BIN, KACER ADIPATI, DAN MR DEKO SAAT AKTIF MENGGANTANG

PIALA BUNG KARNO 2, #9

Meski Sudah “Kakek-Kakek”, Kacer Adipati Masih Sanggup Menyisihkan “Cucu-Cucunya” + Vidio

Adipati, boleh jadi jadi petarung kacer paling senior saat ini. Ibarat manusia, ia sudah jadi kakek, sudah punya cucu. Toh pada dua laga akbar di Sobat DF Surabaya (BnR, 23/8) dan Piala Bung Karno 2 Blitar (NZR, 30 Agustus) masih tampil prima bahkan merebut juara 1.

Sebelumnya di Raja Cup Cibubur (RGN), Adipati juga meraih juara 2. Seharusnya juga bisa berpeluang besar mencuri juara 1 bila tidak mengalami “masalah kecil” yang disebabkan oleh faktor teknis.

Jago-jago sebayanya sudah menyingkir dari gantangan, entah hanya jadi burung klangenan di rumah, masuk kandang breeding, bahkan banyak juga yang sudah mati. Musuh-musuh yang dihadapi Adipati saat ini, seusia para “cucu”, jago yang secara energi sedang berada di puncak semangat untuk bertarung.

 

 

 

Sepintas, agak sulit membayangkan seorang kakek renta masih harus bertarung melawan jago-jago usia muda belia. Secara teknikal dan pengalaman, mungkin oke, masih bisa mengimbangi bahkan unggul. Tapi dalam durasi yang relatif panjang, tenaganya akan mengendor, dan menyerah kalah pada yang muda-muda.

Faktanya, Adipati terlihat masih tangguh. Sejak awal digantang, masih bisa langsung tancap gas. Sesekali sedikit menginjak pedal rem, sebagai bagian dari variasi dan strategi mengimbangi lawan, namun setelah itu tetap sanggup kembali ngegas hingga penilaian berakhir.

Penampilan di sua sesi Piala Bung Karno sungguh menunjukkan performa dan stabilitas yang luar biasa. Di sesi awal para juri mengganjarnya sebagai runner up, meski banyak sekali pemerhati yang menjagokannya merebut juara. Pada sesi kedua, performa mantap kembali ditunjukkan, para juri akhirnnya mengganjarnya dengan bendera koncer A paling banyak hingga dianugerahi gelar juara 1.

 

 

Mr. Deko yang memantau dari jauh, mengaku sangat lega, bangga, dan puas atas kinerja dan hasil yang diraih oleh jago yang rawatan dan penggantangannya dipercayakan pada Joko Bintoro dan kawan-kawan itu.

“Alhamdulillah, Adipati dengan mengandalkan pengalaman bertempurnya masih bisa menahan anak-anak muda. Yang saya kagumi dari Adipati adalah spirit fighter-nya masih terlihat jelas dan bisa dianggap stabil, padahal usianya jelas sudah tidak muda lagi,” ujarnya kepada burungnews.com.

Penampilan Adipati sebenarnya tidak hanya semata mengandalkan jam terbang dan spirit fighter doang. “Materinya juga bertambah mantap, speed-nya tak terlihat berkurang. Saya benar-benar bangga dengan kondisi Adipati yang masih bisa selalu fight,” imbuh Deko lagi.

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

 

Om Deko, juga para penggemar kacer lainnya, tentu berharap Adipati masih bisa terus berpartisipasi lebih lama lagi di event-event berikutnya, dan bisa mewarnai dunia kacer nasional. Tak semata untuk meramaikan dan bersaing dengan para cucu-cucunya, di sisi lain juga bisa menjadi penyemangat dan inspirasi buat jago-jago yang lebih muda agar terus mengasah dirinya baik secara materi maupun perfoma.

Yah, harus diakui, penampilan Adipati selama ini memang tak lepas dari siulan “mistis” Bintoro, sang mekanik. Bintoro mengaku, sudah memiliki dan menggunakan senjata siulannya untuk memancing semangat tempur Adipati, jauh sebelum berpindah tangan ke Mr. Deko.

 

 

Hal ini terbukti saat turun di Raja Cup. Saat penampilan sedang apik-apiknya, sementara lawan mulai kendor, menjelang akhir penilaian Adipati sempat mbagong. Hanya sebentar, hanya beberapa detik saja. Namun ini rupanya terlihat oleh team penilai, sehingga peluang juara yang sudah di depan mata pun langsung sirna.

Setelah ditelisik, penyebabnya karena Bintoro sempat meninggalkan pinggir gantangan, hingga siulan mautnya pun menghilang. “Maaf, tadi saya benar-benar sudah tidak kuat menahan pipis, jadi saya tinggal sebentar.” Nah, inilah yang di bagian awal artikel ini disebut sebagai “masalah kecil” yang disebabkan karena faktor teknis.

Bila melihat penampilan Adipati di sejumlah event pasca libur pandemi seperti di Klaten Vaganza, Raja Cup, Anniversary Sobat DF, hingga Piala Bung Karno 2, banyak yang memprediksi Adipati masih sanggup meroket di sejumlah event akhir tahun ini, bahkan hingga tahun 2021.

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Kita mahfum, sejumlah event akbar rencananya bakal segera digelar, mulai BnR Satoe Cup di Cibubur (20/9), Piala Pasundan Bandung (11/10), hingga Piala Raja Yogyakarta (22/11). Adipati diperkirakan masih sanggub bertarung dan bersaing di gelaran akbar tersebut.

Seberapa ngotot sih aksi Adipati hingga masih mengundang decak kagum, juga bagaimana siulan Bintoro yang unik dan khas itu bisa membuat Adipati semakin kesetanan di gantangan, Anda bisa menonton vidio aksinya di bawah artikel ini. [maltimbus]

 

VIDIO AKSI ADIPATI DI PIALA BUNG KARNO DAN SIULAN MISTIS BINTORO:

 

KATA KUNCI: piala bung karno ke-2 kacer adipati

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp