TERAPKAN AJUAN TERBUKA, KOMPETENSI DAN PERSEPSI JURI BENAR-BENAR DIUJI

KOPDAR #1 SPM JOGJA + DATA JUARA

Event Perdana Sudah Muncul Kontroversi, Tiap Sesi Akan Dibuka Diskusi

Di event pertama Kopdar SPM, sudah muncul kasus menarik yang menimbulkan kontroversi. Burung dengan show dan durasi full tapi volume dan lagu kurang mendukung, dapat koncer. Seperti apa pakem penilaian yang akan dianut SPM?

Silaturahmi Pecinta Murai (SPM) Jogja, akhirnya memulai salah satu programnya, Kopdar setiap 2 pekan atau 2 kali sebulan. Tujuannya, sebagai ajang untuk sosialisasi, edukasi, dan “belajar” bersama.

Kopdar yang baru pertama kali digelar itu, berlangsung Kamis 16 Februari 2023 siang di Taman Kuliner Yogyakarta. Publikasi gelaran ini terhitung pendek, hanya beberapa hari saja, namun antusiasme cukup tinggi. Peserta bisa terisi antara 15-20.

 

PENGURUS DAN TEAM JURI SPM. SIAP DIKRITIK

 

Sesuai topiknya, sebagai ajang sosialisasi dan silaturahmi, tentu event rutin ini mesti berbeda dari yang lain. Menurut Teddy, Ketua SPM, perbedaannya adalah setiap selesi sesi, ada jeda sekitar 5 menit untuk mendiskusikan apa yang baru saja terjadi di sesi tersebut.

“Tanpa harus menunggu komplain, langsung ada diskusi, atau evaluasi, atau terserah apa namanya. Intinya selagi masih hangat langsung kita diskusikan. Mungkin ada yang mau komplain, bertanya kenapa burung yang menurutnya kerja bagus kok ditinggal. Bila diperlukan, juri juga bisa menjelaskan alasannya kenapa memilih burung ini dan bukan itu. Boleh didebat, oleh peserte, member, atau penonton yanf tidak bawa burung, bahkan oleh sesama juri. Diskusi ini kita batasi waktunya, katakan 5 menit, tanpa harus ada kesimpulan, karena lomba kan harus lanjut ke sesi berikut.

Di event perdana, juga mengundang tokoh senior untuk bisa ikut memberikan masukan. Tampak hadir Danu Kusumo, Rony Stiga, hingga Endro Billion.

 

 

Ada satu sesi yang memunculkan bahan diskusi. Dalam level yang ringan, bisalah disebut kontroversi. Ada satu burung yang secara show sangat bagus, durasi juga bisa dikata full. Menjelang penilaian berakhir, burungnews pun sempat meminta pandangan kepada pak Danu, Pak Endro, lalu Mamat yang kebetulan posisi duduk dekat. Semua satu pendapat, volume lirih, lagu juga pendek-pendek.

Burung ini mendapatkan ajuan nominasi dari 4 juri, dan kemudian ada 2 juri memberikan koncer B, hingga juara 2. Bendera A berkumpul di satu burung, tentu juara 1. Dua bendera B terbagi kepada 2 burung yang akhirnya harus melakukan tos untuk memperebutkan juara 3-4.

Terlihat masih ada juri yang memilih atau menyukai burung “aman” karena show dan durasi yang memikat. Bagaimana pakem yang sesungguhnya akan dipakai oleh SPM?

 

DANU KUSUMO, ENDRO, DONA. DUKUNG PENUH LOMBA YANG MEMBERIKAN EDUKASI

 

Apa yang disampaikan oleh Danu Kusumo, Endro Billion, Mamat, terkait burung tersebut, menurut Teddy juga benar. Ia juga mengaku dari hasil pantauannya, show dan durasi full, tapi volume dan lagu memang kurang. Hal yang sama juga disampaikan Dona, punggawa SPM lainnya.

Diskusi pun dilanjutkan dengan para juri. Kemudian diakui, pada kasus ini, ada sedikit melenceng dari pakem yang (seharusnya) mendahulukan irama lagu.

“Baru pertama, kita sudah dapat kasus yang bagus, langsung ke isu pakem yang sering jadi bahan perdebatan. Bedanya, kalau hanya diskusi atau briefing di ruangan pada malam hari sebelum lomba, atau sore setelah lomba selesai secara keseluruhan, kan sering tidak ketemu dengan kasus riel yang terjadi,” ujar Teddy.

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Ini sangat berbeda dengan yang terjadi pada event kali ini, yang memang dirancang untuk sosialisasi dan edukasi. Pembahasan atau diskusi itu langsung dilakukan setelah sesi selesai. Akhirnya team juri pun sepakat, bila pada penilaian berikutnya menemukan yang seperti itu, burung yang show bagus, durasi penuh, tapi volume dan materi lagu kurang mendukung, bisa diajukan nominasi sebagai apresiasi burung kerja, tapi tidak diberikan koncer

“Itu mengacu pakem yang berlaku di SPM, (1) irama lagu, (2) durasi, (3) volume, dan (4) gaya. Dengan berjalannya waktu, team juri ini akan terus berproses, menemukan kasus-kasus baru, kita akan langsung diskusi, berdebat baik sesama team juri, pengurus, member, peserta reguler, atau siapa pun yang mau datang untuk ikut memantau dan belajar bersama,” imbuh Teddy.

 

ADAM. IBLIS PANTURA DOUBLE WINNER

 

Teddy mengakui, forum diskusi yang sudah terjadi memang belum sepenuhnya sesuai rencana. Seharusnya terbuka untuk  semua orang, melibatjan juga peserta. “Ya ini kan pertama kali, jadi ada hal yang kelewat. Tapi intinya begitu, kita maunya setiap habis sesi langsung ada forum diskusi, forum evaluasi penjurian.”

Dalam forum itu, siapa pun bisa bertanya, bisa mendebat, bahkan antara juri satu dengan lainnya pun boleh mengungkapkan beda pendapat. Untuk Kamis dua pekan ke depan, 30 Februari, forum diskusi terbukanya akan kita persiapkan lebih baik.”

Di akhir lomba, punggawa SPM Dona menyebut peserta di gelaran pertama ini termasuk sudah sangat bagus, mengingat publikasi yang mepet. “Besuk yang kedua kita akan melakukan lebih baik, publikasi lebih awal, terus untuk member kita harapkan juga semakin banyak yang bisa hadir, semakin sedikit yang berhalangan. Selain untuk sosialisasi, edukasi, Kopdar yang rencana kita gelar 2 kali sebulan ini juga untuk menjaring member baru.”

 

 

Edukasi dan sosialisasi itu bukan hanya soal bagaimana pakem penilaian, kenapa burung itu bisa masuk juara, kenapa yang ini tidak padahal terlihat kerja bagus. “Ada banyak hal yang menurut saya masih perlu edukasi, seperti bagaimana sejak berangkat dari rumah sudah los, niat bersih. Secara saya pribadi, itu juga salah satu tip non teknis yang akan mempengaruhi kinerja burung. Selain itu, mau lomba juga tidak ada pikiran untuk titip dan semacamnya. Kalau semua peserta sudah bisa begitu, lomba pasti akan berjalan nyaman, tenang, asyik.”

Edukasi lainnya yang bersifat teknis, adalah bagaimana kicaumania itu harus memberikan dukungan kepada para juri yang bertugas. Dukungan itu dengan mengikuti jalannya lomba secara tertib dan beradap. Begitu MC memanggil, segera masuk lapangan, segera menggantang tanpa saling tunggu atau berlama-lama di bawah gantangan, selanjutnya langsung menepi  duduk manis.

“Salah satu bentuk dukungan dari peserta yang sangat penting, itu untuk bersikap tertib, tidak teriak-teriak, tidak bertepuk tangan, mengibarkan keerodong, meniup peluit, dan semacamnya. Jadi, team juri bisa bekerja lepas, tanpa merasa tertekan. Hasilnya pasti lebih baik. Khusus di event SPM dua bulanan, selesai sesi, bisa langsung ikut diskusi, mau urun rembug, misal melihat pilihan juri kurang pas, milik siapa pun itu.”

 

ROBERT HOKI. KINERJA DAN KUALITAS BURUNG DIAPRESIASI, KALAH MENANG BAHAGIA

 

Sesungguhnya, apa yang disebut Dona sebagai dukungan nyata dari para peserta itu sudah mulai terlihat “bibit”-nya di laga perdana. Peserta sudah bisa tertib, secara umum sudah terasa  senyap, kendati sesekali masih ada yang bertepuk tangan, bersiul, dan semacamnya. Nantinya, akan ada team yang langsung memberikan edukasi bila menjumpai hal-hal semacam ini.

Dona pun mengajak para kicaumania di Jogja, terutama yang sudah jadi member SPM, untuk meramaikan Kopdar berikutnya pada Kamis 30 Februari. “Ayo kita belajar bersama, bukan soal siapa lebih pinter, lebih senior, juga tidak usah mikir harga tiket, besaran hadiah, menang atau kalah. Semua setara bisa berbagi pengalaman. Dari situ, diharapkan pemahaman dan persepsi kita soal burung yang bagus itu seperti apa, bahkan juga hal lainnya seperti bagaimana seharusnya mengikuti lomba, akan mengerucut dan mendekati sama. Bayangkan kalau persepsi sudah mendekati sama, bukan hanya sesama team juri, tapi juga dengan kicaumania atau peserta. Pasti lomba akan lebih mempesona.”

 

BOTAK. MENDADAK MC, LOMBA KONDUSIF

 

Akhirnya, Dona menggarisbawahi sekaligus menegaskan, SPM bukanlah ajang untuk bisnis atau mencari untung. “SPM itu kita rancang untuk memfasilitasi para kicaumania agar bisa semakin maju bersama-sama, tampah pinter, tambah fighter, makin berkomitmen, jangan gembeng. Hobi itu harus membuat kita senang, bahagia, baik menang maupun kalah di lomba, jangan malah bikin pusing kan. “

Teddy, Dona, dan para pegiat lainnya optimis, Kopdar SPM akan semakin diminati, juga akan semakin banyak bisa menjaring member baru. Pada akhirnya akan ketemu dengan mereka yang benar-benar loyal, mau nggetih alias berdarah-darah. “Secara alamiah akan ada seleksi alam. Yang kurang serius akan tersisih dengan sendirinya, digantikan oleh mereka yang benar-benar spartan, penuh semangat, tidak mudah baper, dan mudah bekerjasama untuk .”

Setelah beberapa kali Kopdar Sosialisasi, event yang cukup besar pun sudah disiapkan, Kopdar 2 SPM pada 12 Maret 2023 di Taman Parkir Jogja Bay. Brosur bisa disimak di bawah ini. [maltimbus]

 

 

 

 BROSUR KOPDAR 2 SPM JOGJA, 12 MARET:

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

BROSUR WONOGIRI  FAIR BATTLE:

KATA KUNCI: kopdar #1 spm jogja sosialisasi dan edukasi hanya 7 sesi diskusi langsung tiap sesi teddy bks teddy spm dona gdm danu kusumo endro billion ronny stiga kopdar 2 spm wonogiri fair battle

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp