PANITIA DAN JURI DI DIKLAT KHI 3

DIKLAT KHI ANGKATAN KE-3 DI BALI

Jumlah Peserta Dibatasi, Ada Tes Kesehatan dan Psikologi Loh

Diklat Juri Konservasi Hebat Indonesia (KHI) angkatan ke-3 di Bali benar-benar beda dari Diklat semacamnya. Tak hanya dari sisi materi yang tak semata berisi teknik penjurian, pesertanya juga dibatasi dengan syarat tertentu, terus ada tes kesehatan mata dan telinga, serta psikologi.

Bila di tempat lain peserta bisa sebanyak-banyaknya asal membayar sesuai tarif yang ditetapkan, di KHI justru dibatasi jumlahnya. Selain agar hasilnya lebih efektif, juga karena calon peserta difilter dulu, yang benar-benar sudah punya kecakapan dasar dalam memahami burung berkualitas.

“Peserta calon juri KHI harus mendapatkan rekom dari punggawa KHI, ada syarat pengalaman menjuri minimal dua tahun. Kita ingin calon juri benar-benar secara teknis sudah paham kualitas burung, bukan dari nol ya, jadi kita tinggal switch disesuaikan dengan pakem dan ketentuan KHI,” terang Sapta, Ketua Umum KHI.

 

 

PENGURUS KHI PUSAT

 

Menurut Cak Parno dari Divisi Juri KHI, ada 22 calon juri yang mengikuti diklat angkatan ke-3 di The Cakra Hotel Denpasar, mulai 28 – 30 Agustus. Selain dari Bali, para peserta juga datang dari Pemalang (Jawa Tengah), Tuban, Kediri, Jombang, Sidoarjo, Surabaya, Situbondo, Jember (Jawa Timur).

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

“Itu calon yang sudah direkomendasikan pengurus, sudah memenuhi syarat kecakapan teknis awal dengan pengalaman minimal dua tahun, juga kemudian lulus tes kesehatan terutama mata dan telinga selain kesehatan secara umum, hingga psikotes.”

 

JURI SITUBONDO. TERBAIK TES TULIS, PSIKOTES DAN SIMULASI LAPANGAN

 

Selain materi teknis atau teori bagaimana menilai burung, juga ada materi praktek berupa simulasi. “Kita kemudian menambahkan materi cinta tanah air dan bela negara. Selain untuk meningkatkan kecintaan dan bangga sebagai warna negara Indonesia, ini juga untuk menguatkan mental, karena seorang juri KHI harus benar-benar profesional dan mengedepankan hari nurani saat bertugas. Kalau sudah menjadi juri KHI, ya harus benar-benar serius dan mantap. Kalau ragu-ragu, ya lebih baik dari sekarang untuk putar balik. Itu yang kita ingin tekankan,” tambah Erick Sanders, Wakil Ketua Umum.

 

 

Selain kegiatan Diklat juri yang akan dilanjutkan dengan gelaran lomba pada Minggu 30 Agustus, juga diserahkan SK Kepengurusan Cabang Baru KHI yaitu Tabanan di Bali, Situbondo Jawa Timur, dan Pemalang Jawa Tengah. Lomba ini sekaligus juga menjadi ajang praktek para juri yang telanya dinyatatkan lulus Diklat.

Sukesnya kegiatan Diklat Juri KHI Angkatan ke-3 ini juga tak lepas dari peran om Dani selaku DPLB Pusat (Dewan Pengawas Lomba Burung) KHI. Beliau lah yang menawarkan ide dari konsep sampai ke tataran "kurikulum" Diklat, seperti penerapan tes kesehatan dan psikotes, hingga materi cinta tanah air dan bela negara. [maltimbus]

 

Berikut Galeri Foto dari kegiatan KHI di Bali:

 

WAKETUM ERIC SANDERS, KETUM SAPTA NUGRAHA, DAN IWAN PLATINUM

 

JURI KHI JATENG DIY

 

JURI KHI JATIM

 

 

 

KHI CABANG PEMALANG JATENG

 

KHI CABANG TABANAN BALI

 

 

KHI CABANG SITUBONDO

 

PENYERAHAN PIAGAM UNTUK PESERTA DIKLAT

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

BERITA LAINNYA

KATA KUNCI: diklat angkatan ke-3 khi

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp