SILVIE RISMAYA, JURI BURUNG KICAUAN, TIDAK SEKEDAR PAJANGAN

JURI CANTIK BUKAN SEKADAR PEMANIS

Silvie Rismaya, Burung Seperti Separuh Hidupku

Silvie menjadi juri burung kicauan tidak sekadar numpang lewat di tengah perlombaan yang tidak pernah sepi. Ia profesional, menguasai materi penilaian lomba, dan juga mengerti betul bagaimana burung yang berkualitas bagus dan layak juara.

Ditemui Burungnews.com di rumahnya yang berada di daerah Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur, perempuan beranak satu itu terlihat santai. Ia mengenakan kaos berlengan pendek dan juga bercelana jins pendek.  Silvie mengaku sengaja libur hari itu dan tidak mengambil job juri sebab sebelumnya habis melakukan pekerjaan juri di Putra Daerah Cup I Sidoarjo yang cukup melelahkan.  

 

 

DI RUMAH ADA BEBERAPA BURUNG KICAUAN YANG DIRAWAT BERSAMA SUAMI

 

“Ada sekitar 50 kelas di Putra Daerah Cup Sidoarjo,  saya sampai di rumah sekitar pukul sembilan malam dan langsung tidur,” ujar Silvie (24), yang bersuamikan Farid Mahmudi ini.

Jika berada di rumah, Silvie mengaku orangnya pemalas. Seharian ia paling tiduran dan sesekali memperhatikan burung peliharaan yang ada sekitar 10 ekor, terdiri dari lovebird, murai batu, dan konin. Itu pun jika ditinggal suaminya bekerja, kalau suaminya di rumah, suami yang biasa mengurusi burung-burung tersebut.  Farel (5), anak lelakinya juga tidak terlalu lengket dengannya dan memilih lebih dekat dengan nenek dan kakeknya.

 

SUDAH SAATNYA JAGOAN MAU TAMPIL MAKSI. Gunakan Moncer1 dari Super Kicau, asupan paten para juara. Bisa diberikan dengan beragam cara, bisa teteskan langsung pada paruh (bila burung terbiasa dipegang tangan), teteskan pada minuman, oles dan campur dengan makanan atau EF, atau suntikkan pada EF seperti jangkrik.

Untuk tahap awal, berikan setiap hari selama sepekan. Lihat dan perhatikan perubahan yang terjadi. Selanjutnya bisa diberikan mulai H-2 atau sesuai kebutuhan. HATI-HATI BARANG TIRUAN.

 

Perkenalan Silvie dengan burung justru karena pengaruh suami dan mertuanya yang mempunyai stand burung di Pasar Burung Empunala, Kota Mojokerto. Berawal dari membantu mertua dan suami itulah ia sedikit demi sedikit mengerti soal burung kicauan. Di Pasar Burung Empunala pula Silvie sering melihat kontes burung kicauan, jauh sebelum lovebird booming seperti saat ini.

Dari lomba burung kicauan di Pasar Burung Empunala pula Silvie berkenalan dengan beberapa juri burung kicauan yang sejak lama berkecimpung di dunia perburungan. Salah satu juri rupanya tahu bakat Silvie soal burung, yang lalu mengajak Silvie ikut training menjadi juri lomba burung.

 

BERSAMA SUAMINYA MASIH GANDRUNG BURUNG DAN SERING TURUN KE GANTANGAN

 

“Awalnya tidak percaya diri, tapi lama-lama akhirnya pede juga,” ungkap Silvie yang mengaku banyak pergaulan dengan para juri burung untuk menambah wawasan dan ilmu sampai akhirnya ia benar-benar profesional.

“Secara profesional menjadi juri kira-kira ya setahun yang lalu, waktu itu sekali juri masih Rp 30 ribu honornya,” kenangnya. Sekarang honor juri Silvie sudah berlipat-lipat. Dalam seminggu ia sebenarnya full panggilan juri, namun dirinya memilih libur sehari untuk istirahat dan keluarganya.

 

SILVI SAAT MENJURI DI GANTANGAN GARDA BC JOMBANG

 

Nama Silvie Rismaya sebagai juri burung kicauan di Mojokerto sudah cukup dikenal. Ia bahkan tidak hanya menjadi juri di wilayah Mojokerto, tapi juga merambah ke Jombang, Sidoarjo, bahkan Surabaya.  Silvie mengaku tidak mau terikat dalam satu EO dan memilih menjadi juri independen sebab terikat dengan EO akan membuatnya patuh dan bersedia jika  ditugaskan dimana saja. Ia bisa saja pergi ke Bali, bahkan Lombok, tapi pertimbangan keluarga dan dirinya yang wanita membuat Silvie memilih juri di daerah yang dekat saja.

Selain dalam seminggu bisa full panggilan, terkadang dalam sehari, Silvie bisa berpindah juri 2-3 gantangan. Itu bisa dilakukan jika waktu gantangan tidak berbenturan, mulai pagi, siang, dan malam, serta jaraknya berdekatan.

Selama menjadi juri, yang paling mengesankan itu adalah jika bertemu burung-burung spektakuler yang harganya tinggi seharga mobil, yang mau tidak membuat andrenalinnya seperti tertantang untuk bekerja sebaik dan seprofesional mungkin.

 

CUACA TAK MENENTU MEMBUAT BURUNG JADI RENTAN TERSERANG PENYAKIT. Sediakan selalu LA KURUS, dari Super Kicau Grup yang terpercaya. Dengan spektrum luasnya, mampu mengobati lebih banyak penyakit, dan lebih cepat sembuh.

 

Diteriaki penonton dan pemilik burung sudah biasa bagi Silvie. Bahkan, tak jarang pula ia mendapatkan komplain dari pemilik burung yang kecewa dengan hasil penilaian.

“Saya mencoba menjelaskan sebaik mungkin, memberikan pengertian soal kategori perlombaan, ya mereka akhirnya mau mengerti dan ujungnya malah ada yang meminta nomor handphone he....he...,” ujar Silvie sambil tertawa renyah.   

Soal telepon itu, ada yang sekedar iseng mengodanya, namun ada pula yang memang serius tanya soal burung, bahkan minta dicarikan bahan burung yang  bagus. Tentang materi burung itu, boleh dibilang kemampuan Silvie sudah beberapa kali teruji. Bahan yang ia temukan dan dirawat suaminya, kemudian dibeli orang, bahkan pernah ada yang sampai mendapatkan penawaran mengiurkan.

 

 

SEPARUH HIDUP SILVIE ADALAH BURUNG 

 

“Lovebird Sunrise yang dulu bahannya dari saya dan suami, pernah mendapatkan penawaran ditukar mobil, tapi karena pemiliknya sudah kaya ya tidak dilepaskan. Burung itu menjadi maskot orang itu soalnya,” ujar Silvie.

Selain godaan iseng mengajak kencan, ada pula beberapa orang yang mengoda Silvie dengan iming –iming uang jika mau memenangkan burungnya, tapi soal itu Silvie tidak pernah menanggapinya. Kepercayaan itu penting, sekali juri tidak bisa dipercaya, maka namanya akan jelek selamanya dan akhirnya tidak dipakai lagi.  

Rasa cinta Silvie pada burung seperti sudah menjadi separuh hidupnya. “Suami meski punya pekerjaan sebagai Satpol PP, tapi ia juga gila burung, mertua juga begitu punya stand toko burung di Pasar Empunala. Ya, jadi tidak salah bila separuh hidupku adalah burung,” ujarnya.

KATA KUNCI: silvi juri profesional jatim garda bc jombang garda bc

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp