KAMTO PJKA (TOPI MERAH). TAK DIUNGGULKAN, LB LOKOMOTIF JUARA 1 (dok. TOBIL MEDIABNR)

20th PIALA RAJA 2019, #5

Mau Juara Harus Nyogok Mahal? Ini Kata Pak Kamto, Pemain Ndeso dan Lugu

Namanya Pak Kamto. Sesungguhnya, pemain yang cukup senior. Ia sudah lama rajin turun lomba, mulai anis merah dan belakangan love bird. Mengaku pemain ndeso dengan jam terbang di gantangan tarkam ini, ternyata bisa mencuri juara 1.

Sempat lama tak terlihat, ternyata karena ia bertugas jauh di Sumatera sana. “Tapi kalau pas pulang Klaten, ya tetap tidak bisa meninggalkan lomba. Saya tetap keliling lah ke latber atau latpres yang ada. Sesekali ada lomba seputaran Jateng – DIY, juga datang,” jelasnya.

Piala Raja sebagai event yang semua orang ingin ada di dalamnya, tentu saja tak ingin dilewatkan Pak Kamto. “Ini even yang sangat kuat aura dan magnetnya. Yang jauh-jauh saja pada berdatangan ke sini, masa saya yang dekat, ibarat kampung sendiri, sampai tidak datang,” imbuhnya.

 

 

Asupan yang satu ini sungguh luar biasa. Burung sakit atau kurang kondisi, pasti teratasi. Mau kurus, snot, sampai membisu, kembali seperti sedia kala. Pemulihan lebih cepat karena ada formula + vitamin, satu-satunya obat yang memiliki formula ini.

Burung cepat sembuh, kembali kondisi, dan makin gacor. Untuk burung sehat pun baik, jadi tetap terjaga atau pencegahan. Belum ada di kios terdekat, bisa hubungi nomor pada baner di atas, atau langsung ke Tokopedia / Bukalapak.

 

Ia menurunkan salah satu jago love bird yang diberi nama Lokomotif. “Ya nama itu saya pilih, karena saya kan kerja di Kereta Api Indonesia, teman-teman lama pun memanggil saya sebagai Kamto PJKA. Ke dua, Lokomotif itu kan juga menunjuk pada sesuatu yang kuat, bisa main panjang tanpa lelah. Nama kan kata orang juga merupakan doa. Tentu itu harapan kita,” katanya dengan nada bijak.

Kamto mengaku menurunkan Lokomotif tanpa beban. “Ke sini niat pertama lebih untuk silaturahmi. Senang bisa berada di tengah-tengah lautan manusia seperti ini, semuanya kicaumania atau setidaknya suka sama burung. Bisanya ya cuma di event Piala Raja setahun sekali. Menang kita syukuri, kalah kan sudah biasa. Di mana-mana kalau mau ikut lomba ya seperti itu, bahkan di latber sekali pun. Kalau tidak menang, ya berarti kalah.”

Kamto pun sudah sering mendengar, jaman sekarang mau juara di lomba besar, tidak bisa asal-asalan hanya modal burung bagus. Apalagi sekelas Piala Raja yang disebut sebagai Hari Raya bahkan Piala Dunia-nya lomba burung. Tentu dibutuhkan pelicin yang jauh lebih besar.

“Ha ha ha, ya sudah lama sering dengar. Namanya gosip, kalau sudah nyebar ya berkembang. Misal saya punya uang pun, pilih buat yang lain, ngajak sampean-sampean makan-makan misalnya. Kalau pun betul dengan cara itu burung kita bisa juara, apa bangganya sih. Malah isin (malu, red.). Saya sederhana saya mikirnya, ke lomba cari gembira, mau menang atau kalah tak peduli.”

 

 

Ternyata Lokomotif bisa merebut juara 1 di kelas Sekar Kedaton B. Tak ada yang menduga sebelumnya, bahkan pak Kamto sendiri.

“Seneng sekali. Walau baru bisa turun di kelas Sekar Kedaton yang tiketnya terjangkau. Namanya pemain pinggiran he he he. Tapi pesertanya penuh, burung-burung top setanah air kumpul. Ternyata burung ndeso yang tidak diunggulkan, asal gantang saja, juga bisa juara ya. Pokoknya senang campur bangga. Terimakasih buat semuanya, panitia, juri, dan teman-teman semuanya.”

Betul menangnya murni, tidak pakai bisik-bisik pak Kamto?

“Ha ha ha. Sana tanya tuh sama teman-teman, apa saya kenal itu sama para juri dan panitia. Saya kenalnya cuma dengan juri-juri latber kelas tarkam ha ha ha. Tapi ya masa iya, Kamto lomba di latber-latpres yang sifatnya untuk hiburan, srawung sama teman-teman, mesti pakai bisik-bisik titip burung. Isin lah.”

 

 

Saat bertemu Kamto, burungnews bersama Tobil Nanang Kusuma, seorang pewarta dari mediabnr.com. Saat burungnews mencoba menggoda apa menangnya lawaran alias apa-adanya, Tobil ikut mengomentari dengan nada serius, meski diakhiri dengan berseloroh.

“Lha, tu pemain lugu, ndeso, ndak kenal siapa-siapa, ya tidak mungkin bisa bisik-bisik,” tandasnya. Tobil lantas menengok ke arah pak Kamto, “Hehe, maaf bapak, saya ndak bilang sampean ndak punya uang loh. Tapi betul, kalapun lagi punya rejeki banyak, mending dibagikan buat kami-kami saja ya, lebih barokah.” Kami lantas tertawa bersama-sama.   [maltimbus]

 

KATA KUNCI: piala raja 2019 love bird lokomotif kamto pjka burung ndeso juara lomba apa adanya

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp