ANDRI KOMPLONG, EGIH, DAN DODY BM. DUKUNGAN TERUS MENGUAT
PIALA CANTING 3 PEKALONGAN
Love Bird Mania Tak Perlu Kawatir, Konslet & Fighter Kelas Sendiri
Love bird yang beberapa tahun lalu menjadi kelas favorit EO karena selalu dijubeli peserta, belakangan ini mulai terkoreksi. Hal ini karena banyak calon peserta takut berhadapan langsung dengan para konslet yang peluang menangnya lebih besar.
Para EO pun kemudian mencoba berinovasi untuk mencari solusi. Misalnya dengan menjadikan sebagai kelas bursa, mewajibkan setiap peserta harus boleh dijual bila ada peminat dengan harga maksimal yang sudah ditentukan.
Belakangan ini, sejumlah EO mulai memisahkan kelas tersendiri antara konslet dan fighter. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya love bird konslet, EO yakin kelas konslet pun akan banyak pesertanya. Peserta yang ketahuan konslet tapi turun di kelas fighter, tidak akan dinilai alias diskualifikasi.
Aturan semacam ini akan diberlakukan pula di even Piala Canting 3, yang akan digelar pada 8 Juli yang akan datang di Pekalongan. Egih sangat yakin ini bisa menjadi solusi sehingga dikotomi antara konslet dan fighter tidak perlu terjadi lagi.
“Yang konslet melawan sesama konslet, yang merasa masih biasa saja lawannya juga sesama fighter. Lebih berimbang, siapa juaranya menjadi lebih sulit ditebak, kesempatan menjadi juara menjadi lebih besar bagi semua peserta.”
Di Piala Canting juga ada kelas bursa, tapi isinya bukan hanya love bird saja. Ada juga cucak hijau, kacer, dan kenari standar umum. “Kalau di tempat lain kan kelas bursa ditengarai untuk menghalangi burung-burung bagus ikut turun, di sini murni bagi yang punya niatan jual. Kalau pun belum ada peminat hadiahnya juga menarik, tiketnya terjangkau. Dengan tiket 50 ribu, hadiah mulai 2 juta, los gantangan Jadi secara konsep sudah sangat berbeda.”
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: piala canting 3 egih love bird konslet love bird fighter