Ditengah pandemi Covid-19 ini tentunya tak sedikit para kicau mania yang mengalami problem pada gacoannya lantaran tidak pernah digantangkan. Kebanyakan kasusnya mulai over birahi atau yang lebih gawatnya tidak mau bongkar materi meskipun di trek.
Love bird nyilet atau sangat kurus biasanya ditandai dengan tulang dada menonjol atau lancip tidak berdaging, kotoran berair atau mencret, berwarna putih dan nempel di sekitar dubur. Yang pasti, burung terlihat lesu dan kalau dibiarkan bisa mati.
Pada Jumat 1 Mei 2020 yang lalu, kicaumania di Malang dan sekitarnya tersentak oleh beredarnya brosur Latpres yang akan digelar Minggu ini, 3 Mei 2020. Abah Imam, pemilik dan Ketua EO Comos, buru-buru mengklarifikasi bila Latpres tersebut tidak ada!
Bukan sekali saja, tapi Rosid dari Jember, sudah berhasil cetak 4 love bird yang ngekek di atas satu menit dalam waktu sekejap. Dari empat gaconya itu, diantaranya Jawara, Meteor, Adit, dan Nandini.
Hampir semua kalangan dan profesi terkena dampak wabah Covid-19, tak terkecuali dunia hobi burung berkicau. Kali ini, burungnews mencoba mengulik nasib kios burung di kota Cimahi, yang kini sedang dalam status PSBB.
Menyikapi kebuntuan lomba burung yang banyak rehat lantaran pandemic Covid-19, maka dibuatlah gelaran secara online, even ini lebih fairplay, jika komplain bisa diputar ulang.
Sudah satu bulan lebih tidak ada lomba di masa Pandemi Covid 19 ini. Namun hal ini tak menyurutkan Andri Setiawan untuk terus merawat love bird kesayangannya. Malah, dia terus berburu bahan, karena saat ini relatif banyak love bird bahan berharga miring.
Sudah sebulan lebih semua kegiatan lomba burung di semua level diliburkan. Ini termasuk kegiatan pengumpulan massa yang tidak boleh di saat pandemi. Kalau merujuk pada Maklumat Kapolri, aturan ini berlaku secara nasional.
Di kala libur lomba konvensional, Ebod Jaya terus berinovasi dengan menggelar lomba melalui vidio. Dalam pekan ini ada dua ketegori lomba, yaitu Tutorial Breeding Murai Batu dan Perawatan Murai Batu.
Kamis 30 April, Ade Irawan memposting sesuatu yang sungguh menarik. Ia menyebut pernah membawa Sadiz, salah satu anis merah terbaik tanah air ke pasar burung dengan sangkar biasa. Dicoba, lantas teler. Dihargai dua juta pun tidak ada yang mau!
Dilarang beroperasinya gantangan di masa wabah Covid-19 telah berdampak pada EO, panitia, juri, dan pemain. Beberapa diantaranya pun mulai beralih profesi dari pekerja gantangan ke profesi lain sebagaimana Rendy Klaten yang memilih kembali menekuni breedi
Pandemi corona atau covid-19 tidak melunturkan niat Arief dari Nusantara SF untuk berburu gaco baru. Sudah 12 gaco, mulai dari murai batu, kenari, cucak hijau, dan kacer berhasil dikoleksi.
H Agus Boem yang berdomisili di Tebo Utara 1, Sukun, Malang, namanya begitu dikenal di kawasan Malang Raya. Pria yang kesehariannya membuka counter optik di wilayah Klayatan, yang tak jauh dari rumahnya ini mengenal dunia kicau mania sejak 2016.
Setelah melakukan sejumlah aksi sosial, 44 EO yang tergabung dalam Forum Lintas EO Tangerang Raya mulai menyiapkan Gantangan Siaga. Segera mengajukan diskresi agar bisa kembali membuka gantangan dengan memenuhi protokol kesehatan secara ketat.
Jelang Ramadhan dan masih berlangsungnya pandemi Covid 19, panitia gantangan Cakra Enterprise Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berinisiatif membantu para juri yang telah lama libur berupa sembako.
Kepedulian para kicaumania untuk membantu pemerintah dalam membasmi penyebaran COVID-19 kembali dilakukan di wilayah Jember. Kicaumania gabungan dari beberapa EO, Pemilik Gantangan, dan Tim BC/SF di Jember ini, membagikan sembako, sabun cair, ...
Niat VRS Media Partner untuk sambut Ramadhan 1441 H/2020 M dengan membuat dan membagikan Jadwal Imsak justru membuat Agus VRS bersama kicaumania Solo Raya terpanggil untuk menginisiasi gerakan #kicaumaniabisa.
Setiap jam 10 pagi, Andi "Konde" bersama Fanny istrinya, bergegas menuju gantangan. Setidaknya dua gantangan yang mesti dia datangi, nyaris setiap hari tanpa jeda. Andi dan istrinya, keduanya adalah juri di Radjawali Indonesia (RI) Semarang.
Sepanjang hari Senin – Rabu (20-22 April), Suwarjono atau lebih dikenal dengan panggilan Warjo, memimpin rekan-rekannya dari Bolo Pasar keliling ke 44 pasar tradisional di kota Solo, termasuk Pasar Burung Depok. Ada 30 ribu masker yang mesti dibagikan.
Ia rela merogoh kocek yang cukup dalam untuk mendapatkan pejantan ekor panjang, blorok dan retina mata merah. Ulul pun berani bereksperiman untuk mencoba bahwa burung lepas trotol yang katanya tidak mau produksi, ternyata mau berproduksi.