HELMI TERIMA PENJELASAN DARI ANTOK PETIR

KRONGGAHAN BIRD CLUB (KBC) YOGYAKARTA + DATA JUARA

Gara-Gara Teriak, Juara Pun Melorot

Gegara teriak kenceng sambil menyebut nomor gantangan, Helmi Asalvo harus menerima konsekuensinya. Murai batu miliknya sebenarnya masuk peringkat ke-2, tetapi karena teriak akhirnya “dihukum” turun peringkat jadi ke-3.

Hal itu disampaikan oleh Antok Petir, salah satu juri, ketika mengumumkan juaranya.  “Gantangan 47 yang seharusnya meraih juara 2, karena menyebut nomor gantangan, peringkatnya kita kurangi menjadi juara 3.”

Begitulah aturan yang berlaku di Kronggahan Bird Club (KBC), sebagaimana saat gelaran rutin pada Sabtu, 5 September 2020. Pak Danu, Anjas, Antok Petir dan kawan-kawan benar-benar ingin menerapkan aturan dengan serius, tidak mau kompromi, juga tidak pandang bulu.

 

 

EKO KILLER. LB ARJUNA, DIBELI 30 JUTA SIAP DONGKRAK KILLER BC

 

Helmi Asalvo, sang pemilik pun beralasan kenapa ia berteriak keras sambil menyebut nomor gantangan. Selain itu, ia juga mengaku tidak paham bila di KBC teriak benar-benar tidak boleh, dan ada hukuman bagi yang nekad melanggar.

“Lha burung saya nembak-nemak sampai mancur-mancur, tapi yang dilihat sebelah, makanya saya teriak. Eh ternyata di sini tidak boleh menyebut no gantangan.”

Meski urutan juaranya dikurangi, Helmi mengaku tidak masalah. “Yang penting burung kerja bagus, sudah puas,” imbuhnya.

 

 

Antok Petir saat dikonfirmasi, menjelaskan perihal aturan ini. ”Larangan teriak sambil menyebut nomor gantangan, sudah lama kita terapkan di sini. Kami juga tidak tahu itu burung siapa, pokoknya kalau sampai kalau ada yang menyebut nomor gantangan, walau burung kerja bagus, juaranya melorot rankingnya,” tegas Anto.

Anto juga menambahkan, bila semua burung peserta dipantau dengan cermat, tanpa memebeda-bedakan pemiliknya.

Sementara murai batu Heboh milik H. Puji SE, burung muda yang baru lulus dari tempat master Rinja, berhak menempati juara ke dua. Heboh benar-benar sesuai namannya.

 

RINJA, KRU PUJI, HEBOH MASIH MUDA SIAP MEROKET

 

Penampilannya sambil mengelontorkan isian benar-benar membuat heboh. Hampir semua isi varian lagu kecilan dan kasar, nyaris semua dilontarkan dengan kencang.

“Heboh baru saja lulus mastering. Burung masih muda, baru dua brodolan, ring silver. Sekarang sehari-hari di rumah mas Puji,” jelas Rinja mantap.

Ada pun love bird Arjuna, burung konslet milik Wisnu yang baru dibeli satu bulan dengn harga 30 juta, tampil sangat memikat. Gaya tarung mewah sambil mendongakkan kepala ke belakang nyaris patah.

 

LB-ARJUNA. SEHARGA 30 JUTA  SIAP KIBARKAN KILLER BC

 

Aksi Arjunan di tempat yang sama sebelumnya sudah menghebohkan banyak orang. Selain konslet, gayanya sangat eksotik.

“Mas Wisnu sudah lama tertarik dengan Arjuna, karena sering main di Killer BC. Pada saat itu Tapal Batas pemiliknya belum mau jual. Baru satu bulan ke Belgia kerja jadi Sef, terus ditawari Arjuna langsung dibeli. Katanya gaji pertama langsung buat bayar Arjua,” jelas Eko Killer dan Mas Mayu yang masih sepupu dengan Wisnu.

Eko Killer mengungkapkan, Wisnu masih ingin menambah jago-jago lain seperti murai batu, serta cucak hijau yang benar-benar mumpuni. Perburuan amunisi yang dilakukan Wisnu supaya dapat mendongkrak nama Killer BC.

 

 

”Wisnu salah satu anggota Killer BC, walau dia sering keluar negeri tapi dia tetap memantau perkembangan dunia burung, khususnya Killer BC,” tambah Eko sambil tersenyum.

Kecintaan dan kekompakan keluarga Kotel dalam menjalani hobi burung benar-benar tak diragukan lagi. Terbukti Kotel bersama Retno sang istri, serta anak kesayanganya yang baru berusia 6 bulan, sudah dikenalkan lapangan.

Kotel dan Retno sudah lama hobi burung, sebelum punya anak mereka selalu bersama-sama melombakan burung, dan pegangnya juga beda. Salah satunya love bird Au yang sehari-hari dipegang dan dirawat oleh Retno.

 

KOTEL & RETNO KOMPAK MENJALANI HOBI BURUNG

 

Retno mengaku rawatan Au hanya cukup dibersikan kandangnya saja, tidak perlu dijemur. Bila turun lapangan harus dikawal dirinya. ”Au  ini kalau main dan istri saya tidak ikut ,kerjanya kurang maksimal,” jelas Kotel kepada burungnews.

Kekompakan juga diperlihatkan Putra Herman bersama putranya. Hampir setiap ke lapangan selalu diajak. Kali ini keduanya berhasil mengantarkan Putra Bakat yang berdiri kokoh di posisi puncak kelas Kenari Standar Bebas A. Juara berikutnya ditempati Covid 19 milik Brothen, dan Janoko milik Warih AM dari Magelang.

Di akhir lomba Anjaz mewakili rekan-rekan panitia mengucapkan banyak terimakasih kepada semua rekan-rekan kicau mania yang telah berpartisipasi, serta mohon maaf bila masih ada kekurangan. [busro, maltimbus]

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

 

BAMBANG LOVERS. MASIH DIJALUR LOVE BIRD

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

 

 

 

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

 

BERITA LAINNYA

KATA KUNCI: kronggahan bird club (kbc) yogyakarta + data juara

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp