SOLO FAIR FACTOR 2

SOLO FAIR FACTOR 2

Juri Terbaik EO Berintegritas Siap Kolaborasi Menerapkan Sistem Paling Terbuka + VIDIO

Ingin meningkatkan kualitas lomba, Solo Fair Factor (SFF) tidak hanya mendandani sistem penjuriannya, tetapi juga up grade SDM juri. Tidak tanggung-tanggung, SFF menggandeng Dewa 99 dan Masterpiece Arena untuk mengisi formasi juri di gelaran kedua (14/8).

Jauh sebelum bermunculan lomba-lomba dengan peserta terbatas dan ajuan “dibuka”, dengan pionirnya SMM, para kicaumania sudah terlebih dahulu mengenal Dewa 99. Selain para jurinya memiliki kecakapan yang tinggi, integritasnya hingga kini juga masih mendapat pengakuan luas.

 

SUASANA LOMBA DI DEWA 99. MASIH TETAP RAMAI HINGGA KINI

 

Tidak heran bila banyak kicaumania merasa bangga tatkala meraih juara di event-event dengan juri Dewa 99. Ketika SMM dan para follower-nya mulai bermunculan, sejumlah EO dengan pakem “lawas” perlahan mulai kehilangan peserta, namun tidak dengan Dewa 99.

Mereka masih rutin menggelar event, baik di gantangan sendiri dan digelar sendiri, atau “dikontrak” oleh pihak lain untuk jadi juru penilai. Secara umum peserta masih tetap ramai seperti sebelum-sebelumnya. Relatif belum begitu terpengaruh.

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

Sementara itu, “EO” pendatang baru yang segera mendapatkan tempat dan viral, adalah Masterpiece Arena yang home base-nya di kawasan BSD, Tangerang selatan. Ide untuk membuat gantangan modern itu, disebut oleh sang owner Farid Malang Coumpaq, sesungguhnya sudah cukup lama.

Kehadiran SMM, diakui Farid memberikan inspirasi dan motivasi lebih untuk segera mewujudkan mimpi lamanya. “Kita juga melihat dan belajar dari sana, meski secara pakem tidak sama persis, tapi ada beberapa bagian persamaannya. Karena kami lahirnya belakangan, tentu kami berupaya mengembangkan dan setidaknya mengurangi kelemahan dari sistem sebelumnya.”

 

MHB MEMANTAU BURUNG DI MASTERPIECE, FORMAT PANGGUNG, LEBIH MUDAH DIPANTAU

 

Sementara itu Wahyu Eko Utomo, kolega Farid di Masterpiece, mengungkapkan bila mereka menerapkan format 25-G dan tetap memakai korlap. Sejak awal, perumusan dilakukan langsung di gantangan, terbuka, dan hasilnya langsung ditulis di papan besar.

Farid dan Wahyu mengaku bersyukur sejak Launching hingga saat ini, secara umum peserta selalu penuh, bahkan banyak yang tidak kebagian tiket. Bila memungkinkan secara teknis, pernah kelasnya ditambah. “Harus diakui, tidak mudah untuk menjaga trust atau kepercayaan. Banyak tantangan, banyak godaan. Bersyukur, sampai hari ini kami bisa melewatinya dengan baik,” tandas Farid.

 

TWISTER GOLD, salah satu pakan burung yang disebut paling cocok untuk murai batu, hwamey, anis merah, kacer oleh para kicaumania yang sudah mencoba dan kemudian terus memakainya, termasuk untuk jenis burung pemakan serangga lainnya. Tersedia juga TWISTER SEAWEED, ANTI STRES, MASTER, serta TWISTER TROTOLAN untuk meloloh pemakan serangga dan TWISTER BUBUR untuk meloloh pemakan bijian.

 

Ada pun Solo Fair Factor, event perdana digelar dengan segala keterbatasannya. “Modalnya, semangat untuk memperbaiki. Alhamdulillah, di gelaran pertama cukup sukses, kendati kami akui masih ada kekurangan,” jelas Itok, salah satu penggagasnya.

Dengan legowo, Itok dan kawan-kawan terbuka menerima banyak kritik dan masukkan “Kami kumpulkan, kami evaluasi, sembari terus belajar secara langsung, mendatangi sejumlah event seperti SMM yang selama ini jadi acuan, banyak diskusi juga dengan sejumlah tokoh seperti om Bambang Dewa, Wahyu MP, dan banyak juri serta pengusur EO senior lainnya,” terang Itok.

 

ITOK SOLO DAN Mr. YOGA

 

Itok, Rimba, Mardi, dan Alan akhirnya membuat konsep baru penilaian yang akan diterapkan di SFF #2. “Di SFF pertama, juri menulis langsung dua ajuan koncer A-B, setelah diperlihatkan ke peserta, langsung tancap. Besuk juri membuat 3 ajuan koncer A-B-C, meski yang ditancapkan hanya A-B saja, tetapi direkap dulu,” jelas Rimba.

Setelah direkap, burung atau nomor gantangan yang ajuan sendirian, tidak ada teman, tidak bisa masuk nominasi, tetapi bisa masuk kejuaraan selama kuota masih tersedia. Yang berhak masuk nominasi adalah dua ajuan teratas. “Bila ajuan 4 dan 3 ada, itulah yang masuk nominasi. Bila ajuan 4 kosong, tetapi ajuan 3 dan 2 ada, yang diajukan oleh 3 dan 2 juri itu berhak masuk nominasi.”

 

 

Burung yang ditusuk koncer, harus sama dengan ajuan yang ditulis juri, selama burung tersebut masuk nominasi. Bila ada yang hilang (karena tidak masuk nominasi), koncer digeser ke burung lain pilihan juri tersebut yang masih masuk nominasi. Misal ajuan A hilang, tapi B dan C masuk, maka A geser ke B, koncer B geser ke C.

Bila tiga ajuan tidak masuk semua, koncer dipindah ke burung lain yang masuk nominasi. Pada kasus ada burung yang tidak masuk nominasi, juri tersebut diberikan kesempatan menusuk lebih dahulu. Tujuannya, supaya diupayakan pilihannya mandiri, mempertimbangkan kualitas burung nominasi dari sudut pandang juri tersebut.

 

 

Lalu siapa juri yang akan bertugas di SFF#2, apakah sama dengan yang di SFF #1? “Sebagian kecil saja sama, sebagian besar kita akan ganti formasi. Untuk penyegaran, sekaligus bagian dari inovasi kami, supaya jurinya tidak itu-itu saja,” imbuh Rimba.  

Di gelaran SFF#2, Itok dan kawan-kawan menggandeng Dewa 99 dan Masterpiece Arena untuk berkolaborasi di penjurian. “Insya Allah, kami sudah koordinasi dengan om Bambang Dewa 99 dan Wahyu Masterpiece.  Mereka sudah menyanggupi, sementara mengirimkan dua juri terbaiknya, ditambah juri dari SFF. Kita rotasi sebab setiap sesi hanya akan dinilai oleh 4 juri,” jelas Itok.

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Baik dari Dewa 99 maupun Masterpiece juga tidak mempermalahkan dan memastikan para jurinya akan mengikuti sistem dan teknis penjurian yang sudah ditetapkan oleh SFF, selaku penyelenggara lomba.

Kolaborasi ini diyakini akan memunculkan hasil terbaik, sebab kombinai dari SDM juri terbaik, didukung dengan sistem yang sangat terbuka, simpel, dan presisi. Bagaimana sistem dan teknis penjuriannya, bisa dilihat pada bagan di bawah ini, juga bisa dilihat pada vidio tutorialnya. [danu, asept, maltimbus].

 

 

BAGAN TEKNIS PENJURIAN DI SFF #2:

 

BROSUR DAN JADWAL SFF 2:

 

VIDIO TEKNIS PENILAIAN DI SFF#2:

 

MHB SIAP DUKUNG SFF #2:

 

DWI SAMPIT AJAK LOMBA YANG SEHAT:

 

KATA KUNCI: solo fair factor 2

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp