SULIS GYPSUM DAN KRU, AM NEW CAMRY DI DEAL WAHYU PAPARAZI

SULIS GYPSUM

Jagoannya Tampil Maksi, Prestasi, dan Cepat Laku, Karena Bertangan Dingin atau Ada Faktor X?

Dalam satu bulan terakhir, jago yang dirawat Sulis Gypsum selalu tampil maksi. Anis merah Tragedi juara dalam dua hari berturut-turut (18 dan 19 Juli), hingga ditake over koleganya Antok Jombor. Lalu muncul nama Coby (1/8), dan terakhir New Camry (9/8) di Magelang.

Penampilan New Camry ternyata juga membuat Wahyu Paparazi yang datang dari ibu kota kepincut. Wahyu tampaknya juga ingin memboyong New Camry, jago milik Sapta Nugraha yang dipercayakan kepada Sulis untuk merawat dan menggantang, ke markasnya.

BACA: ANIS MERAH TRAGEDI, SULIS GYPSUM, DUA HARI BERTURUT-TURUT JUARA 1, ANTOK JOMBOR LANGSUNG KEPINCUT

 

 

 

Informasi terakhir, sudah terjadi deal antara Wahyu dengan Sapta, yang juga Ketua Umum Konservasi Hebat Indonesia (KHI). Hal ini antara lain juga ditandai melalui postingan Wahyu di akunnya Paparazi NSBC yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sulis Gypsum.

Mungkin sebagian besar dari kicaumania khususnya anis merah mania mengakui bila Sulis Gypsum memang bertangan dingin dalam mengurus anis merah. Dia sudah begitu paham, mengenali, bahkan mungkin punya kemampuan untuk “berbicara” dengan burung anis merah, sehingga bisa tahu burung itu perlu ditreatmen seperti apa biar mau tampil.

BACA: Sulis Guypsum Orbitkan Anis Merah Coby

 

CAPTURE WAHYU PAPARAZI

 

Wajar bila sejumlah anis merah mania pun menitipkan jagoannya kepada Sulis. Mereka percaya Sulis bisa menampilkan burung yang sebelumnya dikenal rewel dan sulit tampil maksi apalagi stabil.

Namun, Sulis sendiri saat ditanya resepnya memberikan jawaban di luar dugaan. “Orang boleh saja sangat ahli dan berpengalaman urusan teknis merawat hingga nyeting burung buat lomba. Tapi kalau satu hal yang satu ini tidak dimiliki, hampir mustahil burung mau kerja bagus. Ada faktor “X” yang perlu kita selami, tidak terkait dengan urusan teknis, tapi sangat berpengaruh dengan kinerja burung di lapangan.

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Kalau Anda penggemar anis merah, niscaya cukup mengenal nama Sulis Gypsum, bahkan meskipun Anda tinggal nun jauh dari Jogja. Ia memang lama dikenal sebagai spesialis anis merah, hingga beberapa bos pun mempercayakan jagoannya agar ia pegang.

Di tempat tinggalnya di bilangan jalan Parangtritis, Sulys Gipsum memelihara sejumlah jago anis merah. Sebenarnya, tak hanya anis merah saja.

“Ada beberapa yang kondisinya mabung, ada yang mau pulih, ada yang lumayan siap juga. Sayang, saat ini semua gantangan lagi libur, jadi ya mesti puas hanya ngetrek di rumah saja,” jelasnya kepada burungnews di media Mei yang lalu.

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Bagaimana ceritanya Sulis dinilai ngerti soal anis merah dan kerap dipercaya merawat sejumlah burung milik bos? Seringkali, Sulis dititipi burung yang kondisinya rusak dan Sulis dinilai bisa mengembalikan atau memulihkan kembali performa puncaknya.

“Sebenarnya saya tidak merasa punya keahlian khusus. Semua berawal dari rasa suka. Saya lebih suka anis merah dibanding jenis burung yang lain, lalu mencoba memelihara. Tentu awalnya melihat dan meniru dari kebiasaan anis merah mania lainnya, terus tidak malu bertanya pada yang kita anggap lebih berpengalaman,” jelasnya.

 

 

Setelah berjalan sekian waktu, Sulis mengaku ada keasyikan sendiri dalam menjalani semua proses sejak merawat, nyetel, hingga akhirnya menggantang. “Ada rasa deg degan sebelum menggantang. Meski dari kita tahu burung sedang dalam kondisi, tapi tetep saja kita harap-harap cemas. Bahkan saat burung sudah tampil maksimal pun, deg degan itu tetap muncul karena kepikiran itu kuat gak sampai penilaian rampung. Ada rasa kawatir burung bakal oncling sebelum sampai rampung. Saya kira semuanya merasakan hal yang sama.”

Sulis mengaku tidak punya resep khusus saat memulihkan burung yang awalnya rusak. “Tentu akan kita lihat dulu masalahnya apa. Terus juga mesti tahu sebelumnya dirawat dengan cara seperti apa. Ada kalanya kita mencoba mengikuti rawatan sebelumnya, ada kalanya langsung kita ubah. Mengikuti kata hati, karena begitu kita menghadap burung, setelah kita amati si burung, kan ada semacam proses komunikasi. Kita sudah punya bayangan, oh ini minta dibeginikan dulu.”

 

SULIS GYPSUM MERAWAT ANIS, TETAP SETIA DENGAN TOPSONG

 

Ada kalanya proses memulihkan itu berjalan cepat. Ada kalanya lama sekali. “Kadang kita cari dan coba satu persatu, mulai mengatur fooding hingga treatmen seperti mandi, jemur, dan lainnya. Kadang burung mesti kita tunggu sampai ambrol bulu dulu, setelah itu rawatan dan stelan langsung kita ubah totoal. Ini kan butuh proses, pola rawatan baru juga belum tentu langsung berhasil. Kadang setelah sekian banyak uji coba baru ketemu setingan yang benar-benar paten.”

Dari semua detil proses yang sifatnya teknis di atas, Sulis mengaku ada satu hal yang sulit dijelaskan, tapi dari pengalamannya ternyata pengaruhnya sangat besar pada bagaimana burung akan tampil atau tidak. “Bisalah kita sebut sebagai faktor X.”

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Apa itu faktor X dan bagaimana mendapatkannya? Menurut Sulis, faktor X adalah soal hati dan perasaan kita. “Kalau kita merasa nyaman, bahagia, lepas dan tenang hati kita sejak dari rumah, biasanya apa yang kita siapkan itu akan berjalan lancar. Burung secara teknis siap, sampai lapang pun tidak berulah.”

Bagaimana perasaan nyaman dan tenang itu bisa didapat, menurut Sulis satu hal yang sangat penting adalah soal restu dan doa dari keluarga. “Kalau istri, anak, atau anggota keluarga kita lainnya bisa melepas dan merestui keberangkatan kita, maka hati kita juga merasa nyaman, tenang, dan penuh gairah. Tentu sebaliknya, kalau tidak ada restu, hati kita terus ada rasa dongkol dan semacamnya, itu juga seakan bisa ‘nyetrum’ ke burung. Meski secara teknis burung siap, di lapang biasanya ada-ada saja kendalanya.”

 

 

Hal ini juga akan berlaku bagi si pemilik burung, bila kebetulan itu bukan burung milik sendiri. Kalau si bos juga bisa berangkat dari rumah dengan hati yang nyaman dan bersemangat, juga ikut mempengaruhi kondisi burung di lapangan.

Karena itu, Sulis pun berani membuat kesimpulan akhir. “Mau sehebat apa pun itu si joki atau perawat, restu dan dukungan dari keluarga tetap menjadi faktor yang sangat penting. Itu yang saya maksud sebagai faktor X.”

Anda setuju dengan Sulis? [maltimbus]

JUARA ROBERT PANTAU PEDULI COVID-19, KLIK DI SINI

 

 

KATA KUNCI: sulis gypsum anis merah new camry anis merah coby anis merah tragedy wahyu paparazi sapta khi

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp