EO & MEDIA – VIDEOGRAFER, SALING MEMBUTUHKAN

MEDIA – VIDEOGRAFER DI LOMBA BURUNG

Siapa yang Terganggu, Siapa yang Membutuhkan

Ada dua peristiwa menarik dan mencuri perhatian publik terkait relasi media dengan EO lomba burung di penghujung tahun 2018. Di Presiden Cup V (28/10) dan APBN Award (16/12). Pada 2 even tersebut, di pertengahan lomba panitia melarang para pihak yang merekam video dari dalam arena lomba.

Secara umum pemicunya sama, ketika ada peserta yang komplain dengan mendasarkan diri pada hasil rekaman video. Cerita lalu berkembang melebar, terutama di jagad medsos. Burungnews.com secara khusus pernah mengulas untuk apa peruntukkan sesungguhnya dari video burung yang direkam secara tunggal.

 

 

(baca: KONTROVERSI VIDEO LOMBA, BISAKAH UNTUK MENILAI LAYAK TIDAKNYA JADI JUARA)

 

LOMBA YANG MENARIK BANYAK DIDATANGI MEDIA (dok. fb prio sutrisno)

 

Dari Pihak BnR selaku penyelenggara Presiden Cup V, Bang Boy juga sudah menjelaskan alasan kenapa pada akhirnya melarang rekaman burung dari dari dalam arena lomba. “Karena yang merekam itu hanya orderan untuk merekam burung tertentu, atau untuk keperluan pribadi baik bagi si perekam sendiri atau si pemilik burung, bukan jurnalis dari media yang netral.”

Maka ketika H. Ebod digelaran APBN Award juga melakukan hal yang sama, Bang Boy pun mengamininya. “Keberadaan orang yang merekam burung di dalam arena mengganggu penjurian dan burung,” begitu alasan yang disebutkan terkait pelarangan. Pada kesempatan berikutnya menjawab beragam komentar di  face book, H. Ebod menambahkan penjelasan yang substansinya begini, “Yang tidak boleh masuk itu karena bukan jurnalis atau wartawan, lebih sebagai videografer atau youtuber, merekam untuk keperluan sendiri bukan untuk publik. Yang wartawan beneran tetap boleh di dalam.”

 

BARU... ini yang sudah lama Anda tunggu-tunggu, segera dapatkan dengan menghubungi nomor-nomor di bawah.

 

Dalam kesempatan berikutnya, beliau juga membalas komentar yang menganggap kasus larangan merekam video di lomba burung membuat jagad lomba burung menjadi riuh. “Yang gaduh itu hanya di udara medsos. Di daratan, para kicaumania adem ayem saja tuh.”

Tak ketinggalan, Duto  Sricahyono, jurnalis senior dari omkicau.com juga memberi tanggapan. Menurutnya, wartawan, jurnalis, atau siapa pun itu juga manusia yang terikat pada aturan yang dibuat oleh si pemilik acara, dalam hal ini EO penyelenggara lomba.

Dalam kegiatan lainnya pun selalu ada aturan atau batasan. Dia lantas mencontohkan pada pertandingan tinju, yang juga tidak membolehkan wartawan atau siapa pun masuk ke dalam ring, hanya dua petarung dan wasit yang boleh di dalam ring. “Jangan hanya karena merasa wartawan atau dari media, lantas merasa bebas ke luar masuk ke mana pun, atau melakukan apa pun.”

 

NZR INDONESIA CUP 1, MINGGU 27 JANUARI 2019 DI LAPANGAN RAMPAL MALANG. 2 Lapang, tiket terjangkau mulai 50 ribu, hadiah utama mobil, semua kelas hadiah UTUH TANPA POTONGAN, banjir doorprise super menarik. Pesanan tiket sudah mengalir deras, terlambat Anda bisa gigit jari karena tidak kebagian. KLIK BROSUR DI SINI. Pesan tiket hubungi Mr Yanto (WA) 0817.0454.012.

 

Dari pantauan burungnews.com baik di media sosial maupun di “daratan”, publik sepertinya memang mengharapkan kegiatan merekam lomba burung, siapa pun itu, seyogyanya dibolehkan. Kenapa, meskipun tidak secara khusus dimaksudkan untuk menjadi pengawas, tetapi keberadaannya secara tidak langsung atau secara psikologis membuat mereka yang berada di dalam arena, team juri dan panitia, merasa lebih diawasi sehingga dalam bekerja juga akan lebih baik dan hati-hati.

Selain itu, selama ini keberadaan para media, termasuk yang melakukan rekaman video di dalam arena, sesungguhnya juga tidak pernah sampai mengganggu jalannya lomba. Lain soal bila mungkin ada pihak, katakanlah sebagian juri atau panitia, yang merasa kurang nyaman dan grogi saat ada kamera yang menyorot ke dalam arena.

 

 

Tentu perlu digarisbawahi lagi, apa pun hasil rekaman video tunggal, lebih bersifat dokumentasi. Bisa saja dipublish entah itu di media onlie, youtube, atau media sosial face book, instagram, dan lainnya tapi itu semua lebih untuk show saja. “Ini loh kerja burung saya...,” begitu kira-kira caption yang menyertainya.

Video rekaman yang bersifat tunggal sama sekali tidak bisa dijadikan dasar untuk menilai apakah burung itu layak atau tidak layak jadi juara, atau lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Apalagi sebagian besar video lebih pada penampilan visual saja, kualitas audionya jauh dari fokus, sangat distorsi, baik oleh burung lain bahkan lebih jelas suara teriakan peserta. Padahal, kelayakan burung juara atau tidak terutama dari suaranya.

Lalu, apakah pada lomba-lomba berikutnya, di tahun 2019, akan tetap ada larangan media atau siapa pun masuk arena untuk merekam dengan video, atau bahkan hanya masuk (tanpa merekam) agar bisa memantau lebih seksama?

 

PRIO BERSAMA ARIGA, KIKI HOKI & GENTUR SR. DUKUNGAN UNTUK PIALA PASUNDAN 3

 

Pada 18 Desember 2018 yang lalu, Prio Sutrisno dari Radja Company, memposting status yang cukup menarik. Ia menegaskan, pada laga-laga yang di-host oleh Radja Company sejak awal tahun 2019, justru akan memberikan fasilitas yang senyaman-nyamannya untuk para awak media, atau pihak lain yang ingin masuk arena, termasuk untuk merekam jalannya lomba.

“Pertama, ingin saya garisbawahi bila saya tidak pada posisi untuk menyalahkan atau menyudutkan salah satu pihak. Boleh jadi, itu lebih karena mis komunikasi saja. Karena itu, yang ingin kami lakukan di Radja Company adalah mencoba pendekatan komunikasi yang lebih baik dengan para awak media, atau mereka yang ingin merekam video atau jalannya lomba secara umum, atau merekam burung secara tunggal. Biar mudah, semua kita sederhanakan dan disebut sebagai media.”

Prio berpendapat bila relasi antara Media dengan EO penyelenggara lomba seharusnya adalah saling membutuhkan, alias mutalisme. “Kalau dibangun komunikasi yang baik sejak awal, media idealnya juga ikut membantu mempublikasikan atau mempromosikan suatu lomba, jadi tidak ujug-ujug datang pas hari H. Nah itu yang ingin coba kita lakukan.”

 

SANGKAR MURAI BATU RADJA, BARU! Perhatikan KUALITAS dan STYLE-nya, BINTANG LIMA. Harga? KAKI LIMA. Segera miliki, karena akan jadi standar dan trenseter di banyak lomba. Hubungi Hotline 0821.2959.4199.

 

Solusi terbaik yang ingin dilakukan oleh Radja Companya justru dengan memberikan fasilitas terbaik dan ternyaman untuk media. “Dengan pemberian fasilitas yang nyaman, maka semuanya akan berjalan dengan baik. Fasilitas itu berjalan seiring dengan beberapa aturan yang dibuat dan disepakati bersama.”

Pertama, pihak EO atau panitia akan menyediakan ID sebagai pass bagi para media, dengan cara mendaftarkan diri terlebih dahulu. Dengan ID itu, kru media punya akses untuk masuk ke dalam arena, di dalam pagar. Hal yang tidak dimiliki oleh peserta pada umumnya.

Pada even-even tertentu, panitia bahkan akan menyediakan seragam untuk awak media, entah itu berupa baju/kaos atau rompi. Jadi, akan terlihat lebih rapi dan enak dilihat.

 

Pengin rasakan SENSASI pakan dengan kualitas terbaik, VIRALin saja!

 

Panitia juga akan menyediakan zona atau spot yang bisa dipilih oleh awak media ketika mau mengambil gambar. Penentuan zona itu akan dilakukan bersama antara panitia dan perwakilan media, misalnya pada hari Sabtu atau Minggu pagi. Zona-zona itu tentunya yang strategis agar bisa mengambil gambar atau memantau situasi secara umum, tetapi juga tidak sampai mengganggu baik itu team juri atau bahkan burung-burung yang sedang bertarung.

Media boleh memilih zona-zona itu saat ingin merekam. Begitu sudah memilih dan juri mulai menilai, media diminta tetap berada di titik yang sudah ia pilih, sampai penjurian berakhir. Jadi selama jalannya lomba, tidak boleh lalu lalang, berpindah spot, dan semacamnya.

Wawancara dengan nara sumber dilakukan di luar lapangan, kecuali saat istirahat, sebelum lomba berlangsung, atau setelah lomba selesai. Karena pergeseran dari sesi ke sesi diset untuk berlangsung cepat, sehingga misalnya mencegat naras sumber di dalam arena, akan mengganggu kelancaran lomba.

 

 

Panitia juga akan menyediakan fasilitas pendukung untuk media, seperti beberapa meja, kursi, dan colokan listrik. Yang ingin mulai menulis berita, melakukan update, tidak perlu jauh ke mana-mana. Kebutuhan lain seperti data juara, juga akan disediakan serapi mungkin sehingga begitu lomba selesai semua media bisa mendapatkannya tanpa perlu lama menunggu.

Prio pun kemudian memaparkan beberapa agenda Radja Company di awal tahun 2019. Gelaran mulai dibuka pada 6 Januari di Banjarnegara dengan tajuk “Road to Gebyar Anis Merah Nusantara.” Even Gebyar Anis Merah kemduian digelar di Klaten pada 20 Januari, lanjut gelaran Semarang Vaganza pada 27 Januari, lalu ada Malioboro Vaganza pada 3 Februari. Gong even awal tahun adalah Piala Pasundan 3 pada 7 April di Bandung, yang rencananya akan kembali digelar dengan 4 lapang.

KATA KUNCI: media videografer mr prio radja company bang boy h ebod

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp