PIYIKAN LOVEBIRD HASIL TANGKARAN CAK JO DIANGGAP MEMBAWA KEBERUNTUNGAN.

TANPA KEDUA KAKI, CAK JO BERHASIL TERNAK LOVEBIRD

Dianggap Membawa Keberuntungan, Anakan Diburu

Di tengah keputus-asaan karena tidak bisa kerja normal, akhirnya Sarirejo mencoba mbreeding lovebird. Ternyata, produknya diburu lovebird lovers karena dipercaya membawa keberuntungan di arena.  

Sarirejo atau yang biasa dipanggil Cak Jo, hobi memelihara burung tidak kemarin sore. Ia pernah mempunyai pleci sampai 20 ekor, sampai kurungannya memenuhi ruang tamu rumahnya yang berada di Desa Pakuwon, Kecamatan Bangsal, Mojokerto.

 

 

SELAIN TERNAK LOVEBIRD, CAK JO JUGA PUNYA PLECI, CENDET, DAN KENARI

 

Pleci-pleci itu dibeli dari kenalan dan pedagang burung, yang lalu dipelihara dan dirawat Cak Jo, setelah suaranya bagus dijual lagi dengan mengambil keuntungan beberapa persen dari harga pembeliannya. Ketika tren pleci berganti dengan kenari, Cak Jo pun mempunyai burung ini sampai beberapa ekor, bahkan ia berhasil menangkarkannya. Sayang tren kenari tidak lama, burung itu harganya jatuh. Karena dasarnya memang hobi, maka hobi burung terus berlanjut saat lovebird kembali booming menggantikan kenari.

“Sekarang sudah ada 10 pasang lovebird yang produktif,” ujar lelaki yang kehilangan kedua kakinya hampir ke pangkal pahanya tersebut.

Hobi memelihara burung diakui Cak Jo awalnya hanya untuk mengisi waktu di tengah hidupnya yang putus asa karena cobaan yang diterimanya. Kecelakaan di jalan raya itu tidak saja membuat kakinya hilang, namun ia juga kehilangan pekerjaan di sebuah pabrik, dan juga kehilangan istri dan anaknya yang meninggalkannya.

 

MEMAKAI GALA UNTUK MENGAMBIL BURUNG YANG POSISINYA TINGGI

 

Harta benda orangtua Cak Jo ludes untuk biaya pengobatan kakinya yang beberapa kali terpaksa diamputasi karena mengalami pembusukan sampai akhirnya tinggal sebatas pangkal paha. Ia nyaris saja bunuh diri jika saja tidak bertemu dengan orang-orang yang bisa membangkitkan kembali semangat hidupnya. Sugeng Kaki Palsu adalah salah seorang kawan, bahkan dianggap sebagai orangtua oleh Cak Jo, yang berhasil membuat semangat hidup lelaki ini kembali menyala.

Selain lovebird yang berjumlah sekitar 10 pasang, cendet, kenari, dan pleci juga dimiliki oleh Cak Jo. Dari memelihara burung itu, Cak Jo mengaku tidak saja waktunya yang terisi, tapi burung itu juga menghasilkan rejeki. Burung yang dipelihara sekitar Rp 300 - Rp 500 ribu, setelah dipelihara dengan baik, harganya akan naik setelah mengalami kualitas suaranya.

“Yang saya heran itu, ada orang yang beli piyikan lovebird saya dan kembali ingin membeli piyikan lovebird di sini. Ia mengaku sebelumnya pernah beli di sini dan ngekeknya katanya bagus. Lovebirdnya itu katanya menjadi juara di gantangan lomba,” cerita Cak Jo.

 

BREEDING menjadi harapan dan masa depan lomba burung di tanah air. Para kicaumania semakin sadar untuk meninggalkan burung tangkapan alam, dan beralih ke burung hasil breeding. Pemerintah juga semakin ketat dalam mengawal regulasi terkait lingkungan hidup.

Ingat breeding, ingat TOPSONG BREEDING. Cocok untuk indukan, juga untuk lolohan basah baby. Tersedia dalam kemasan 1, 5, 10, 15, dan 25 kg. HOTLINE 0813.2941.0510.

 

Cak Jo hanya tersenyum saat ditanya bahwa burung lovebird hasil tangkarannya dianggap ngekekmania bisa membawa keberuntungan. “Ya, bisa saja begitu, sebab orang yang beli piyikan lovebird dari saya pasti saya doakan agar burung hidup baik dan kalau biasa ngekeknya juga bagus. Kalau mereka senang, saya juga senang,” ujarnya.

Dengan keterbatasan fisiknya, Cak Jo mengaku tidak ingin bergantung pada orang lain. Dia semakin kreatif mencari nafkah. Selain memelihara burung, ia juga bisa memperbaiki kompor gas yang rusak dan mengajar anak-anak mengaji.

“Dari servis kompor dan jual-beli burung, saya bisa mendapatkan penghasilan sehingga tidak bergantung pada orang lain. Saya ingin berdiri di atas kaki saya sendiri, meski kaki saya sekarang ini hanyalah kursi roda,” ujarnya sambil tertawa seolah tidak merasa sebagai orang yang punya keterbatasan.

 

DENGAN MOTOR RODA TIGA YANG BISA DIMASUKI KURSI RODA, CAK BISA MEMBAWA TIGA SANGKAR BURUNG

 

Di tengah keterbatasan fisiknya, untuk menunjang aktivitasnya, Cak Jo juga punya kendaraan hasil modifikasi Kemendan Sugeng di Mojosari, yang mana Cak Jo dengan kursi rodanya bisa masuk ke motor roda tiga itu. Kemudian dengan motor itu, ia bisa pergi kemana-mana, tidak saja berdiam diri di rumahnya.

“Untuk menjual burung ke pasar burung pun saya bisa melakukannya, tapi paling banyak hanya bisa membawa tiga sangkar yang kecil-kecil. Tapi, itu dulu, sekarang pembeli burung saya malah yang datang ke sini,” ujarnya.

 

SUDAH SAATNYA JAGOAN MAU TAMPIL MAKSI. Gunakan Moncer1 dari Super Kicau, asupan paten para juara. Bisa diberikan dengan beragam cara, bisa teteskan langsung pada paruh (bila burung terbiasa dipegang tangan), teteskan pada minuman, oles dan campur dengan makanan atau EF, atau suntikkan pada EF seperti jangkrik.

Untuk tahap awal, berikan setiap hari selama sepekan. Lihat dan perhatikan perubahan yang terjadi. Selanjutnya bisa diberikan mulai H-2 atau sesuai kebutuhan. HATI-HATI BARANG TIRUAN.

 

Bangkit dari keputus-asaan, membuat Cak Jo yang sebelumnya ditinggal istri dan anak kembali ingin mengarungi rumah tangga. Ia pun memilih Ummi, sesama disabilitas sebagai pendamping hidupnya.

Bersama istri, Cak Jo ingin berperan penting di kampungnya. Mereka bahu-membahu mengajar mengaji di Taman Pendidikan Quran (TPQ) yang didirikan Cak Jo dan resmi terdaftar di Departemen Agama. Namanya TPQ Rondlotul Hidayah, atau Taman Pendidikan Alquran, yang berada di Desa Pekuwon RT 05/03, Kecamatan Bangsal, Mojokerto, Jawa Timur.

KATA KUNCI: cak jo breeding lovebird

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp