TE RINI DAN ONAH, DUA EMAK-EMAK PENGGANTANG CENDET

PIALA KOTA KEMBANG 3, #2

Dua Emak-Emak Penggantang Jalak dan Cendet yang Penuh Semangat dan Selalu Ceria

Wanita berperawakan tinggi besar itu masuk lapangan tanpa alas kaki, menenteng sangkar kotak yang cukup berat. Saat yang lain masih saling tunggu, wanita yang dipanggil Rini itu maju lebih dahulu langsung menggantangkan cendetnya. Rekan-rekannya pun memberikan aplaus.

Setelah itu, barulah yang lain mengikutinya dari belakang. Salah satunya seorang emak-emak juga, Onah namanya. Meski tidak sebesar dan setinggi Rini, Onah tetap pede menggantang cendetnya. Onah dibantu seorang lelaki yang mengaku sebagai jokinya.

 

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Rini yang ditemui di sela-sela lomba kelas cendet, mengaku dirinya lebih dulu menjadi anggota komunitas jalak suren Bandung. “Dulu sekali awalnya sering ikut diajak lomba oleh suami. Terus setelah suami meninggal beberapa tahun yang lalu, saya meneruskannya. Ya biasa begini, dari rumah gendong sendiri, gantang sendiri. Seringkali juga pulang dari lapang sampai larut malam.”

Rini pun ikut menurunkan jalak surennya. Dua sesi jalak itu sudah main lebih awal dari pada cendet. “Tapi di kedua sesi tersebut burung saya tak kebagian nominasi,” ujarnya dengan wajah tetap ceria.

 

TE RINI, TAK KALAH FIGHTER DENGAN KAUM ADAM

 

Sementara untuk cendet, disebutnya sudah cukup lama dipercaya temannya dari Surabaya, Izra Martha. "Jadi untuk cendet bernama Monster itu, saya statusnya Joki alias tukang rawat, he he."

Soal cendet, Te Rini mengaku banyak belajar dari Atia Nugraha, Bansel. Di kelas cendet kali ini, Te Rini kurang beruntung, tidak kebagian nominasi lagi.

Meski begitu, Rini mengaku tetap gembira. “Karena kalau di lapang memang jadi bahagia, terhibur ketemu dengan banyak teman yang kemudian begitu dekat serasa seperti saudara sendiri. Itu lebih dari segalanya daripada sekadar meraih juara,” imbuhnya.

Rini mengaku sangat menikmati setiap proses dari hobi burung. “Kalau di rumah, saya juga benar-benar menikmati bagaimana keseharian merawat burung, apakah itu jalak atau cendet. Bagaimana berupaya nyeting supaya burung mau tampil. Soal juara atau tidak yah itu mah beda urusan.”

 

Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Di mana lomba ada kelas jalak dan cendet, Rini pun berusaha untuk bisa ikut partisipasi, terutama yang berada di sekitar area Bandung Raya atau yang masih bisa dijangkau dengan naik sepeda motor.

“Keluar kota pun oke, kalau banyak teman juga asyik sambil touring naik motor sambil nggendong burung. Selama masih diberi badan sehat, ya selalu berusaha melakukan semua proses itu, dari merawat burung di rumah sampai pergi ke lapang, dengan senang hati.”

 

 

Pada 22 November 2020 besuk, Te Rini akan melawat jauh ke Piala Kerajaan Kediri bersama PBI. "Sekalian mas Izra pengin tahu kondisi Monster setelah sekian lama saya rawat. Apa perfoma sudah maksimal, apa ada yang perlu saya benahi dalam merawat dan nyeting si Monster."

Begitulah salah satu dinamika di Piala Kota Kembang 3 yang berlokasi di Yon Armed 4/105 GS Cimahi. Tidak melulu soal persaingan memperebutkan juara. Ada juga nuansa silaturahmi, mereka yang mencoba menikmati hobi burung dengan sebenar-benarnya. Menariknya, itu dicontohkan oleh wanita, seperti yang tergambar dari sosok Rini dan Onah.

Keduanya tetap menunjukkan raut muka ceria dan bahagia, meskipun burungnya tidak nyantol di daftar kejuaraan. Tidak terbersit raut kecewa, marah, apalagi sampai mengekpresikan dengan mengumpat pihak lain.

 

 

Seperti diduga sebelumnya, event Piala Kota Kembang berlangsung meriah. Kelas-kelas seperti branjangan, murai batu, kenari, love bird, cucak hijau, dipenuhi peserta. Ada pun untuk konin, tledekan, cendet, hwamey, terisi sekitar separuh gantangan.

Secara umum, Ketua Umum OJI Suryono dan owner Oriq Jaya H. Kiki mengaku puas. “Insya Allah tahun depan kita siapkan lebih besar lagi, 3 lapang dengan kemasan lebih menarik. Terima kasih atas dukungan dan partisipasinya, mohon maaf bilamana masih ada kekurangan. Jangan sungkan bila ada kritik dan masukan,” ujar Suryono. [maltimbus]

 

DATA JUARA PIALA KOTA KEMBANG 3, KLIK DI SINI

 

KATA KUNCI: piala kota kembang 3 rini onah

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp