AMIEN DAN MB MASCOT, JUARA 2 TIKET 5 JUTA, NYARIS DAPAT MOBIL

PIALA PASUNDAN 4, #19

MB Mascot, Gaco Pelapis dari Hasil Kebun Sendiri, Nyaris Raih Hadiah Mobil

Berbeda dengan para jago lain yang turun di kelas G-25 tiket 5 juta, Mascot adalah jago antah berantah yang belum dikenal dan sama sekali tak diunggulkan. Harap maklum, jago asal kota Malang itu pengalamannya memang masih sebatas di event-event lokalan.

Amien sang pemandu bakat yang dipercaya Cahyo Matrik mengaku, sebenarnya Mascot bukan jago yang disiapkan untuk turun di kelas utama G-25. “Kami jauh dari Malang bawa dua murai batu, yaitu Branjang Kawat (BK) dan Mascot. Yang benar-benar kami siapkan untuk turun di kelas utama sebenarnya BK.”

 

 

 

Namun, sampai Bandung ada masalah pada BK, kondisinya malah ngedrop. “Burung mengalami dehidrasi, karena dalam perjalanan air minumnya tumpah.”

BK coba diturunkan di kelas Padjajaran tiket 2 juta rupiah, yang dimainkan lebih awal. Menempati gantangan nomor 37, BK kerjanya masih belum bisa maksimal. “Tampak masih lemes, cuma kerja 30% saja.”

 

Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Akhirnya diputuskan Mascot diturunkan di kelas utama, menggantikan BK. Mascot pun memjawab kepercayaan itu dengan penuh tanggung jawab, meski masih miskin pengalaman bertanding, tapi mampu membendung gempuran jago-jago top dari kawasan Jabodetabek dan Jawa Barat yang nota bene adalah burung-burung jawara nasional.

Gelontoran lagu-lagunya yang dialunkan dengan volume dahsyat membuat para juri dibuat terkesima dengan Mascot yang berada di gantangan nomor 39. Amien yang hanya bisa menyaksikan dari ring 1 dengan jarak lumayan jauh pun dibuat dag-dig-dug sepanjang jalannya pertarungan.

 

MB MASCOT, TERSEMAT RING SILVER PBI

 

Dewi fortuna rupanya masih cukup berpihak pada Mascot. 5 juri memberikan koncer kepada Mascot, masing-masing 3 bendera A dan 2 bendera B. Sementara lawan beratnya yang berada tepat di sampingnya, gantangan 38, mendapatkan 3 koncer A dan 3 koncer B.

“Kalah tipis saja, selisih satu bendera B, saya kira ini hanya soal selera juri, kalau soal perfoma yang begitu ngotot dan kualitas materi isiannya, berimbang. Memang kalah tipis ini sedikit banyak juga membuat sedikit kecewa, kadang kita berandai-andai, misal dapat 1 bendra B lagi, poin sama, ada peluang juara 1 dan dapat mobil karena kita punya nomor gantangan lebih kecil.”

 

 

Amien tak mau berlarut dalam kesedihan hanya karena juara 2 dan hanya berselisih tipis satu bendera B saja. “Kita ambil positipnya, kita syukuri hasil ini. Kami coba melihat ke belakang, Mascot itu debutan baru di event akbar, ini juga burung hasil breeding sendiri yang kemudian diorbitkan sendiri, lalu sejak awal Mascot sebenarnya juga tidak kami siapkan untuk turun di kelas utama. Kalau merenung soal itu, ya kami harus benar-benar bersyukur dan merasa ini juga anugerah yang luar biasa.”

Setela tampil luar biasa dan meraih juara 2 di kelas G-25, Mascot kembali turun di kelas berikutnya, G-36 Siliwangi. Mascot yang berada di gantangan 49 kerjanya kurang ngotot, dikarenakan cuaca mulai gelap. Mascot akhirnya harus puas menempati ranking 8.

“Ya inilah pertandingan, ada menang juga ada yang kalah. Masih banyak event selanjutnya untuk berkompetisi lebih baik lagi. Bagi kami silaturohmi dengan kicau mania lah yang terpenting. Juara hanyalah bonus semata,” ungkap om Amien.

 

 

Siapa itu Mascot yang belum dikenali keberadaannya oleh lawan-lawannya?

Seperti yang sudah disinggung di depan, ternyata Mascot adalah jago hasil breeding sendiri, anak dari jago lawas Cahyo Matrix yang sering juara di level nasional, Garuda Sakti. Betina berasal dari Lampung, burung hibahan dari om Ari Sri Bintang.

Indukan ini beberapa kali gagal produksi karena telur yang tidak isi, juga faktor cuaca yang extrim. Buah kesabaran & ketekunan dalam breeding, akhirnya netaslah anak pertama, cima 1 ekor. Itulah yang kemudian diberi nama Mascot ini.

 

GARUDA SAKTI, MASUK KANDANG BREEDING

 

Saat ini Mascot mulai memasuki usia emasnya, menjelang tiga tahun, termasuk masih muda untuk ukuran murai batu. Di salah satu kakinya juga tersemat ring Silver PBI.

“Kami memang sangat hati-hati memperlakukan Mascot, tidak berani buru-buru menurunkan di event besar sebelum usianya benar-benar matang. Bahkan saat dicoba di event-event lokal pun belum lama juga, nunggu usia benar-benar kami anggap siap secara mental untuk bertarung,” jelas Amien lagi.

 

 

Ada pun Garuda Sakti, adalah burung yang dipinang dari Ari Sri Bintang. Dulu namanya Ghultor. “Garuda Sakti itu pada masanya adalah jawara nasional lintas blok dan lintas EO, seperti Solo Vaganza, Jogja Vaganza. Bahkan di Piala Kota Hujan 2 Bogor, mampu meraih hatrik juara 1.

Event lain yang dimenangi Garuda Sakti adalah Sien Ronny Cup 1, Kapolda Jatim Cup 1, PIala Dankodiklaktat, Kapolda Jatim, Guber Jatim / Pak Dhe Karwo Cup VII dan VIII, dan event-event prestise lainnya.

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Tentu hal yang wajar bila ketangguhan Garuda Sakti, juga menurun pada anakannya, Mascot. “Sayang pasangan ini sulit menghasilkan keturunan. Sejauh ini baru menghasilkan 5 anakan, dua jantan termasuk Mascot, dan 3 betina. Kata orang-orang sih, memang burung berkualitas juara produktivitasnya tidak bisa selancar burung-burung biasa. Sekali lagi, kita syukuri saja apa yang sudah kita capai selama ini, termasuk dengan prestasi anakannya seperti Mascot.” [maltimbus]

 

DATA JUARA PIALA PASUNDAN 4, KLIK DI SINI

 

KATA KUNCI: piala pasundan 4 murai batu mascot amien murai batu garuda sakti

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp