RUDY & KRU. TANPA COMPLAIN, LOMBA LEBIH MENGASYIKKAN

LOMBA MASIH SERING COMPLAIN?

INI RESEP RUDY NRS

Hampir semua peserta lomba burung pernah mengalami perasaan tidak senang, karena merasa burungnya kerja, tapi kurang mendapatkan pantauan yang semestinya. Paling tidak, menurut sudut pandang si peserta tersebut.

Apa reaksinya? Beragam. Ada yang hanya tersenyum dan tidak menganggap hal yang sangat serius. Ada yang ngedumel dan pada yang di sekitarnya. Ada yang memilih pulang lebih awal.

Ada yang mendatangi juri dan menanyakan kenapa burungnya bisa tidak masuk, atau kalah, dan semacamnya. Ada yang langsung mencak-mencak, kadang kalah disertai tindakan yang cenderung anarkis seperti merusak properti lomba.

Coba diingat-ingat, reaksi mana yang biasanya Anda lakukan saat merasakan hal yang sama?

Rudy NRS, salah satu kicaumania asal Solo yang tergabung dalam Luwes BC, belum lama ini mulai mengkampanyekan No Complain.

RUDY DAN CUCAK HIJAU FERRARI. KALAH ATAU MENANG, NO COMPLAIN

“Dulu, saya kadang juga komplain, kadang cukup serius. Setelah merenung dan dipikir-pikir, apa hasilnya. Itu tidak mengubah hasil. Kecuali bikin kita tambah sakit hati, tambah lelah. Selain itu, komplain juga bisa jadi menimbulkan gesekan, umumnya dengan panitia dan juri, bahkan seringkali juga dengan sesama peserta.”

Dari situlah, Rudy mulai mencoba mengikuti lomba yang benar-benar tanpa komplain, apa pun kejadiannya, pertama-tama untuk diri sendiri.

 “Lomba niat awalnya kan pengin menghibur diri, hobi, buat cari senang. Jadi bagaimana kita bertindak supaya jangan sampai merusak niat awal. Kita gantang, dan nikmati kalau burung kerja. Dinilai atau tidak, sudahlah ndak  terlalu dipikir. Menang, anggap bonus. Tidak menang, usahakan hati tetap senang. Kalau terpaksanya tetap kecewa, dari pada komplain pilih pulang atau pergi cari hiburan lainnya. Itu lebih sehat dan masuk akal menurut saya.”

Rudy pun akhirnya menyadari, dan ingin berbagai hal terkait komplain atau mengeluh. Menurutnya, mengeluh memang hal yang sangat mudah dilakukan. Bagi beberapa orang, hal ini menjadi suatu kebiasaan.

Bahkan ada yang lebih parah, mengeluh menjadi suatu kebanggaan. Kalau bisa komplain, apalagi sampai ngamuk, mungkin dia merasa kelihatan hebat. Kelihatan ditakuti. Kemudian setelah itu merasa burungnya lebih diperhatikan.

“Coba renungkan, bila Anda memiliki dua orang teman, yang pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh, Anda akan lebih senang berhubungan dengan yang mana,” tanya Rudy.

Menjadi seorang yang pengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita,tetapi tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak akan menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita. Bagaimana kita mengatasi hal ini.

“Caranya sebenarnya gampang-gampang susah, kita hanya perlu bersyukur.Saya percaya bahwa di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA hal yang dapat kita syukuri,” ujar Rudy yang di share juga melalui jejaring sosial.

Setuju pak Rudy.... mari kita mulai bertindak lebih sehat, jaga hati selalu senang, hindari mengeluh apalagi marah berlebihan bila memang tidak perlu. 

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp