HERU 212 & CH WIRO, LANGGANAN JUARA LINTAS EO

HERU 212 WONOGIRI

Merasakan Prestasi Setelah Bertahun-tahun Zonk, Siap Menggebrak Balekambang Kumandang

Heru 212, begitu ia menjuluki dirinya. Pemain yang relatif baru. Mulai ikut lomba sudah sekitar 3 tahun terakhir. Hasilnya, hampir selalu kalah. Toh ia tetap fighter, event luar kota bahkan gelaran akbar seperti Piala Raja pun tetap dia sambangi.

Selama dua tahun pertama, Heru menyebut nyaris tak pernah merebut juara. “Saya pernah nyoba main kacer, murai, kenari, cendet. Gagal, tidak ada yang jadi, tidak ada yang mau mapan tampilnya, jadi juga bisa dikatakan tidak pernah juara. Baru belakangan ini mulai sering juara setelah merawat cucak hijau yang bernama Wiro,” ujar tenaga medis dari Wonogiri ini.

 

 

CH WIRO, JUARA SUDAH TAK TERHITUNG

 

Sudah sekitar setahun Heru mendapatkan Wiro. Waktu itu, pemilik lama mulai kehabisan kesabaran mengurus Wiro yang rusak, setelah beberapa tahun sebelumnya pernah berjaya. Pada masa jayanya sempat ditawar dengan harga cukup mahal, untuk ukuran burung juara lokal di Wonogiri dan sekitarnya.

Akhirnya, Heru bisa mendapatkan Wiro dengan harga yang relatif miring. Tentu, Heru juga sadar yang ia beli itu ibarat tinggal “sejarah”.

 

Sambut kehadiran TEAM PROMO TWISTER di event-event terpilih, termasuk Khofifah Cup Surabaya dan Balekambang Kumandang Surakarta, 24 November. Dapatkan sampelnya, coba dan buktikan kualitasnya, berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

“Waktu saya beli, sekitar setahun lalu, kondisinya memang belum pulih dari rusak. Makanya saya dikasih harga relatif murah. Tapi feeling saya kok positif, ini seperti bakal jadi rejekinya saya,” ujarnya mulai mengisahkan.

Betul saja, setelah dirawat dengan telaten dan kasih sayang, akhirnya Wiro mulai mau tampil. Padahal, soal perawatan, Heru mengaku tidak bisa seperti yang lainnya. “Saya tidak bisa intens seperti yang lain karena ada kesibukan pekerjaan. Jadi burung saya rawat ya pas di rumah, di luar jam kerja. Kadang lembur. Jadi memang tidak menentu rawatannya.”

 

 

Juara demi juara mulai dari latber, latpres, lalu meningkat lomba mulai lokal Wonogiri, melebar Solo Raya dan sebagian Jawa Timur seperti Ponorogo, Magetan, dan Pacitan.

Heru prinsipnya juga tidak pilih-pilih EO. Setelah sekitar setahun menikmati juara demi juara, Heru tentu saja semakin semangat dalam menjalani hobi burung berkicau. “Sekarang piagam dan tropinya sudah bertumpuk-tumpuk, sampai lupa berapa kali juaranya,” ujarnya sambil terkekeh.

 

MAXIMUM. Pakan Jangkrik yang praktis, membuat jangkrik lebih sehat dengan kandungan nutrisi terstandar. Lihat video tutorialnya.

 

Ketika datang event akbar seperti Piala Raja yang begitu menggairahkan semua kicaumania tanah air, Heru pun tak mau ketinggalan. “Kalah menang yang penting datang. Saya sadar, di Piala Raja yang turun itu burung bagus semua. Jadi ya ibarat untung-untungan saja. Memang, hasilnya kebetulan sesuai prediksi, tidak bisa masuk. Tapi saya puas lihat penampilan Wiro, juga tetap hepi lah kendati tidak juara. Memang sudah diniati kalau berangkat lomba besar ya sudah persiapan mental walaupun secara kita lihat kerja bagus tetapi tidak nyantol.”

Hal ini juga tidak membuat Heru lantas kapok ikut lomba besar. “Insyaallah besuk pas event Balekambang Kumandang, saya juga akan ikut ambil bagian. Pokoknya ikut meramaikan, siap menang siap kalah, siapa tahu kalau memang ada rejeki saya di situ pasti tidak akan lari ke mana.”

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Balekambang Kumandang, gelaran PBI Surakarta dengan kepengurusan baru di bawah H. Tomo dipastikan akan berlangsung meriah. 3 kelas utama, yaitu murai batu Balekambang A-B dan cucak hijau Balekambang, sudah habis lebih awal.

Untuk kelas-kelas lain di bawahnya, juga terus membubung pesanannya. Banyak yang sudah mulai menipis. Wawan, salah satu juri senior di PBI Solo mengungkapkan, pihaknya sudah bertekad untuk menggelar event ini sebaik mungkin, penjurian benar-benar akan apa adanya, sesuai fakta lapangan.

 

Kalau saja lebih awal tahu ada ..., tentu ceritanya bisa lain. Menyesal selalu terjadi setelah kejadian. Jangan sampai Anda punya penyesalan yang sama.

 

“Sebagai wujud kongkrit untuk bisa menjalankan janji itu, kita memberikan fasilitas setiap peserta boleh masuk, kita siapkan kursi yang posisinya dekat burung, untuk kelas utama. Konsekuensinya, si peserta harus tertib, hening, tidak boleh teriak. Karena peserta sekarang juga pada pinter dan ngerti burung, tentu mereka bisa paham kan mana yang semestinya bisa juara dan tidak, karena mantau dari dekat, bisa dengar suara burung dengan baik. Kami juga yakin bila juri kami mampu menilai dan memilih juara dengan benar, jadi ya berani-berani saja membuat konsep lomba seperti ini.”

 

BROSUR BALEKAMBANG KUMANDANG, KLIK DI SINI

 

KATA KUNCI: heru 212 cucak hijau wiro balekambang kumandang

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp