BU ANA. TANGKRINGAN BISA BIAYAI KULIAH DUA ANAKNYA

BU ANA MAJALENGKA

Dari Jualan Tangkringan, Bisa Biayai Dua Anaknya Kuliah

Di antara dominasi para lelaki yang meramaikan dunia hobi burung berkicau, ada juga sedikit perempuan yang serius melibatkan diri di dalamnya. Salah satunya Bu Ana dari Majalengka. Bukan sebagai pemain, tapi penjual tangkringan antar kota.

Burungnews bersua dengan Bu Ana saat siap melayani para konsumennya di sela-sela lomba BnR Award Cibubur, 10 Desember 2017 yang lalu. Bu Ana memajang dagangannya di bawah kerindangan pohon sawit, tepat di depan stand Trend Kicau dan Mahakarya Indonesia.

 

 

 

Wanita berhijab ini menjadi tampak menonjol di antara kerumunan para konsumennya yang semuanya laki-laki. Bu Ana tak canggung memegang gergaji untuk memotong dan merapikan bilah-bilah kayu asam yang dijadikan bahan tangkringan.

“Ketemu lagi ya Bu. Kemarin ketemu di Bandung, sekarang di sini. Hebat sekali ya Ibu, di mana-mana ada,” celetuk salah satu konsumennya.

Kepada burungnews, Bu Ana mengaku hampir tiap minggu keliling dari satu lomba ke lomba lainnya. “Lebih sering sih di lomba-lomba wilayah tiga, Cirebon dan sekitarnya. Tapi kalau ada lomba gede ya sampai Bandung dan Jakarta,” jelasnya.

 

BU ANA, CEKATAN MEMOTONG DAN MERAPIKAN BILAH TANGKRINGAN

 

Awalnya, Bu Ana juga mengaku kerap ke lapangan mengikuti suaminya ikut lomba. “Dulu sekali jaman lomba belum seramai dan sesering sekarang. Dulu yang gelar baru PBI dan satu dua EO lainnya, lomba belum tentu tiap pekan, kalau yang dekat Cirebon dan sekitarnya paling baru beberapa bulan ada lomba,” ujarnya mengisahkan.

Di lapangan itulah, Bu Ana melihat kok orang jualan tangkringan saja bisa laku. “Kami sendiri merasakan, sering beli padahal yang lama juga masih bagus sesungguhnya. Kalau lihat ada tangkringan bagus, tampak segar dan lurus-lurus, jadi ingin beli terus. Dari situlah mulai terbersit kenapa tidak mencoba jualan itu. Kan bisa disimpan lama tidak lekas busuk.”

 

 

Kini, bu Ana yang berdagang dengan didampingi suaminya pun sudah mulai merasakan manisnya jualan tangkringan, setelah dilalui selama bertahun-tahun. Pelanggannya juga mulai banyak. “Ada yang kalau beli tidak hanya satu dua, tapi bisa puluhan. Ada yang mau dijual lagi atau beli grosiran, ada juga yang kalau jauh semisal dari Sumatera, mau buat oleh-oleh dibagi sama teman-temannya.”

Untuk memenuhi kebutuhannya, Bu Ana mengaku ada yang menyetorinya secara rutin. “Dulu kita mendatangkannya dari Jember, sekarang yang lokal juga ada. Meski tampaknya sederhana, hanya kayu asam, tapi tidak semua orang bisa mengambilnya. Untuk bilah-bilah yang bagus, memang harus diambil dari pohon yang besar dan tua.”

 

PUNYA JAGO DENGAN MATERI BAGUS, BELUM BISA MENAMPILKAN SECARA MAKSIMAL? Berikan Moncer1 dari Super Kicau Grup. Setelah pemberian selama seminggu, lihat dan perhatikan perubahannya.

Hati-hati dengan barang tiruan. Moncer1 bisa diberikan secara langsung dengan meneteskan pada paruh (bila burung terbiasa dipegang), meneteskan pada air minum, dicampur/oleskan pada pakan/EF, atau disuntikkan pada EF seperti jangkrik. Berani COBA, berani JUARA!

 

Salah satu andalan Bu Ana adalah apa yang disebut sebagai bilah Asam Bali. “Ndak tahu juga kenapa disebut Asam Bali. Padahal asalnya juga bukan dari Bali. Ya karena orang sudah menyebut begitu, ya kita ikuti saja ha ha ha,” ujarnya sambil tertawa lepas.

Dari hasil jualan tangkringan, Bu Ana bersama suaminya bisa membiayai dua anaknya yang kini sudah kuliah. “Kuliah butuh biaya banyak. Alhamdulillah, Ibu diberi jalan mencari rejeki dari para penghobi kicaumania. Semoga lomba tetap ramai, jadi Ibu tetap bisa jualan terus.”

KATA KUNCI: bu ana majalengka bnr award

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp