAK KE GANTANGAN LOMBA.

 

Chaca atau yang akrab disapa Icha, memang terlihat lebih dewasa dari usianya. Karakter dan auranya seperti keluar sehingga raut sosoknya yang masih belia tidak terlihat sama sekali.

Dengan terus terang, Cacha mengakui sebelumnya ia sama sekali tidak tertarik menjadi juri lomba burung. Namun, karena sering diajak ayahnya ke gantangan lomba, dan sering bertemu dengan berbagai orang yang hobi burung, dan melihat kehebohan lomba burung, ia akhirnya mau juga saat ditawari untuk belajar menjadi juri.

 

SEJAK KELAS 3 SMP CACHA SUDAH MULAI MENJADI JURI PROFESIONAL.

 

“Papa awalnya yang menganjurkan untuk menerima tawaran belajar menjadi juri, tapi saya belum mengiyakannya. Selain papa, beberapa orang juga mencoba menyakinkan saya, di antaranya Om Badrus Jombang, bahwa juri cewek belum banyak, karena itu saya diminta mengambil kesempatan. Sampai akhirnya saya pun mau juga belajar menjadi juri,” ujar Cacha.

Selain Badrus, Afif, Ketua BnR Mojokerto, juga berperan dalam karier Cacha sebagai seorang juri burung kicauan. Selain belajar langsung di lapangan lomba, Cacha juga pernah mengikuti diklat juri di Surabaya selama 3 hari. Di diklat juri itu, Cacha  mendapatkan berbagai materi soal penilaian burung kekean dan kicauan di perlombaan.

 

Pastikan gaco Anda selalu dalam kondisi terbaik. Berikan Moncer1, asupan paten para juara. Dari Super Kicau Grup yang terpercaya.

 

Setelah mengikuti diklat dan belajar langsung di lapangan sampai beberapa lama, dari kelas 3 SMP, Cacha mulai menjadi juri binaan BnR yang profesional. Awal menjadi juri, ia  langsung memegang map berisi form penilaian. Awalnya masih didampingi. Tapi selanjutnya, dalam satu blok ia sudah berani sendirian.

Meski mengaku sempat grogi menghadapi teriakan pemain, namun pesan beberapa seniornya menguatkannya. Menurut mereka tidak perlu menghiraukan teriakan pemain, yang perlu diperhatikan dan konsentrasi adalah burung di gantangan, hal itulah yang membuat Cacha makin percaya diri. “Pokoknya kata para juri senior, no reken youlah! Dari situ, lama-lama saya akhirnya mulai terbiasa,” katanya. 

 

CACHA DIPERCAYA DI EVEN BESAR SEKELAS KAPOLRESTA DAN WALIKOTA CUP.

 

Cacha mengatakan jika pertama kali menjadi juri, honornya masih 25 ribu rupiah. Namun, seiring waktu, honor itu terus mengalami peningkatan. “Ya, sekarang seperti yang lainlah,” ujar gadis yang sekarang ini tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Taman Siswa Mojokerto itu, tanpa mau menunjukkan nilai pastinya.

Karena masih sekolah, Cacha dari dulu sampai saat ini hanya menerima job juri pada waktu Minggu dan libur sekolah. Sekarang saat libur sekolah yang hampir sebulan penuh, Cacha banyak menerima job juri. Namun, karena terikat dengan EO BnR, maka jika ia akan juri di luar gantangan BnR, gadis ini mengaku harus minta ijin.

 

DI RUMAHNYA ADA BEBERAPA BURUNG PELIHARAAN AYAHNYA.

 

Cacha mengaku bahwa peniliaan burung yang paling mudah menurutnya justru pada burung love bird.  Katanya, patokan dan panduannya jelas, serta love bird yang paling sering di gantangkan sehingga mau tidak mau akhirnya menjadi ahli dengan sendirinya.

Karena masih single, banyak pemain burung, terutama yang masih remaja, sering mengikuti ke mana Cacha hendak menjadi juri, maka ia akan ikut serta. Di antara mereka, ada yang mengatakan Cacha adalah termasuk juri cewek idola yang banyak penggemarnya. Pertemanan di facebook juga banyak sekali.

 

 

“Senang juga banyak teman, tapi kalau saya dianggap sebagai juri cewek idola, itu tidak betul. Di Mojokerto banyak juga soalnya juri ceweknya,” ujar gadis nomor tiga dari empat bersaudara yang tinggal di Desa Bicak, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ini.

 

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: cacha rahmalia bnr mojokerto

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp