HUT 47 PBI

47 TAHUN PBI

Dirayakan Sangat Sederhana, Mengapa Ada Backdrop Bergambar Cucak Hijau?

Karena masa pandemi, PBI menggelar syukuran dalam rangka hari lahir ke-47 dengan sangat bersahaja, jumlah peserta pun dibatasi. Ada potong tumpeng, sepatah dua patah kata, tentu saja doa dan harapan. Mengapa backdropnya bergambar cucak hijau?

Pada Minggu malam 20 September 2020, PBI menyelenggarakan syukuran dengan ritual potong tumpeng. Yang diundang sebatas para punggawa yang dalam jangkauan, khususnya di DIY dan sekitarnya.

 

 

VitaMix METABOLIS, atau lebih dikenal sebagai Metabolis Putih, cara baru, mudah, dan cespleng menggacorkan burung. Mudah didapat di kios-kios burung. Buktikan. Informasi produk Phoenix, hubungi (WA) Yovie di 0813-8378-3626.

 

Hadir Ketua Umum H. Bagiya Rakhmadi beserta jajaran, Sekretaris Umum Pujiyanto, Ketua Pengda Jateng - DIY Ir. H. Agus Munadi (Agus Gamping), Ketua Cabang PBI Sleman Arif, Ketua PBI Cab Kulonprogo Pak Didik, Ketua Cabang PBI Bantul H. Astono, Ketua PBI Cabang Klaten mas Gondo beserta jajaran pengurus. Hadir pula pencipta mars PBI mas Damar dan mas Tomy, pak Yosi dan Rinja, serta Sigit Del yang dikenal sebagai konseptor brosur dan tropi berbagai event bergengsi.

Dalam sambutannya, H. Bagya menyampaian terima kasih atas kebersamaan ini, meski dengan keterbatasan dan selalu mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Selalu memakai masker dan jaga jarak ketika harus berinteraksi dengan orang lain, sering cuci tangan bila perlu bawa handsanitizer, dan jaga imunitas tubuh agar kita tetap sehat.

 

UCAPAN ULTAH PBI KE 47 DARI BURUNGNEWS

 

Panitia juga memasang spanduk backdrop bergambar cucak hijau. Kenapa bukan jenis lainnya, murai batu misalnya. ni rupanya bukan suatu kebetulan, tapi ada maksudnya.

“Karena murai batu, bagi PBI sudah berhasil ditangkarkan dengan baik oleh para binaan penangkar PBI. Nah burung cucak hijau adalah burung yang masih masuk kateogiri dilindungi, tapi banyak dipeliharan dan dilombakan. PBI mempelopori untuk menangkarkan burung cucak hijau tersebut dan kalau sudah berhasil kita tangkarkan dengan baik, nantinya kita usulkan ke Kementerian Lingkungan Hidup agar bisa keluar dari daftar dilindungi. Mohon doanya semoga PBI tetap menjadi pelopor pelestarian burung lokal di Indonesia,” imbuh H. Bagiya.

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Tanggal 20 September adalah tepat ketika PBI dilahirkan 47 tahun yang lalu, pada tahun 1973. Dalam usia yang cukup matang, PBI masih tetap eksis, tetap bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman, bahkan juga masih dijadikan panutan oleh para EO yang terus tumbuh dan jumlahnya bertambah banyak.

PBI masih tetap keukeuh dalam menjaga kultur dan struktur organisasi, seperti bagaimana dalam membuat dan menjalankan suatu keputusan. Semua tetap berpijak pada kerangka AD/ART yang sudah diputuskan dan disepakati sebelumnya.\

 

 

Lomba burung hanyalah salah satu kegiatan PBI saja. Jadi, eksistensi PBI sesungguhnya bukan ditentukan oleh berapa banyak, atau seberapa besar lomba yang sudah dan akan digelar.

Sesuai namanya, yang lebih prinsip justru bagaimana perannya dalam pelestarian. Upaya ini pun terus dilakukan dengan beberapa kegiatan, breeding, pelepasliaran yang disertai edukasi kepada masyarakat untuk menjaga burung yang ada di alam, hingga lomba pun mesti bernuansa pelestarian.

 

 

Lomba bernuansa pelestarian, antara lain dengan upaya terus menambah jenis burung yang wajib mengenakan ring, sebagai bukti bila burung tersebut adalah hasil breeding. Pada saat yang sama, mengurangi melombakan jenis burung tangkapan alam.

“Bila sebelumnya PBI sudah menetapkan cucak rawa dan anis kembang hanya yang memakai ring, terus tahun 2017 kemarin ditambah dengan murai batu, tahun lalu kita tambah lagi dengan memasukkan branjangan tapi juga wajib ring. Ingat, kita juga sudah memasang target untuk jenis kacer. Secara perlahan, PBI punya cita-cita besar hanya melombakan burung-burung hasil breeding yang memakai ring,” tandas H. Bagya lagi.

 

Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Bagi PBI, lomba burung memang harus dikendalikan, ada pembatasan dan tidak jor-joran. “Jangan lomba burung itu sampai terkesan eksploitasi. Lomba burung memang bagian dari upaya memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA), tetapi tetap harus terkendali dan bijaksana. Pengendalian itu antara lain, kita harus bisa membatasi diri dalam jumlah jenis burung yang dilombakan, jumlah sesi dalam satu lomba, hingga frekuensi lomba yang tidak terlalu sering.”

Arahnya, sesuai dengan tradisi di PBI, lomba itu tidak boleh sampai malam hari. Sore hari sebelum gelap, atau selama ini kita tetapkan jam 18.00 harus sudah rampung. Frekuensi pun perlu diatur. Jangan sampai terlalu sering, misalnya karena merasa lombanya ramai, suatu cabang atau koalisi beberapa cabang lantas langsung mau gelar lagi hanya berselang satu dua pekan, atau satu bulan.

 

 

“Itulah gunanya kita di tingkat Daerah ada Rakerda, antara lain menyusun Jadwal lomba selama periode satu tahun. Rata-rata, satu cabang memang hanya membuat satu sampai dua lomba dalam setahun, dan mesti saling bergantian dengan cabang lainnya. Jarak antara daerah juga jadi pertimbangan, sehingga event tidak terkesan menumpuk di suatu wilayah tertentu. Ini yang harus terus kita pertahankan agar marwah PBI juga tetap terjaga.”

Begitu beberapa hal yang antara lain disampaikah H. Bagiya Rakhmadi, SH, MH, Ketua Umum PBI Pusat. 

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

 

 

BERITA LAINNYA

KATA KUNCI: 47 tahun pbi

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp