ADRY SAAT BERTUGAS DI PIALA PASUNDAN

ADRY RIADY & MIMPI LOMBA YANG IDEAL

 

 

Adakah lomba yang ideal, mendekati sempurna, dan bisa memuaskan hampir semua pesertanya. Tidak! Begitulah jawaban yang cukup tegas. Lantas apakah mesti menyerah pada keadaan?

“Tidak, jangan sampai kita menyerah,” begitu kata Adry Riady, salah satu kicaumania asal Bangka Belitung (Babel). Adry yang punya pertemanan begitu luas baik di medsos maupun di dunia nyata,  kini sering dipercaya menjadi pengawas lomba lintas EO.

 

ADRY BERSAMA H. EBOD

 

Lomba yang ideal atau mendekati sempurna, menurut Adry memang belum ada. “Tapi paling tidak ada usaha untuk membuat lomba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Misalnya dari sisi penjuriannya. Beberapa teman menyebutkan ngapain kita memperjuangkan idealisme yang kemungkinan besar akan menemui jalan buntu. Tinggal ikuti arus saja kan malah enak dan beres,” ujar Adry mengisahkan.

Toh Adry menjamin dirinya tak akan pernah lelah, jenuh, dan putus asa untuk mencoba memperjuangkan idealisme. “Kenapa, karena saya menjalaninya dengan enjoy. Saya menikmati jalan yang saya pilih, tidak merasa terbebani, tidak merasa tertekan.”

 

ADRY DI SOEHARTO CUP

 

Itulah yang coba ia lakukan ketika dipercaya untuk ikut memantau jalannya lomba. “Saya lebih suka dengan istilah pemantau. Pengawas sepertinya kok serem banget ya, terus itu biasanya dilakukan oleh hirarki di atasnya. Saya kan bukan atasan para juri itu, masa mengawasi,” ujarnya sambil tersenyum.

Seperti yang ia lakukan di Soeharto Cup dengan juri BnR, kemudian di Piala Pasundan dengan juri RI, dan besuk 30 April kembali akan bertugas di B16 Cup Tangerang yang kembali memakai juri BnR. Sebelumnya, Adry juga kerap dipercaya memantau even-even Ronggolawe, seperti di Piala Jogja Istimewa.

 

 

Apakah lomba yang dipantau oleh  Adry lantas penjuriannya jadi lebih baik dari yang Adry tidak ada. “Waduh, kalau soal itu ya no komen saja. Biar saja orang lain yang menilai. Selama ada yang menugasi, saya berusaha untuk menjalankannya dengan sebaik mungkin, karena ini tanggung jawab yang sangat besar. Ibarat keberadaannya untuk mewakili mata dan telinga para peserta.”

Sebelum aktif terlibat dalam berbagai lomba, Adry dikenal karena kerap mengawal kacer Speed Racer. Di masa jayanya, Adry bersama Speer Racer kerap bolak-balik, kadang tiap pekan, Pangkalpinang – Jakarta dengan menumpang pesawat.

 

ADRY DAN SPEED RACER DI 168 CUP SEMARANG, 7 APRIL 2013

 

Hingga sekarang, kacer Speed Racer boleh jadi adalah burung yang paling sering mengukuti lomba dengan pesawat. Maklum, waktu itu Speed Racer dirawat di Babel, sementara lombanya lebih banyak di Jawa.

Sekarang, Speed Racer sesungguhnya masih mau tampil dan cukup fighter. Namun, karena faktor usia, memang sudah tidak sestabil dahulu. Adry pun tidak mau memaksakannya.

“Ya kita harus mau ngerti juga lah, burung itu mahluk hidup, umur itu tidak bisa menipu. Tidak memaksa burung harus mau tampil terus, lalu kita hajar terus dari lomba ke lomba. Makanya saya juga salut dengan upaya Kadafi meyakinkan om Deki, untuk menerima kondisi kalau Rincong pun sudah saatnya istirahat, lalu masuk kandang breeding.”

Nah, tidak memaksakan burung untuk terus menerus mau tampil dan menang, juga bagian lain dari idelisme lomba. Jadi, lomba yang ideal itu tak melulu soal bagaimana menilai burung di atas gantangan.

 

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

 

KATA KUNCI: adry riady speed racer b16 cup piala pasundan soeharto cup h ebod ronggolawe

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp