TOPAN JIS. PESERTA FULL, BEBAS KOMPLAIN

CATATAN GEBYAR MUTASI (1)

Kelas Fighter, Terbukti Jadi Solusi Untuk Menggairahkan Lagi Love Bird

Dibukanya banyak kelas fighter, 13 sesi dari total 15 kelas, memang dimaksudkan untuk kembali mendongkrak agar kelas love bird kembali ramai dan meriah. Love bird fighter adalah populasi terbesar dari love bird yang dilombakan.

Mereka butuh ruang agar bisa bertarung dan bersaing secara seimbang, agar kesempatan untuk menang pun lebih terbuka. Sebab tanpa membuat kelas khusus fighter, ketemunya adalah burung-burung konslet yang di atas kertas memang memiliki materi lebih baik, sehingga menutup peluang bagi para love bird fighter untuk jadi juara.

 

 

SEBAGIAN PANITIA. BANGGA KAWAL KEBANGKITAN LOMBA LOVE BIRD DI SOLO RAYA

 

“Dalam beberapa tahun terakhir, even-even yang tidak memisahkan kelas fighter, cenderung menurun pesertanya. Sesi awal sebagai penjajagan, begitu ada beberapa love bird konslet yang ikut serta, para pemilik love bird fighter memilih untuk mundur teratur, karena secara riel sudah menyadari pasti kalah. Kalau sudah tidak ada peluang untuk menang, buat apa ikut kontes. Kira-kira kan begitu alasannya,” jelas Itok ILS, yang dipercaya mengurus gelaran singing di Gebyar Mutasi.

Dengan landasan itu, Itok dan kawan-kawan pun sepakat memberikan lebih banyak ruang untuk kelas fighter, sementara kelas bebas yang memberikan kesempatan para konslet bertarung, hanya diberikan dua kelas saja. 

 

BARU... ini yang sudah lama Anda tunggu-tunggu, segera dapatkan dengan menghubungi nomor-nomor di bawah.

 

Terbukti, para love bird mania Solo Raya pun bisa memenuhi kelas-kelas fighter. “Tentu setelah kita melihat-lihat dulu sesi awalnya. Begitu kita lihat pakem penilaiannya, cara juri menilai kok bagus, barulah sisa tiket yang belum terjual atau terpesan langsung pada dibeli. Alhasil sampai kelas terakhir penuh-penuh,” ujar Lilik Soba, salah satu peserta.

Lilik pun mengaku realistis dalam mengikuti kontes-kontes love bird. “Karena punya saya itu fighter, saya tak akan ikut lomba kalau di dalamnya ada beberapa peserta konslet. Sudah pasti kalah, karena burung-burung konslet itu hampir pasti mau kerja kok. Kalau mereka sudah kerja, burung kita yang fighter sulit menang. Maka saya senang sekali kalau ada lomba seperti ini, memberikan ruang yang lebih dari cukup untuk kelas fighter. Kalau banyak lomba seperti ini, lomba love bird akan ramai lagi.”

 

LILIK SOBA & RONI. APRESIASI KINERJA JURI & PANITIA GEBYAR MUTASI SOLO

 

Lilik juga mengapresasi adanya kelas khusus exotic, yakni burung-burung warna yang dilombakan suaranya. “Kan banyak yang jadi peternak love bird warna. Tidak semua hasilnya juga menjadi burung-burung yang secara materi beatuy bagus. Nah... di kemanakan burung-burung itu? Kalau ada kelas khusus seperti ini, bisa dicoba untuk diseting jadi burung ngekek kan. Kalau lawannya sama-sama burung exotic, kan tetap bisa bersaing.

Ini tadi pesertanya juga lumayan, sekitar 40an peserta. Sebenarnya saya juga sudah lama punya angan-angan bisa membuka kelas exotic, malah di sini sudah ada dulu, bagus lah, meski saya lagi ndak punya jago untuk kelas ini. Inovasi seperti ini memang perlu, dan di Solo Raya sudah mulai beberapa EO membuka kelas exotic juga.”

 

BENNY VALAN. LIHAT PENILAIAN BAGUS, LANGSUNG BORONG TIKET & JUARA

 

Penegasan yang sama diungkapkan oleh Benny Valan, pemilik love bird Lindan yang menang di kelas Fighter B Bonita. “Kita awalnya hanya beli 1 tiket, sambil lihat kondisi penjurian seperti apa. Setelah kita melihatnya secara umum bagus, ya kita beli lagi untuk sesi berikut. Tadi pagi kita lihat masih banyak sisa tiket numpuk kok, tapi tak lama setelah itu langsung pada habis. Jadi memang banyak peserta yang bertindak seperti ini, lihat-lihat dulu penjurian di awal, baru memutuskan mau ikut sampai rampung atau tidak.”

Bagusnya penilaian singing di Gebyar Mutasi juga dirasakan oleh Topan JIS, yang bersama Deny Chelsea. David Prakosa, dan kawan-kawan bertugas jadi juri, juga ikut menyusun pakem yang dikatakannya memang benar-benar baru, terutama dalam hal nilai poinnya.

 

BAGAN POIN PENILAIAN. MENDAPAT APRESIASI DARI PESERTA

 

“Jadi sistem teriak poin yang kita terapkan di sini memang baru, baru kita susun poin-poinnya bersama teman-teman dari EO-EO yang ada di Solo Raya. Ini kita coba membuat yang lebih baik dari yang sudah ada,semacam penyempurnaan. Hasilnya ternyata sangat bagus, bisa dikatakan tidak ada komplain dari awal sampai akhir. Biasanya kelas love bird paling rawan komplain mengingat subjektivitas peserta dan juri masih kerap  menonjol.”

Pujian juga datang dari pemilik akun Oky Indra Kurniawan. “Dengan tabel penialian ini, pakem penilaian yang baru, poinku wingi bisa tembuas 5 ribu up. 1 Menit, bukan merah 4 lho!”

Tentu saja, bukan berarti sempurna. Seperti yang disampaikan oleh H. Fajar dari Kuningan, Jawa Barat, yang menurunkan love bird Utun di kelas umum/bebas. H. Fajar merasa ada burung yang suaranya kecil sekali, bisa dikatakan tidak mengeluarkan suara, tetap dihitung.

 

KELAS FIGHTER BERGAIRAH, SELAKSA JAGAT JOGJA KEMBALI TURUN GUNUNG

 

“Kalau kita yang di luar lapangan seperti melihat ada burung yang memang secara visual tampak bunyi, mendongak, ekor bergerak pelan. Pengalaman kita, yang begitu tidak mengeluarkan suara. Para juri tetap menganggapnya sebagai bunyi dan terus dihitung durasinya. Ya ini pendapat saja dari kita yang ada di luar lapang. Apa pun, kami tetap menghormati keputusan juri,” jelasnya.

Utun, di dua kelas bebas, menempati urutan ke-2 dan ke-4. “Secara penampilan burung, kami merasa puas. Apalagi banyak juga peserta yang ikut mengapresiasi penampilan Utun. Tentu kami sangat berterimakasih atas apresasi dari teman-teman love bird mania di Solo Raya ini. Soal hasil akhir, itu memang ranahnya team juri, dan apa pun kami tetap menghormatinya.”

 

PESERTA. TAMPIL PERCAYA DIRI DENGAN SANGKAR RADJA

 

Fakta-fakta di atas, menunjukkan para EO harus mulai membuka mata, kalau ingin ramai, harus memberikan ruang pada para pemilik love bird fighter agar bisa bertarung sedara berimbang. Mereka perlu diberi ruang yang lebih proporsional, karena populasinya jauh lebih banyak, adalah adil bila memberikan kelas yang lebih banyak pula.

Meskipun begitu, kelas umum/bebas juga tetap dibuka dalam jumlah yang cukup, sebab di sinilah adu materi dan kualitas benar-benar diuji.

 

DIDIK PAIDHIN, MR. XO-AX DAN ITOK LB. SUKSES GELAR GEBYAR MUTASI

 

Gebyar Mutasi, adalah even yang digagas oleh Mr. Xo-ax, yang dikenal sebagai agen love bird impor terlengkap di Solo Raya. Even ini menggabungkan kelas beauty dan singing, bahkan juga ada kelas khusus exotic, yaitu burung beatuy tapi dilombakan suaranya.

Even ini didisain untuk menggairahkan lagi love bird yang belakangan ini ada kecenderungan menurun atau lesu baik di lomba maupun pasaran secara umum. Agar menarik, dibuatlah kemasan yang memikiat, seperti hadiah utuh untuk semua kelas, serta menyediakan doorprise 6 buah motor Honda.

 

GUS RAGIL. UMUR  JAGOAN BELUM 4 BULAN, DURASI 30-40 DETIK

 

JUARA DI GEBYAR MUTASI, SINGING, KLIK DI SINI

BROSUR BUPATI CUP SLEMAN 9 DESEMBER, KLIK DI SINI

BROSUR GALAMEDIA CUP BANDUNG 23 DESEMBER, KLIK DI SINI

 

SANGKAR LOVE BIRD RADJA, BARU! Perhatikan KUALITAS dan STYLE-nya, BINTANG LIMA. Harga? KAKI LIMA. Segera miliki, karena akan jadi standar dan trenseter di banyak lomba. Hubungi Hotline 0821.2959.4199.

KATA KUNCI: gebyar mutasi solo mr xo ax itok ils

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp