LOMBA BURUNG MENCIPTAKAN KEBUTUHAN, MENAIKKAN NILAI EKONOMI

H. SUNARNA KLATEN

Menghapus Jenis Burung dari Lomba Karena Alasan Pelestarian, Apa Tidak Salah?

Di sela-sela lomba burung berkicau Bupati Cup Klaten (23/7), H. Sunarna, Pembina Utama Akaratu Klaten, mengungkapkan beberapa hal terkait dunia lomba burung saat ini. Salah satunya, dihapus atau dihilangkannya sejumlah kelas atau jenis burung, dengan alasan untuk menjaga kelestarian di alam bebas.

“Dulu waktu saya masih aktif lomba, kan ada prenjak, ciblek, cucak rawa, decu, pleci, anis kembang, branjangan, trucukan, cucak jenggot, dan beberapa lainnya. Beberapa kelas atau jenis burung yang jumlah pesertanya kurang banyak, dikumpulkan dalam Campuran Lokal. Sebagian dari jenis-jenis itu, karena alasan di alam bebas semakin jarang, kemudian dihapus. Tujuannya, supaya perburuan (untuk lomba) berkurang, kemudian diharapkan di alam bebas lantas banyak lagi.”

 

H SUNARNA BERSAMA SEKJEN DAN PEMBINA 2 AKARATU, MENGHAPUS JENIS BURUNG TERTENTU DARI LOMBA BUKAN SOLUSI KEPUNAHAN BURUNG

 

Alasan dan tujuan di balik dihapuskannya jenis burung tertentu itu, lanjut Haji Sun atau beberapa orang dekatnya sering memanggilnya sebagai Bupati Sepuh, tampaknya memang masuk akal dan bisa diterima. “Sekarang setelah sekian lama, sudah sekitar 20 tahun atau lebih saya kira, apakan jenis burung-burung tersebut di alam jadi bertambah secara signifikan, tidak juga kan. Berarti alasan tersebut kan tidak sepenuhnya benar.”

Problematika utama dengan berkurangnya populasi burung, juga jenis satwa lainnya secara umum, selain faktor penangkapan atau perburuan liar, sesungguhnya lebih banyak karena faktor habitat yang terus berkurang atau rusak.

“Kalau kita coba menelaah, membaca literasi, penyebab utama berkurangnya populasi, bahkan beberapa jenis disebut sudah di ambang punah atau malah sudah masuk kategori punah, lebih banyak karena faktor alam. Habitat burung-burung itu, hutan, pepohonan yang besar, atau tanaman perdu, sekarang banyak yang hilang atau rusak, sehingga tidak lagi nyaman dan aman bagi kehidupan dan perkembangbiakkan burung.”

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Hilang atau berkurangnya habitat alami burung, hampir seluruhnya karena ulah manusia, karena perubahan peruntukkan. Hutan atau kebun-kebun yang tadinya heterogen dibabat untuk lahan perkebunan yang homogen, seringkali dengan cara dibakar, dijadikan perumahan, dijadikan pabrik, jalan, dan lainnya demi terpenuhinya kebutuhan manusia. Pencemaran lingkungan, apakah itu oleh asap pabrik, pembuangan dari kendaraan bermotor yang makin masif, atau penggunaan pupuk dan obat-obatan kimiawi pada pertanian, begitu besar pengaruhnya pada keberadaan burung-burung di alam bebas.

“Jadi kembali lagi, sebenarnya melombakan jenis burung-burung yang makin jarang di alam, pada hemat saya bukanlah penyebab utama (mendekati) kepunahannya jenis burung tersebut. Daya dukung lingkunganlah biang keroknya.”

 

KELAS AKARATU, SEMUA HASIL BREEDING DARI KLATEN

 

Menurut Haji Sun, sebagai manusia yang diberikan akal, tugasnya adalah mencoba melakukan “rekayasa”. Para pecinta burung, harus bisa membuat dan menciptakan habitat baru yang lebih kecil, tapi benar-benar harus dijaga supaya cocok, nyaman, aman, bagi kehidupan dan perkembangbiakkan burung.

