LOVE BIRD FIGHTER JADI PRIMADONA

PRO KONTRA SUBDENPOM BC JEMBER HAPUS KELAS LOVE BIRD UMUM

Apa Dasar dan Alasannya Mengambil Keputusan Itu?

Subdenpom BC bukanlah EO besar yang tersebar di berbagai daerah. Tapi keputusan menghapus kelas love bird umum, sempat mengagetkan para pemilik love bird konslet khususnya wilayah Tapal Kuda. Pro dan kontra juga menghujani keputusan itu. Apa landasan Subdenpom BC mengambil keputusan itu?

Pada gelaran M1Subdenpom BC kemarin (1/3), terjadi protes yang datang dari peserta di kelas love bird umum Perwira. Isi protes tersebut diantaranya, ada yang mengaku love birdnya tidak dinilai, dan ada juga yang merasa gaconya kurang pantauan.

Perlu diketahui, kontestan yang turun di kelas love bird umum saat M1 kemarin, hampir 70% adalah love bird karakter konslet. Kebanyakan dari mereka, datang dari luar kota Jember. Seperti Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.

 

 

HERI PRAYOGO KETUA SUBDENPOM BC JEMBER

 

Menanggapi protes tersebut, juri Subdenpom BC menghadapinya dengan bijaksana. Pertanyaan demi pertanyaan dari peserta yang protes, dijawab dengan jelas, detail, dan tegas, sesuai fakta di lapangan dan pakem yang diterapkan di Subdenpom BC.

“Bukannya kami kurang memantau, tapi tadi ada beberapa love bird di kelas umum yang volumenya sangat tipis. Bahkan saya sendiri sempat mendekatinya, untuk memastikan love bird itu bunyi atau hanya lipsing. Karena ada beberapa love bird yang turun, ternyata disaat-saat tertentu hanya lipsing saja,” jelas Heri Prayogo selaku ketua Subdenpom BC yang sekaligus turun langsung jadi pengadil lapangan.

Heri juga mengakui, untuk love bird yang volumenya sangat tipis hampir tidak terdengar juri tadi, memang kerap lolos pantauan. Karena setiap juri yang menilai 6-7 burung, tidak melulu untuk focus pantauannya ke burungtersebut. Apalagi love bird yang turun saat itu, hampir 100% kerja semua.

 

TELO saja bisa sembuh, apalagi cuma sakit "biasa". Di saat perubahan musim dari kemarau menuju penghujan seperti sekarang, juga sangat baik untuk mencegah dan menjaga agar burung tetap sehat dan selalu dalam kondisi fit, siap tempur. Bisa diberikan secara rutin 2-3 hari sekali sesuai kebutuhan. LEMAN'S, satu-satunya obat burung dengan formula + vitamin.

Lemans bisa dibeli lewat bukalapak, tokopedia, atau hubungi 08113010789, 0822.4260.5493 (Jatim Tapalkuda), 0813.2880.0432 (Jogja dan sekitar), 0815.4846.9464 (Solo Raya dan sekitar), 0813.2799.2345 (Banyumas dan sekitar)

 

Ditambah lagi dengan suara-suara bising dari peserta, yang mengganggu kinerja dan focus juri saat bertugas. Sehingga love bird yang volumenya tipis, semakin tidak terdengar. “Kalau kita hanya terfokus dengan love bird yang volumenya tipis, bisa-bisa yang lain lolos pantauan. Malah bisa lebih parah lagi keadaanya,” terang Heri.

Meski sudah mendapat jawaban dan penjelasan, segelintir peserta yang melayangkan protes, masih merasa tidak puas, dan terus menggerutu sambil berlalu keluar arena. Hal itu lumrah terjadi, sebab semuanya ingin menang, dan ingin gaconya mendapat pantauan terus sepanjang penjurian. Karena ambisi ingin menang yang berlebihan itu, kerap membuat kicaumania kehilangan jiwa kesatria untuk mengakui kualitas dari lawannya.

Dengan kejadian itu, akhirnya semua juri dan panitia yang bertugas di Subdenpom BC, melakukan musyawarah untuk mengatasi masalah protes di kelas love bird umum, agar tidak terjadi lagi pada gelaran-gelaran selanjutnya. Hasil dari musyawarah yang dilakukan seusai gelaran itu, Subdenpom BC mengambil keputusan bersama untuk menghapus kelas love bird umum dengan pertimbangan yang sangat matang.

 

TATANG JURI SENIOR SUBDENPOM BC

 

Keputusan itu menurut Heri sudah dianggap sangat tepat, sekaligus untuk menjaga pakem penilaian dan kualitas dari arena Subdenpom BC. Dari segi pakem penilaian, protes karena lolos pantauan itu, volume love birdnya tipis bahkan nyaris tidak terdengar juri.

Selain itu, Subdenpom BC juga menjaga tradisi yang sudah melekat disandangnya, non teriak. “Tadi saat kelas love bird umum, beberapa pesertanya sudah melanggar aturan. Mereka tetap teriak meski sudah kami peringati. Kami tidak ingin, teriakan itu juga menular di kelas-kelas lain nantinya,” bilang pria asal Sidoarjo ini.

Dengan keputusan menghapus kelas umum, pro kontra sudah pasti terjadi. Ada yang mengatakan kalau Subdenpom BC menghalangi love bird untuk tampil dengan kondisi puncak performanya yang disebut konslet. Bahkan dengan keputusan itu, seakan-akan arena Subdenpom BC malakukan tindakan kemunduran di kelas love bird.

 

LB MIRACLE MUNCUL LAGI

 

Mendengar pernyataan itu, membuat Wawan salah satu juri yang bertugas, buka suara. “Kami tau kalau puncak performa dari love bird itu adalah konslet. Tapi jika tampil konslet dengan volume tipis, bahkan suara hilang yang akhirnya menjadi lipsing, justru kualitasnya tidak ada. Dimana letak puncak performanya ?“

Wawan menjelaskan, dalam lomba burung berkicau terdiri dari beberapa pakem penjurian seperti volume, irama lagu, durasi kerja, dan gaya. Kalau sudah tidak memenuhi satu poin saja diantara pakem tersebut, berarti burung itu tidak memenuhi syarat untuk disebut burung kualitas. Pakem itu tidak hanya belaku di kelas ocehan saja. Di kelas love bird juga berlaku.

“Di Subdenpom BC, penilaian love bird bukan hanya pakem matematika saja yang menghitung poin durasi ngekeknya dan kegacorannya. Tapi ada poin yang kami pertimbangkan dari volume dan gaya. Ingat, ini lomba burung berkicau, bukan lomba matematika. Jadi kami masih mengedepankan kualitas dengan memegang teguh pakem dalam lomba burung berkicau,” tegas Wawan.

 

Hindari PENYITAAN dan SANKSI HUKUM lainnya!

Daftarkan CUCAK HIJAU (dan burung DILINDUNGI lain yang sudah dimiliki sebelum P/20 2018, atau bulan Agustus 2018), MUDAH dan GRATIS. Cek syarat, cara, dan tempat pendaftarannya. DI SINI

 

Menanggapi masalah kabar kalau Subdenpom BC tidak menerima love bird konslet untuk berlaga, juga dibantah oleh Wawan. Karena bagi pemilik love bird yang tidak masuk kriteria turun di kelas fighter, Subdenpom BC masih membuka kelas L1 yang bebas diikuti oleh love bird paud, fighter, konslet dan semi konslet.

Salah satu tokoh di dunia lomba love bird Jember, Cin Han dari G2K yang turun di gelaran M1 kemarin, juga memberi komentar atas keputusan Subdenpom BC itu. Cin Han menyayangkan dan juga memaklumi dengan keputusan itu. “Andai tadi pesertanya tidak teriak, yang volumenya tipis mungkin bisa lebih terpantau. Dan protes seperti tadi tidak terjadi,” kata Cin Han yang tau betul kondisi lapangan saat itu.

Kehadiran Cin Han pada laga M1 kali ini, membawa love bird andalannya, Miracle yang turun di kelas fighter. Dari 3 kelas yang dilahap Miracle, nyaris juara 1 disapu bersih andai di sesi Perwira tidak dijegal oleh aksi Jumali milik Agus Lumajang. Dengan hasil ini, Miracle berhasil sabet gelar terbaik dan menandakan come backnya pasca diternak.

 

PAK KUMIS SAPU BERSIH KELAS BALIBU

 

Untuk kelas love bird balibu, aksi sapu bersih diperagakan oleh Pak Kumis polesan Toha dari JM BC. Lewat torehan prestasinya itu, Pak Kumis menyabet gelar terbaik dan tidak ada yang mampu mengusiknya.

Love bird yang kerap mendominasi dibeberapa arena setiap turun berlaga ini, berhasil melepas kekean panjangnya yang membuat lawan-lawannya kesulitan untuk mengimbangi durasi dari Pak Kumis. “Alhamdulillah, bisa berprstasi dan jadi terbaik di arena barometernya Jember,” kata Toha.

Sedangkan rombongan DKS 86 BC, kembali sukses mendominasi di kelas kenari. Gaco yang melambungkan nama DKS 86 BC adalah M. City milik Wafi Sukowono. Empat kali berlaga, M. City menorehkan prestasi sebagai juara 1 di kelas kecil Perwira, juara 1 kelas bebas Jendral, juara 3 kecil Komando dan juara 4 bebas Perwira.

 

KENARI M CITY MELEJIT

 

Membawakan lagu standar cengkok dengan durasi panjang, M. City juga tampil ngedur sepanjang penjurian. Shownya juga ciamik, goyang kanan kiri bak anis merah.

“Baru seminggu ini saya turunkan setelah beres mabung. Alhamdulillah, setiap turun pasti mendominasi sebagai juara 1. Sudah saatnya saya bawa main ke even-even bergengsi luar kota. Karena tolak ukurnya ya di arena ini,” ujarWafi yang membawa pulang gelar burung terbaik di kelas kenari kecil pada kesempatan ini.

Selain lewat M. City, DKS 86 BC juga berkibar dengan aksi  UGD milik Uping. Meski hanya sebagai runner up di kelas bebas Perwira di bawa Osther, tapi UGD sempat membuat juri terpukau lewat alunan lagunya yang miji-miji.

 

 

Terbaik di kelas kenari bebas jatuh pada Raja Fir’aun milik Irfan Muchtar dari Sadewa SF. Predikat itu disabet, berkat aksi cantik Fir’aun di sesi Komando dengan menyabet juara 1, dan sesi Perwira sebagai juara 3.

Di kawal Sofi RGC karena sang empu mudik ke Samarinda, Raja Fir’aun tampil top perform dalam membawakan lagunya yang penuh dengan cengkok unik. “Kabar baik buat pemiliknya di Samarinda. Sekalian pemanasan sebelum turun di Royal Festival Probolinggo,” bilang Sofi yang sempat beralih main love bird tahun lalu.

AGENDA LOMBA, KLIK DI SINI

DATA JUARA M1 SUBDENPOM BC JEMBER, KLIK DI SINI

 

DKS 86 BC DOMINASI KELAS KENARI

 

RAJA FIR'AUN TERBAIK KELAS KENARI BEBAS

 

Jangan sampai ketinggalan sama yang lain. Segera dapatkan TWISTER di kios-kios terdekat. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

KATA KUNCI: subdenpom bc jember

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp