JELANG PIALA KOTA KEMBANG, 8 NOVEMBER 2020
Demi Tegakkan Fairplay, Juri Curang Pecat di Tempat
Banyak event yang menjanjikan fairplay. Nyaris tak ada brosur lomba yang tidak menuliskan kata fairplay, sebagai salah satu daya tarik lomba. Ini yang beda dengan Piala Kota Kembang, event yang digelar Oriq Jaya Indonesia (OJI) pada 8 November 2020 besok.
OJI rupanya tak mau ikut terperangkap pada sekadar jargon atau slogan saja. “Maka kami memilih frasa yang lebih teknis, lebih terapan. Itu juga bagian atau turunan dari fairplay. Maka jangan ragu, bila melihat ada sesuatu yang ganjil, atau mencurigakan dari perilaku juri kami baik sebelum, selama, atau setelah lomba, langsung laporkan. Kami akan segera menindaklanjuti dan menelusurinya. Bila terbukti benar, kami akan langsung tegas memecat di tempat kepada yang bersangkutan,” ujar Suryono, Ketua Umum OJI.
Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.
Sementara itu, Anton selaku Sekjen OJI juga menambahkan, team juri juga manusia biasa, tak bisa lepas dari berbagai kelemahan. “Manusia bisa lalai, bisa khilaf, bisa salah. Tapi kalau kita sudah menyebut kata curang, nakal, itu bukan karena lalai. Kalau kita menyebut seorang juri curang, itu merujuk pada kesalahan yang disengaja, apakah itu dilakukan sendirian, maupun berkelompok atau berjama'ah.”
Suryono juga ingin menggarisbawahi, kecurangan pada penilaian burung, tidak bisa berdiri sendiri. “Pasti melibatkan sedikitnya dua pihak, antara peserta dan juri. Bisa pula melibatkan satu pihak lagi, yaitu EO atau panitia.”
Siapa yang lebih dulu mengambil inisiatif untuk main mata atau KKN, bisa si peserta, bisa juga si juri atau dari pihak EO yang menawarkan jasa pengkondisian. “Tapi dari EO, yang bisa kami lakukan adalah mengawasi dan menindak juri atau petugas EO/panitia lain yang terbukti curang.”
Lebih lanjut, Suryono menekankan, kalau ingin suatu lomba benar-benar fairplay, sebenarnya tidak bisa hanya menuntut tanggung jawab pada EO atau team juri semata. “Seharusnya, sejak awal dari sisi peserta semangatnya juga fairplay. Tidak perlu mencoba menghubungi team juri, titip nomor gantangan ini itulah, apalagi sampai menjanjikan sesuatu, sampai berani bayar di depan. Yakinlah, kalau dari sisi peserta semuanya bertindak fairplay, keluar uang hanya untuk beli tiket saja, tidak usah bisik-bisik titip ke juri atau team EO lainnya, juri pun akan menilai lebih lepas, sesuai fakta di lapangan, tidak terbebani oleh janji atau tekanan dari peserta.”
Nah, siapkah para calon peserta Piala Kota Kembang menjalankan prinsip dan berjiwa fairplay sejak dari awal? Ayolah, sesama peserta juga perlu saling mengingatkan. Dengan demikian, tugas team juri akan lebih mudah. Mereka bisa sepenuhnya menilai burung sesuai fakta lapangan, sesuai pengetahuan dan ilmu yang mereka miliki terkait pakem penilaian, dalam hal ini yang berlaku di OJI.
“Kami optimis team juri kami akan bekerja profesional. Sehingga kami juga yakin dan optimis tidak perlu memberikan sanksi dari yang paling ringan berupa teguran, sampai sanksi terberat yaitu pemecatan. Pokoknya, kalau sampai ketahuan dan terbukti melakukan kesalahan yang disengaja, ada atau tidak ada laporan dari peserta, sekali lagi kami akan melakukan tindakan tegas, langsung pecat ditempat. Bukan hanya pada team juri, kalau dari petugas EO lainnya atau kepanitiaan juga ada yang terbukti ikut membantu kecurangan, juga akan kami berikan sanksi,” tandas Suryono.
Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.
Gelaran Piala Kota Kembang tinggal beberapa hari lagi, mulai hitung mundur. Pesanan tiket juga sudah ditutup. Anda yang sudah menyelesaikan administrasi tinggal mengambil di lokasi lomba pada hari Jumat atau Sabtu. Demikian pula yang akan melakukan pembelian langsung, panitia sudah siap melayani sejak hari Jumat hingga Sabtu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kerumunan orang pada hari Minggu hanya untuk mengambil atau membeli tiket.
Dari pesanan tiket, secara umum sudah mendekati 90 persen tiket sudah terpesan. “Masih ada beberapa yang belum menyelesaikan administrasi memang. Kalau sampai batas akhir belum selesai, kami juga akan mencoretnya dan memberikan kepada daftar tunggu atau langsung dijual di tempat pada hari Jumat dan Sabtu, selama persediaan masih ada,” ujar Gugun, bagian reservasi tiket. [maltimbus]
BROSUR DAN JADWAL PIALA KOTA KEMBANG, KLIK DI SINI
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: jelang piala kota kembang