“Cara yang bisa dilakukan secara mandiri oleh para penggemarnya, dengan melakukan breeding. Sementara pemerintah, bisa semakin memperbanyak hutan-hutan kota seperti kalau di Klaten ya di Sungkur dan Gergunung ini. Paling tidak, banyak menanam pohon perindang baik di pinggir-pinggir jalan maupun di taman-taman. Selain berfungsi sebagai “paru-paru”, juga diharapkan bisa menjadi rumah yang nyaman dan aman untuk burung-burung. Di tingkat lebih kecil, makin banyak juga membuka desa atau kampung ramah burung, yang dijaga bersama-sama, antara lain dengan larangan perburuan dengan cara apa pun. Alhamdulillah, di Klaten juga mulai tumbuh kesadaran ini.”

 

 

Supaya breeding bisa berkembang, juga butuh disupport. “Breeding itu kan tidak mudah, butuh pengorbanan baik itu waktu, tenaga, pikiran, juga biaya. Kalau dasarnya hanya faktor suka atau cinta pada burung, berat kan. Mungkin hanya bisa dilakukan beberapa orang saja. Cara supportnya bagaimana, dengan cara menciptakan kebutuhan, supaya anakannya banyak dicari, nilai ekonomi tinggi. Bagaimana kita bisa menciptakan dan terus menambah kebutuhan, ya dengan membuka kelas di lomba burung. Kalau belum bisa jadi kelas tersendiri, untuk jenis lokal ya Campuran Lokal, jenis impor dengan Campuran Impor”

Beberapa jenis burung, breedingnya berkembang cukup pesat di Klaten. “Jalak suren itu salah satu yang luar biasa. Ketika di alam bebas mulai berkurang atau mungkin malah sudah punah, siapa yang menyelematkannya. Harus diakui itu para penangkar di Klaten dan sekitarnya. Lalu jenis lainnya, seperti cucak rawa, kemudian murai batu. Pleci sebenarnya secara teknis sudah ada yang berhasil, tapi karena permintaan kurang, jadi kurang berkembang. Jalak Bali juga banyak peternaknya, kemudian belakangan branjangan mulai ramai lagi. Untuk burung impor, ada love bird, kenari, bahkan hwamey dan poksay juga ada yang berhasil.”

 

KELAS KENARI STANDAR FULL 55-G, SAATNYA KELAS KENARI ISIAN JUGA DIGALAKKAN LAGI

 

Menurut Haji Sun, ada beberapa jenis burung baik lokal maupun impor yang bisa jadi contoh baik, harga jatuh atau kurang berkembang, karena kemudian tidak ada atau jarang ada lombanya. “Pleci hanya di event-event tertentu, lovebird juga makin banyak penyelenggara lomba yang meninggalkannya, padahal pernah jadi andalan, dibuka paling banyak kelasnya. Ketika itu harus diakui banyak sekali menghidupi warga Klaten dan lainnya, saya sering menjumpai dari anak SD sudah banyak yang memelihara dan ikut menggantang. Terus kenari isian, yang membuat permintaan anakan atau piyik tinggi, itu juga perlu digalakkan lagi lombanya. Sekali lagi, dengan memperbanyak lomba, kita akan menciptakan kebutuhan, menaikkan harga, sehingga para peternaknya juga semangat.” [maltimbus]

 

DATA JUARA BUPATI CUP KLATEN, KLIK DI SINI

 

 

BROSUR JOGLOSEMAR BURSA KICAU:

 

JADWAL LOMBA JOGLOSEMAR BURSA KICAU:

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

BROSUR DOUBLE MATIC CUP KLATEN:

 

BROSUR DANRINDAM CUP 2 MAGELANG:

 

 

Hati-hati, makin gencar beredar produk PALSU! Pastikan anda mendapatkan produk SUPER-N asli. Jangan ragu memastikan kepada kios/toko, minta ditunjukkan kardus yang ASLI adalah seperti di bawah ini. Perhatikan juga warna, bentuk, dan ciri BOTOL SUPER-N yang asli.

KATA KUNCI: h sunarna klaten haji sun bupati sepuh bupati cup klaten

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp