CAHYO MATRIK MELIHAT ANIS MERAH DI IBC 31 JANUARI

CAHYO MATRIX

MENANG DENGAN NYOGOK JURI... OHH TIDAK!

 

 

 

Nama Cahyo Matrix kembali menjadi bahan perbincangan kicaumania, setelah jagoannya meraih juara 1 di kelas utama anis merah pada even KLI Paris van Java, Bandung, 28 Februari. Jago yang diberi nama Proklamator itu sama sekali tidak diunggulkan sebelumnya.

Para anis merah mania memang belum pernah tahu dan melihat bagimana penampilannya. Bahkan, dua orang perawatnya yang ditugasi berangkat ke Bandung pun, belum pernah melihat penampilan sesungguhnya dari Proklamator  saat turun di lapangan melawan banyak musuh. Loh?

 

 

Setelah dirunut, ternyata Proklamator adalah anis merah yang baru menjalani debutnya. Ya, ia baru turun perdana. Burung ini dibeli Cahyo sejak masih trotol di Jogja, kemudian dipelihara sampai mabung yang ketiga, dan mulai mau teler.

Turun pertama kalinya, langsung menjajal even akbar yang pesertanya dipenuhi 70 anis merah terbaik. Hasilnya, ternyata penampilan Proklamator sangat mewah, baik materi lagu maupun gayanya.

Seorang anis mania dari Bandung yang melihat penampilannya, dibuat terkesima dan langsung membuka penawaran 250 juta. Setelah penawaran itu disampaikan oleh sang perawat, Cahyo belum ingin melepasnya.

 

 

Sayangnya, di sesi pertama yang diikutinya, keberuntungan belum berpihak. Saat mendekati waktu penilaian berakhir, Proklamator malah mletik. Harapan untuk bisa meraih juara di sesi ini pun tak tercapai.

Tapi dari penampilan awalnya, sudah sangat meyakinkan. Betul saja, di sesi berikut kelas utama, penampilan Proklamator justru lebih edan. Sejak awal digantangkan, sampai juri selesai menilai dan menancap koncer A di bawahnya, masih tampil mewah.

Lalu, datanglah tawaran baru. Sang penawar yang kenal cukup dekat langsung menghubungi Cahyo yang hari itu Minggu 28 Februari sedang berlibur merayakan HUT-nya di Singapura bersama sang istri. Tawaran yang konon mencapai 400 juta itu tetap belum membuat Cahyo luluh.

 

CAHYA MATRIX MENYEMANGATI ANIS MERAH DI IBC LAPANGAN BANTENG, 31 JANUARI

 

“Mohon maaf, khusus anis merah ini tidak saya jual. Saya ingin menjadikannya sebagai ikon Matrix. Ini burung juga simpanan dari sejak trotol. Saya kasih nama Proklamator sebab saya ingin ikut meramaikan dan menaikkan lagi prestise jenis anis merah karena ini adalah burung asli Indonesia,” jelasnya melalui WA kepada burungnews.

Cahyo Matrix yang punya nama asli Cahya Thamrin, dan di Malang dikenal sebagai Abah Singo, juga mengaku bangga lantaran Proklamator benar-benar menang secara apa adanya.

Dua perawatnya datang ke Bandung mengikuti lomba dengan begitu saja. Tanpa kenal panitia, juga tanpa kenal juri. Pokoknya pesan / beli tiket, kemudian gantang, dan memantau dari luar.

 

 

“Sekarang memang jamannya sudah beda. Beberapa juara diraih karena memberikan uang pelicin kepada juri. Caranya beragam. Mulai memberikan seluruh atau sebagian hadiah untuk juri, memberikan salam tempel tanda terimakasih seusai lomba, bahkan ada yang harus transfer dulu sebelum lomba.”

Sebagai pemain kawakan dan memiliki jaringan pertemanan dengan banyak pelomba maupun EO, Cahyo mengaku sangat paham beragam modus para peserta, maupun para juri.

Dalam suatu even akbar tahun lalu, Cahyo mengaku pernah membantu meminta kembali uang puluhan juta yang pernah ditransfer ke oknum juri, tapi burungnya tidak koncer.

“Kalau saya pribadi, mohon maaf, tegas mengatakan tidak untuk urusan ngasih duit atau nyogok ke juri. Kita percaya lah sama materi burung, karena kita tahu kok kualitas burung kita. Di lapang juga bisa menilai kualitas lawan. Bisa membandingkan. Dalam beberapa even, saya juga pernah dikerjain, sama sekali burung tidak dilirik, apalag dinilai. Anehnya ada peserta yang nawar mahal burung saya. Saya sih senyum saja, berusaha menikmati saja di lapang ketemu dengan banyak teman.” 

Kepada seluruh kicaumania, Cahyo pun berpesan untuk tidak perlu berkecil hati meskipn tidak punya bos besar, tidak kenal pantia dan juri. Asal punya materi burung yang baik, tidak perlu takut dan kawatir.

Cahyo pun membuktikannya pada kemenangan Proklamator. “Memang sih, lomba sekarang kalau memang betul mau lomba dan ingin juara secara betulan, ya kudu pinter pilih-pilih EO. Kecuali kalau niatnya memang hanya main dan silaturahmi, apa pun hasilnya, mesti kita terima."

Cahyo kemudian ingin mengajak seluruh elemen kicaumania, apakah itu peserta, para juri, para EO untuk kembali pada hakikat hobi. Menurutnya, kalau semua bisa kembali pada hakikat awal, tentunya ingin untuk bisa menjadi lebih tentram dan bahagia. Bukan malah sebaliknya.

“Jadi, ke depan, kita semua harus berubah. Kita boleh saja bergabung atau menjadi simpatisan EO mana pun, yang penting tetap bisa bersatu, akur, saling menghargai satu sama lain. Tentu, indah sekali kalau bisa seperti itu.”

Cahyo berencana kembali menurunkan sang Proklamator dalam laga akbar Soeharto Cup III di Jogja, 27 Maret besuk. Jadi bagi para anis merah mania yang penasaran ingin lihat penampilannya, seperti apa kemewahan materi dan gayanya, datang saja ke Universitas Mercu Buana Jogja, Jalan Wates Yogyakarta.

 

LIHAT BROSUR SOEHARTO CUP III JOGJA

 

LIHAT DATA JUARA KLI PvJ :

MURAI-ANIS-KACER-CCK IJO-CENDET-JENGGOT-KENARI

JUARA LOVE BIRD

 

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp