LUPIYANTO BERSAMA PERAWAT MENINJAU KANDANG BURUNG PALEKNYA.

MULTI JAYA BF MOJOKERTO

Palek, Burung Keluarga Berprospek Bagus Untuk Breeding

Meski kalah pamor dengan love bird, Palek jenis burung paruh bengkok ini ternyata memiliki prospek bagus untuk diternak. Selain warnanya yang indah dan pandai bersyair, harganya stabil.

Burung palek boleh dibilang paruh bengkok yang belum banyak diternakkan. Salah satu peternak di Mojokerto yang didatangi Burungnews mengaku piyikannya selalu terserap pasar dengan harga yang stabil.

Sepintas lalu burung palek mirip lovebird. Hanya saja ukurannya lebih besar dan ada jambul di kepalanya. Burung palek dan lovebird diperkirakan ada di Indonesia hampir bersamaan. Hanya saja memang pamornya kalah dengan lovebird yang saat ini merajai seluruh gantangan.

 

 

PALEK, SI PARKIT AUSTRALIA INI PROSPEKNYA BAGUS UNTUK DITERNAKKAN.

 

“Palek disukai karena warna dan bentuknya, meski mengeluarkan tapi kalah pamor dengan lovebird dan burung kicauan yang lain,” ucap Lupiyanto, dari Multi Jaya BF, yang mempunyai  indukan palek sebanyak 15 pasang ini. Di rumahnya yang beralamat di Desa Gelonggong, Kecamatan Bangsal,  Mojokerto, Lupiyanto sukses menangkarkan burung parkit australia ini.

Burung palek yang nama lainnya Cockatiel atau parkit Australia ini sering disebut juga sebagai falk, yang kemudian oleh lidah orang Indonesia menjadi palek.  Lupiyanto mengaku mulai menangkarkan burung ini sekitar setahun yang lalu. Ia tertarik karena warna-warna yang macam-macam, bahkan sesekali juga beruntung, anakan palek dari indukan yang dimiliki Lupiyanto muncul jenis albino yang warna cukup menarik dan tentu harganya juga lebih tinggi dibanding yang biasa.

 

 

Burung palek menurut Lupiyanto adalah burung keluarga. Orang umumnya menyukai burung ini karena terpikat oleh kepintarannya sehingga bisa dijadikan teman bermain di rumah yang menghibur dan menyenangkan. Burung ini dikenal pandai menirukan syair lagu, suara di sekitarnya, dan pandai bersiul serta cepat akrab dengan pemiliknya.

“Palek cocok untuk lulut-lulutan (jinak) sehingga enak diajak bermain ketika keluarga berkumpul,” ujar Lupiyanto yang seorang kontraktor ini. Karena kepintarannya, burung yang memiliki “jambul katulistiwa” ini kerap disebut sebagai kakatua mini.

 

 

Menurut Lupiyanto, secara teknis, penangkaran palek tidak jauh berbeda dari penangkaran lovebird, baik dari segi perawatan maupun permasalahan yang timbul selama penangkarannya. Burung ini juga memiliki peluang dieksplorasi, untuk mencetak warna-warna baru hasil mutasi. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa warna albino cenderung lebih mahal dari warna biasa. Selain itu, terkadang juga muncul warna yang unik dan tak kalah menarik dengan yang albino.

Dari 15 pasang indukan palek yang dimiliki Multi Jaya BF, setiap bulannya paling tidak ada 10-20 ekor piyikan yang dihasilkan. Menurut pemiliknya, piyikan palek itu selalu terserap pasar yang harganya mulai Rp 400 ribu sampai 1 juta tergantung warnanya. Para pemilik stand-stand burung yang mengambilnya, namun ada pula yang pesanan berasal dari luar kota seperti Jakarta, Surabaya, bahkan luar pulau.

 

PIYIKAN PALEK DI GELODOK YANG BIASA DIGUNAKAN LOVE BIRD.

 

Kandang budidaya palek yang dimiliki Multi Jaya BF berbentuk kandang koloni yang berukuran sekitar 2X3 meter. Meski koloni, tapi menurut Lupiyanto tidak boleh terlalu banyak dalam satu kandang. Yang paling baik justru hanya diisi 2 jantan dan 2 betina saja.

Selain kandang koloni, bisa juga mengunakan kandang  soliter mirip kandang lovebird yang mana di dalamnya juga tersedia kotak sarang atau gelodok. Hanya saja jika bisa ukuran gelodok lebih besar dari yang biasa digunakan lovebird.  

 

 

Proses perjodohan burung ini juga tidak terlalu sulit. Bagi pemula dianjurkan menggunakan kandang koloni sehingga burung bisa mencari pasangannya sendiri, sehingga tak perlu repot-repot menjodohkannya. Yang penting adalah sediakan beberapa kotak sarang sesuai dengan jumlah pasangan tersebut atau lebih baik lagi dilebihkan. Dan, lebih baik lagi jika jarak antar kotak sarang itu saling berjauh.

“Sepengetahuan saya, yang breeding burung palek belum terlalu banyak. Harga di pasaran juga cenderung stabil tidak tergantung tren yang fluktuatif seperti lovebird. Jadi menurut saya burung ini masih sangat prospek untuk dibudidayakan,” pungkas lelaki yang juga punya murai batu dan lovebird yang istimewa sebab beberapa kali menang di lomba burung tersebut.

 

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

 

KICAUMANIA SEJATI, LEBIH MENCARI TROPI YANG BENAR-BENAR EKSLUSIF, MEWAH, DAN BISA MENGANGKAT PRESTISE JUARANYA. Hanya di Piala Pakualam 6, Anda akan mendapatkannya LEBIH dari yang Anda harapkan.

Berpartisipasi di sini, berarti ikut mendukung program konservasi. Pesan tiketnya sekarang juga, hubungi Yosi di 0817.0422.330

 

KATA KUNCI: multi jaya bf mojokerto lupiyanto burung palek cockatiel parkit australia

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp