SOFT LAUNCHING SAMURAI KARANGANYAR, 8 JANUARI 2023

Lomba 24-G yang Nyaman, Penjurian Terbuka Bersama Dewa 99

Senin, 12 Desember 2022 - PROFIL

Sejumlah murai mania dari Karanganyar, Solo Raya, berkumpul sambil ngopi. Mereka menggagas event yang benar-benar bisa terasa nyaman, tenang, jadi ajang kumpul dan silaturahmi, serta bersenang-senang. Komunitas yang kemudian menyebut diri sebagai Samurai (Sahabat Murai Indonesia).

Burung bisa saja kalah atau menang, bahkan akan jauh lebih banyak yang kalah dari pada yang menang. “Kita membayangkan karena semua itu sudah seperti satu keluarga besar, kemenangan itu bisa dirayakan bersama-sama. Yang kalah juga bisa menerima dengan lapang dada, ikut merayakan kemenangan tersebut,” ujar Angga Berlian, salah satu penggagasnya.

Tidak sepakat dengan keputusan team juri, kemudian tanya, tentu boleh saja. “Tetap harus dengan cara baik-baik saja, tidak boleh dengan nada cemberut, menggerutu, apalagi marah-marah,” imbuhnya.

SEBAGIAN ANGGOTA SAMURAI, JADI PESERTA DI KEMUNING CUP KARANGANYAR

Bersama Supri Asha, Omping, Ko Ahong, Andi Tower, mereka pun bersepakat untuk menyamakan dan menyepakati visi tersebut, dan memperluas jaringan keanggotaan. “Kita terus mengumpulkan teman-teman khususnya pemilik murai batu di Karanganyar, yang mau satu visi, lomba yang tenang, nyaman, tanpa komplain, sportif atau benar-benar komitmen untuk fairplay,” ujar Omping.

Pada kesempatan berikutnya, mereka pun memanggil Rimba Star, salah satu juri sekaligus EO yang ssering menggelar event di seputar Karanganyar. Sejak dinyatakan berdiri pada bulan Oktober tahun 2022 dengan mengangkat FX Damara sebaggai Ketua, anggotanya sudah berkisar 60an orang. Tak lagi sebatas dari seputar Karanganyar atau Solo Raya, beberapa juga berasal dari luar kota, seperti Yogyakarta.

Menyelenggarakan lomba yang terasa nyaman, tenang, serta menghibur dan menyenangkan, tentu saja tak cukup hanya berdasarkan pada komitmen calon peserta atau anggota komunitas saja. Penjurian juga menjadi faktor yang penting dan menentukan.

“Kami sempat menimbang-nimbang team juri mana yang akan kita pakai pada gelaran perdana. Dengan melihat trek rekor, baik dari sisi kemampuan team juri serta integritas, akhirnya kami memutuskan untuk memakai team juri serta sistem penjurian terbaru dari Dewa 99, yang akan dipimpin dan dikawal langsung oleh Bambang Dewa,” ujar Rimba.

Menurut Rimba, kombinasi komitmen peserta dan team juri dari Dewa 99 bisa dikatakan sudah mendekati sempurna. “Team juri 99 sudah bernjanji dan berikrar akan menilai burung secara apa adanya, fakta lapangan, sesuai dengan pakem yang sudah ditentukan oleh Dewa 99 dengan pengalaman yang begitu panjang, benar-benar akan menolak setiap upaya untuk “titip burung” maupun bentuk tekanan yang bersifat intervensi lainnya.”

Sejak brosur resmi dipublish beberapa hari yang lalu, sudah banyak yang langsung memesan tiket. Rimba juga mengaku, ada beberapa calon peserta yang sudah mengundurkan diri begitu tahu bila penjurian akan memakai team Dewa 99.

RIMBA DAN FX DAMARA, KETUA SAMURAI 

Sambil terkekeh Rimba pun berucap, “Mohon maaf, bagi yang masih kepikiran mau cari tahu siapa jurinya, kemudian mencoba menghubungi untuk meminta pengawalan, siap memberikan odengan demi meraiah kemenangan, mohon maaf, Anda bukan target untuk menjadi peserta di Samurai.”

Gelaran Samurai, imbuh Rimba, bukan semata menyasar pada anggota saja. “Ini lomba pada prinsipnya terbuka untuk seluruh kicaumania. Namun harus punya komitmen yang sama, siap menang siap kalah, no complain, harus bersedia besama-sama menjaga kondusivitas dan kenyamanan lomba.”

Di luar penjurian, konsep lomba memang akan disiapkan senyaman mungkin. Akan ada dua pagar. Pagar pertama tentu yang membatasi gantangan dan pemilik burung. Pagar kedua membatasi antara pemilik dan penonton umum non pemilik.

"Di antara pagar pertama dan kedua, tempat para pemiik burung memantau jalannya lomba, kita siapkan kursi dan meja berisi beraneka makan kecil, minuman ringan, yang akan dibantu oleh SPG untuk menyajikan kepada para tamu/ pemilik burung.”

SISTEM TERBARU DEWA 99, BUKAN HANYA DI AKHIR, TERBUKA SEJAK PROSESNYA

Dewa 99, kini juga memiliki sistem dan teknis ajuan terbuka. Sekilas sama dengan yang lain, tapi lebih detil karena yang “dibuka” bukan hanya hasil akhir seperti ajuan mentok, tetapi juga proses awal hingga ketemu ajuan mentok dan ajuan koncer.

Hal ini disampaikan langsung oleh Bambang Dewa selaku pendiri Dewa 99, di sela-sela gelaran Piala Ketua SMM. Dengan jumlah peserta 24, akan terbagi menjadi 4 blok, 4 juri, tanpa korlap. Satu juri menilai 6 burung dalam satu periode rolling.

“Ini proses yang membuat berbeda, kita menerapkan bendera kelayakan. Wujudnya seperti bendera kecil atau bendera bunyi di PBI, penerapannya berbeda. Ketika sedang memantau di blok yang dinilai, juri akan menancapkan bendera bila menemukan burung yang dianggap layak. Tidak dibatasi jumlahnya, jadi situasional saja, ketika di blok tersebut dari 6 burung yang dipantau berapa yang dianggap layak, akan ditancapi bendera kecil,” ujar Bambang.

BAMBANG DEWA. SIAP BERIKAN YANG TERBAIK DI EVENT SAMURAI 8 JANUARI

Begitu seterusnya sampai rolling selesai, juri sudah menilai semua blok, tibalah  waktunya pantauan bebas. Para juri akan lebih fokus memantau burung yang sebelumnya mendapatkan bendera kelayakan 4 dan/atau 3 di keempat blok.

Para juri itu kemudian akan menuliskan ajuan mentok, yang akan direkap secara terbuka. Ketika menuliskan ajuan mentok, tentu para juri harus kembali memperhatikan jumlah bendera kelayakan pada burung yang akan diajukan.

Burung yang berhak dikoncer, adalah dua teratas, tapi minimal 3 ajuan. “Misalnya, ada 4 ajuan, 3 ajuan, 2 ajuan, dan 1 ajuan, maka yang masuk nominasi dan berhak dapat koncer adalah yang ajuan 4 dan 3. Tetapi ketika ada 4 ajuan, terus ajuan 3 tidak ada langsung ajuan 2 dan ajuan 1, maka yang berhak dapat koncer hanya burung yang masuk ajuan 4 saja, 2 tidak ikut (meski masuk 2 teratas), mungkin hanya ikut tos-tosan penentu peringkat berikutnya.”

Sama seperti di SMM, bila ada ajuan dari juri yang tidak masuk nominasi (hanya diajukan 2 atau 1 juri), maka si juri tersebut akan meninggalkan/tidak menancapkan bendera koncer, bisa salah satu A atau B, atau juga kedua koncernya.

Proses yang lebih detil dan terbuka ini, juga akan menjadi sarana mengedukasi para peserta. Peserta, akan mengetahui ketika juri tidak manancapkan bendera kelayakan pada saat mantau di blok tempat burungnya digantung. “Dia bisa langsung ikut banding-banding dengan burung yang diberi bendera kelayakan.”

Bambang memastikan para juri di Dewa 99 yang kini berjumlah 60an orang itu itu terus menjalani proses pematangan baik secara teknis maupun secara integritas. “Selain dasar kemampuan, termasuk bagian yang sulit itu bagaimana mendekatkan persepsi tentang burung yang bagus dan layak juara, hal-hal di luar teknis juga kita bina dan pantau. Bagaimana sikap dan atitud ketika di luar lapangan, ketika sedang jadi penonton atau peserta di EO lain, bahkan bagaimana bermedia sosial, juga tak luput dari pantauan kita.”

Bambang juga mengaku sudah siap memberikan yang terbaik untuk mensukseskan gelaran Samurai pada 8 Januari 2022 di Grand Sondokoro Karanganyar. “Siapa pun juri yang akan kami tunjuk untuk bertugas, pasti sudah punya dasar kemampuan yang cukup, didukung dengan integritas sehingga Insya Allah kami akan bisa menjalankan tanggung jawab besar ini secara amanah. Maaf, tidak perlu coba-coba menghubungi kami dengan maksud untuk mengkondisikan burung tertentu.” [maltimbus]

BROSUR SOFT LAUNCHING SAMURAI:

KATA KUNCI: sahabat murai indonesia rimba star fx damara omping grand sondokoro juri dewa 99 bambang dewa