GUS IBAD BERSAMA ISTRI, ANAK, DAN SEBAGIAN KELUARGA BESARNYA

PIALA PAKUALAM, #3

Gus Ibad Malang, Antara Prestasi dan Keluarga Besar

Gus Ibad dengan bendera Ubed 61 hadir ke Piala Pakualam dan merebut Juara Umum SF. Bukan hanya mengajak para kru, tapi juga keluarga besarnya, mulai istri, anak, orang tua, dan saudara lainnya.

Adakah kaitannya dengan prestasi hingga merebut juara umum SF?

Sebenarnya mengajak anggota keluarga ke lomba burung bukan hal baru. Kicaumania lainnya pernah juga. Umumnya hanya keluarga inti saja, istri dan (sebagian) anaknya. Itu pun belum tentu sepenuhnya ikut mendampingi di lapangan. Sekadar melihat-lihat situasi, kemudian pergi ke destinasi wisata di kota tersebut.

 

EKSPRESI GUS IBAD SAAT MENERIMA TROPI JUARA SF. BERKAT DUKUNGAN KELUARGA (DOK. GERRY RGN)

 

Ini berbeda dengan Gus Ibad, yang bernama asli M 'Ibaduzzuhdi.  Dalam beberapa lomba, ia selalu mengajak serta istri dan anaknya yang masih kecil, disertai kedua orang tua, serta saudara dan handai tolan lainnya, di luar kru yang jumlahnya juga lumayan banyak. Kalau dijumlah semua, bisa belasan orang, menggunakan beberapa kendaraan.

Mereka semua tetap di sekitar lokasi lomba sejak pagi sebelum lomba dimulai hingga lomba selesai, pergi sendiri ke lokasi wisata, kuliner, atau tempat belanja lainnya. “Iya, ini keluarga saya, mulai anak-istri, orang tua, dan saudara lainnya, tetap di lapangan dari awal sampai akhir.”

Semua ikut merasakan panas kalau panas, dingin dan berangin kalau pas mendung, hujan kalau pas hujan, seperti di Piala Pakualam. “Simpel saja, saya ingin selalu bersama keluarga, dalam situasi apa pun. Bukan karena ingin pamer, menunjukkan sesuatu pada orang yang lihat, dan semacamnya,” ujarnya kepada burungnews dalam sesi wawancara setelah lomba selesai.

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Burungnews sendiri mengamati hal berbeda dari Gus Ibad bila dibandingkan dengan kicaumania lainnya, di beberapa lomba, seperti The Premiere of Java di Taman Candi Borobudur. Setelah ditanyakan kepada yang bersangkutan, di gelaran lain pun  selalu begitu, mengajak seluruh keluarga besarnya. Seperti di Kediri Vaganza, yang waktu itu juga merebut juara SF.

Gus Ibad mengaku tidak merasa terganggu perhatiannya mengikuti lomba bersama anggota keluarga besarnya. Demikian pula keluarganya, tetap merasa senang dan nyaman saat mengikuti kegiatan Gus Ibad mengikuti lomba burung, tidak merasa keberatan, bosan, dan semacamnya.

Di Piala Pakualam, Ubed 61 SF merebut juara Single Fighter. Salah satu jago yang jadi andalan adalah cucak hijau Nawang Wulan, meraih juara 1, 1, 2, dan 2.

 

GUS IBAD DAN KELUARGA. SETIA MENDAMPINGI DI LAPANGAN DARI AWAL SAMPAI AKHIR (dok. AGUNG KICAU-KICAU)

 

“Sementara jago yang jadi andalan masih cucak hijau Nawang Wulan, sebenarnya masih mencoba mencari jago lain buat pelapis, termasuk dari jenis selain cucak hijau, tapi sampai sekarang belum ketemu yang benar-benar cocok,” imbuhnya.

Menurut Gus Ibad, bagaimana pun dukungan yang tulus dari keluarga, diyakini juga berpengaruh pada prestasi yang diraih. “Kan kita jadi bisa lebih fokus, demikian pula kru dan mekanik, terus merembet ke burung. Jadi los, lepas, tidak ada beban.”

Soal kemudian apa menang atau kalah sih itu hal biasa. Burungnya sudah biasa menang, juga biasa kalah. Biasa saja. “Kita selalu menekankan supaya bisa menerima apa pun hasilnya. Mungkin kadang kala kita merasa burung kita bagus, tapi tidak juara. Boleh lah sekadar bertanya baik-baik, jangan sampai terlihat protes, apalagi sampai berlebihan dan mengundang perhatian orang lain, apalagi sampai anarkis, itu hal yang benar-benar tidak saya perbolehkan.”

 

 

Gus Ibad selalu ingin semua teamnya bisa menjaga diri, bisa mendukung ekosistem lomba yang nyaman. “Lomba itu sarana kumpul, sarana silaturahmi. Burung yang bertarung, kita ya sebaiknya ngobrol yang asyik-asyik dan menghindari rivalitas. Kita bisa saling mendukung dan mendoakan semua bisa tetap sehat, bahagia, dan selalu ada kesempatan untuk berjumpa lagi di lomba-lomba berikutnya.”

Gus Ibad pun sangat ingin, semua kemenangan diraih juga karena memang layak menang. “Saya tak ingin burung saya juara, tapi ada pihak lain yang kurang ikhlas menerima, mungkin merasa dia lebih layak juara. Apalagi kalau sampai ada gunjingan. Rasanya lebih puas dan bangga ketika menang, semua juga mengakui bila burung kita memang bagus dan layak juara. Tak semata juara karena dapat koncer, tapi juga bisa juara di hati penonton.”

 

 

Gus Ibad memang luar biasa. Masih belia, tapi yang disampaikan sungguh bijak dan dewasa dalam berpikir maupun bertindak, bikin suasana hati jadi adem.

Setelah gelaran ini, sudah menunggu sejumlah event penting dan menarik. Mulai dari Gwen Cup di gantangan Prambanan BC Yogyakarta pada 26 Juni, Yotama Cup Jakarta yang akan menerapkan penjurian ajuan terbuka (3/7), kembali ke Yogyakarta event Festival Radja Murai Indonesia pada 10 Juli pertama di DIY menyediakan hadiah mobil.

Di pantura ada Piala Bupati Kudus pada 17 Juli menyiapkan hadiah 2 unit mobil, SMM feat team 76 dengan tiket “city car” hadiah Toyota Innova Reborn 24 Juli, lanjut salah satu gong di bulan Agustus adalah Solo Fair Factor #2 pada 14 Agustus, Piala Kemerdekaan bersama PBI Kota Yogyakarta pada 21 Agustus di halaman Balai Kota. [busro, asept, maltimbus]

DATA JUARA PIALA PAKUALAM, KLIK DI SINI

 

GUS IBAD BERSAMA ISTRI. SEJAK AWAL TAHU DAN MENDUKUNG HOBI BURUNG (dok. AGUNG KICAU-KICAU)

 

GUS IBAD BERSAMA KRU YANG  CUKUP BANYAK (dok. AGUNG KICAU-KICAU)

 

GUS IBAD BERSAMA OYONG

 

BERSAMA TROPI PIALA PAKUALAM

 

BROSUR DAN JADWAL YOTAMA CUP:

 

 

 BROSUR DAN JADWAL SOLO FAIR FACTOR #2:

 

 

 

 

KATA KUNCI: piala pakualam 2022 gus ibad juara umum sf

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp