GEDUNG SATE, IKON JABAR, DIJADIKAN LAMBANG PARAHYANGAN TEAM

PRESIDEN CUP IV

Parahyangan Team Jabar, Mana Suaranya ?

 

 

 

Even-even besar seperti Piala Raja Yogya, Presiden Cup atau Piala Panglima TNI, selain jadi ajang prestasi dan silaturahmi kicaumania dari berbagai blok Tanah Air, juga menjadi ajang adu gengsi tim-tim atau BC maupun SF yang sekaligus membawa nama daerahnya masing-masing.

Saat ini, di kategori SF (Single Fighter) nama yang muncul memang lebih mengerucut ke Fitri BKS Samarinda dan Sien Ronny Surabaya. Namun beberapa nama lain juga belakangan ini juga mulai mencuat, seperti H. Sadat dengan B-16 dan Alvin Jakarta.

Sedangkan di level BC (Bird Club), ada Jayakarta Team, Jatim Team yang saat ini memakai bendera Duta Pakde Karwo, kemudian muncul Team Tempo Doeloe yang meraih juara umum di Piala Raja, lalu ada 279 Team yang siap bertempur di Presiden Cup IV, serta duta-duta lomba bergengsi lainnya yang akan digelar dalam waktu dekat.

Menghadap even akbar seperti  Presiden Cup IV, Sejumlah team sudah mempersiapkan diri, baik memilih dan menyiapkan jago terbaik, sampai strategi agar bisa menang. Sebagian lain memang tidak menentukan target tertentu, hanya sekadar berpartisipasi dan berharap ada jagoan yang menang sehingga namanya  tetap dikenang orang.

Jayakarta Team sebagai juara bertahan masih berpotensi mempertahankan gelarnya. Tapi BC lain juga mulai mengincar, yang cukup serius misalnya 279 Team. Ada pun jago-jago dari Sumatera Team banyak yang ikut memperkuat Sien Ronny maupun Fitri BKS. Demikian pula dengan jago dari Jawa Barat dan Jawa Tengah – DIY. Jagoan Jawa Timur pun banyak yang tersedot ikut pusaran kekuatna Sien Ronny, Fitri, dan Duta Pakde Karwo.

Dengan demikian, penantang serius Jayakarta Team tampaknya akan datang dari 279 Team, yang juga didukung jago dari berbagai daerah dan lintas blok.

Bagaimana dengan Parahyangan Team, wakil Jawa Barat,  yang di era 2.000-an pernah begitu disegani ? Waktu itu, sejumlah tokoh berikut jagoan papan atas memang kompak bersatu memperkuatnya, seperti H. Sunara (almarhum), Kiki Hoki, Aay Mulyana, H. Nono, Agus Joker, Kimpen, Irawan Saviola, Wandi Saviola,  dan lainnya.

Sekarang ? Kondisinya sesungguhnya tidak jauh beda. Sebagian tokoh lama masih tetap eksis, kemudian juga muncul banyak tokoh baru dengan jagoan yang tak kalah mentereng.  Cukup merata hampir di tiap kelas atau jenis burung, utamanya murai batu, anis merah, kenari, cucak jenggot, dan love bird. Secara sendiri-sendiri, jagoannya sering menang di even akbar dan sangat disegani.

Namun sayangnya, potensi tersebut tidak bisa dimaksimalkan oleh kicaumania Jawa Barat. Mereka lebih cenderung mengibarkan bendera masing-masing. Mengapa bisa terjadi demikian? Yang jadi kendala masih belum jelas, apa karena tidak adanya tokoh atau sosok panutan, yang bisa menggerakannya ? Atau, memang tidak ada inisiatif dari masing-masing individu kicaumania untuk mencoba berembug ? 

 

BERITA LAINNYA

KATA KUNCI: ke mana parahyangan team jabar

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp