KELAS MEMBER DI KOPDAR 2 SPM, MASIH ADA YANG MELANGGAR

KOPDAR 2 SPM, #4

Cerita Mereka yang Kehilangan Peluang Juara, dari Terlambat Gantang Hingga Memakai Aksesoris Tidak Standar

Di beberapa sesi awal, ada gantangan yang kosong, padahal tiket tercatat sold out. Ada yang “sengaja” tidak menggantang, ada yang terlambat karena salah paham. Ada pula yang sudah digantang, kena bendera diskualifikasi karena menggunakan akesoris yang tidak standar member.

MC Bimbim mengumumkan lomba akan segera dimulai. Para calon peserta diminta merapat ke bagian tiketing untuk mengambil nomor undian, diacak menggunakan aplikasi, keluar nomor dalam kertas print out.

Bimbim menyebut sesi pembuka full 24-G. Hingga hitungan ke-3 dan gantungan menutup, ada satu gantungan kosong.

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

Setelah coba ditelusuri, satu nomor yang kosong, seharusnya terisi oleh burung Mamat TO. Banyak yang memanggilnya sebagai Mamat Bakso, lantaran kesehariannya dikenal sebagia juragan Bakso dan Mie Ayam Mandholin, persis di sebelah timur Halte Trans Jogja, Terminal Condong Catur.

Rupanya, Mamat memang sengaja tidak menggantang. “Percuma juga, kalau digantang nanti juga kena diskualifikasi,” ujar Mamat ketika ditanya. Loh?

 

MAMAT BAKSO, BAJU MERAH, BERSAMA REKAN DI LATPRES GARASI ARENA

 

Beberapa menit sebelum menggantang, Mamat sempat bertanya kepada Teddy, Ketua SPM. Apakah cantolan/gantungan yang sudah diganti boleh ikut lomba. Teddy menjawab tegas, tidak bisa, atau kalau pun dinaikkan, ujung-ujungnya tidak akan dinilai, dapat bendera diskualifikasi.

“Ceritanya agak panjang. Sejak beli baru sangkar SPM, cantolan atau gantungan rusak. Jadi saya ganti, begitu terus dipakai di lomba-lomba sebelumnya juga pakai cantolan yang bukan bawaan aslinya. Nah, saya benar-benar tidak kepikir dari kemarin, baru tadi menjelang digantang, lihat sangkar yang lain-lain kok punyaku beda sendiri. Barulah ingat kalau pernah diganti dari awal beli.”

 

 

Mamat segera menghubungi salah satu kru atau anak buah untuk mengantar ke lokasi lomba. Jarak dari tempat tinggalnya sesungguhnya dekat, sekitar 5 kilometer saja. “Kurang beberapa menit saja, MC juga sudah memanggil peserta masuk. Jadi tidak akan ngejar. Ya sudah, sesi pertama saya lepas.”

Jengkel, marah, kecewa, iya. “Tapi bagaimana, marah dan jengkelnya kan kepada diri sendiri. Aturannya begitu, kenapa saya baru benar-benar ingat beberapa menit sebelumnya, kenapa tidak sejak awal saya sampai lapangan sekitar jam 9, atau dari kemarin-kemarin bertanya apa boleh pakai cantolan yang berbeda.”

Naga Bonar, jago yang dirawat dan hendak digantang Mamat, memang sudah jadi milik Hendra Jepang, Gombong. Jepang juga nyantai ketika mengetahui peristiwa ini. “Ya belum rejeki di kelas pertama. Mungkin itu adalah cara atau jalan untuk mencapai juara di kelas berikutnya. Kadang ada rencana dari yang di atas yang kita sebagai manusia tidak bisa menduga-duga.”

 

 

Di sesi berikutnya, kejadian mirip kembali terjadi. Satu peserta tampak panik, ketika masih mencoba mencari gantangan miliknya, hitungan sudah sampai tiga dan lubang gantungan menutup.

“Nomor yang seharusnya punya saya, sesuai di print out, sudah diisi orang lain. Ketika saya muter nyari yang kosong, sudah menutup. Kebetulan, saya memang sendiri, tidak ada kru yang bantu, sedikit keteteran. Tapi saya kira ini bukan salah saya,” ujarnya dengan raut kecewa.

 

 

Di sesi-sesi awal, banyak peserta belum tahu bila mereka harus mengikuti undian nomor gantangan menggunakan aplikasi di bagian tiketing. Setelah punya nomor gantangan berupa print out, barulah merapat ke gantangan.

Sebagian peserta mengira nomor dikocok secara manual di dalam gantangan. Akhirnya, memutuskan asal menggantang di tempat yang dianggp kosong, sebab bila kembali ke tiketing, waktu tidak cukup, peserta lain sudah naik kursi bersiap menggantang.

“Sebenarnya, kami mencoba mengikuti cara seperti di SMM. Setelah peserta dapat nomor gantangan, data peserta seperti nomor gantangan, nama burung, nama pemilik, alamat, masuk ke sistem. Begitu sesi tersebut selesai, data peserta berikut yang masuk kejuaraan, sudah bisa dilihat. Rupanya banyak calon peserta yang belum tahu, setidaknya di beberapa sesi awal,” jelas Teddy.

 

TEDDY DAN DHONA, BERBINCANG SERIUS

 

Gantangan Garasi Arena, di taman parkir Jogja Water Park (nama baru untuk Jogja Bay), sudah menerapkan perangkat buka-tutup elektrik. Perangkat elektrik 24-G ini dirancang sendiri oleh team teknis Garasi Arena, dikerjakan bersamaan dengan renovasi gantangan secara keseluruhan sejak hari Selasa (7/3) dan selesai pada Jumat (10/3).

Dengan perangkat elektrik ini, terlambat beberapa detik saja, berarti tamat. MC akan mengundang peserta sesuai jadwal/urutan kelas. Setelah peserta masuk dan bersiap di pinggir gangangan, di luar karpet, MC hanya menghitung sampai 3, lalu gantangan akan menutup secara otomatis dalam beberapa detik saja.

Sementara itu Rinja sebagai Kepala Divisi Lomba, juga tampak dua kali menancapkan bendera merah, tanda diskualifikasi. Kasus pertama, karena sangkar seragam member memakai dua tangkringan yang berbeda. “Sesuai aturan yang seharusnya sudah diketahui semua member, tangkringan atas dan bawah itu harus sama, itu berbeda, tidak boleh karena potensi sebagai tanda.”

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Bendera diskualifikasi berikutnya, ditancapkan Rinja karena menjumpai sangkar yang memakai kancing pintu. Tampak ada rantai pendek menjuntai. “Pemakaian kancing pintu juga tidak boleh. Alasannya sama, berpotensi jadi tanda,” tandas Rinja.

Masih ada pihak lain yang punya kewenangan menancapkan bendera. Asisten juri atau pengawas burung, bila menjumpai burung yang melanggar. Benderanya bertingkat, mulai peringatan, hingga diskualifkasi. Tampak sejumlah burung dapat bendera, ada yang putih, ada yang merah.

Aturan pelanggaran burung berlaku untuk semua kelas, sementara terkait aksosoris, hanya untuk kelas member yang menerapkan aturan wajib sangkar.

 

 

Satu lagi yang punya kewenangan menancapkan bendera pelanggaran atau diskualifikasi, adalah keamanan. Bila ada peserta, baik di kelas member maupun reguler, yang nyata melanggar tata tertib, seperti teriak, petugas keamanan bisa langsung menancapkan bendera pelanggaran. Bila sudah diberikan peringatan masih tetap teriak, bendera merah bisa diberikan.

Beruntung, untuk bendera pelanggaran atau bendera diskualifikasi dari petugas keamanan, tidak sampai keluar. Jalannya lomba memang sangat kondusif, tertib, senyap tanpa suara teriakan dari peserta/penonton.

 

Mr. DHONA GDM DAN ASWINDRA TUMIN, KONDUSIVITAS JADI TOLOK UKUR KESUKSESAN

 

Teddy selaku Ketua SPM, juga Dhona GDM dari pengurus SPM lainnya sekaligus dari Garasi Arena, menganggap tertibnya lomba sebagai salah satu tolok ukur kesuksesan gelaran Kopdar 2 SPM. “Membuat lomba yang kondusif, tertib, dan nyaman buat seluruh pihak, itu tidak gampang. Nyatanya, kami bisa. Secara umum, dari sisi penjurian juga tidak dijumpai komplain. Beberapa yang sifatnhya pertanyaan, memang masih kita terima, dan itu hal yang baik dan wajar.”

Dengan bekal gantangan yang keren, megah, dan sudah dilengkapi perangkat buka tutup elektrik, Dhona yakin gelaran rutin yang akan berlangsung di Garasi Arena akan semakin diminati kicaumania. Selain perangkat buka tutup elektrik, fasilitas lain yang dibutuhkan dan akan membuat peserta semakin nyaman juga akan terus dilengkapi.

Garasi Arena, membuka Latber/Latpres rutin setiap hari Senin dan Jumat sore. Sementara itu, event berikut yang membuka kelas member SPM, adalah Wonogiri Fair Battle, 9 April yang akan datang. Aturan terkait sangkar dan aksesorisnya, juga berlaku. [maltimbus]

 

DATA JUARA KOPDAR 2 SPM JOGJA, KLIK DI SINI

 

 

BROSUR WONOGIRI FAIR BATTLE:

 

BROSUR DAN AGENDA LOMBA LAIN, KLIK DI SINI

 

KATA KUNCI: kopdar 2 spm

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp