LIYANTO DAN MB KOMANDAN, SERING HATRIK DAN JUARA BoB

LIYANTO SUKMA, SIWA BF SUBANG

2015 Pilih Mundur dari Pekerjaan, Bagikan Tips A-Z Membangun Breeding

Liyanto Sukma dari Subang. Bermulai dari 2 pasang pada 2015, kini menjadi 12 pasang yang dimasukkan bergantian dalam 6 kandang setiap 3-5 kali produksi. Tiap bulan rata-rata menghasilkan 15-18 anakan, bandrolnya 2,5-5 juta.

Liyanto termasuk kicaumania lawas. Sejak usia SD, atau tahun 1990-an, ia sudah menyukai burung. Barulah pada 2005, ia sudah mulai mengenal dan menyukai murai batu. Saat itu mungkin banyak penggemar murai batu saat ini, masih belia dan belum menyukai jenis murai batu.

Pada tahun 2015, Liyanto membuat keputusan yang berani. Ia memilih keluar dari zona nyaman, resign atau keluar dari pekerjaan, lalu membangun breeding murai batu.

Ia memulainya dengan memasukkan jagoannya menjadi indukan. “Nama jagoan saya waktu itu Siwa. Makanya farm saya namanya Siwa BF. Prestasi terakhir sebelum saya putuskan untuk jadi indukan, menjuarai event regional Kapolres Cup Subang.”

Jalan yang dipilih ternyata tidak mulus, banyak jalan terjal yang terus menghadang di setiap langkahnya. Bahkan, ketika tujuan sudah ada di depan mata.

 

 

Pengalaman dari Suud, peternak murai sejak 2005. Buat meloloh, Twister tak perlu dicampur apa pun, piyik sehat cepat besar. Buat jago, kuat main sampai akhir penilaian, volume dan lagu bongkar. (baca SELENGKAPNYA)

Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

BERAGAM KENDALA MENGHADANG

Sebagaimana banyak pendatang baru dalam dunia breeding, Liyanto juga harus menghadapi beragam halangan berupa problema yang datang silih berganti, seakan tiada henti. Berita baiknya, ia tidak mudah menyerah dan terus fight demi mengejar mimpinya.

Sejak tahap awal, ia sudah harus menghadapi kesulitan saat mulai menjodohkan. “Mungkin karena kebetulan indukannya burung lapang. Banyak yang bilang burung yang sudah biasa tarung di lapang, kalau mau kita jodohkan umumnya lebih susah daripada burung yang sejak kecil memang disiapkan untuk indukan, tidak mengenal lapangan.”

Setelah dianggap jodoh dan masuk kandang besar, kenyataan menyedihkan tejadi, betina dibantai semua. Ini bukan hanya sekali di jodohan pertama, tapi beberapa kali. Sebabnya kemudian diketahui bukan karena belum jodoh, tetapi karen birahinya tidak berbarengan.

“Masalah ini ketemu solusinya, burung mau bertelur dan menetas. Wah seneng bukan kepalang. Ternyata, ini juga bukan akhir dari kisah sedih. Setelah anakan kita ambil usia seminggu, masalah datang lagi. Anakan sering mati di usia 15 – 20 hari.”

 

Buat indukan sangat cocok, menjaga tetap sehat sekaligus menjaga produktivitas stabil. Buat campuran lolohan, anakan lebih sehat, tidak mudah mati, dan cepat bongsor. LEMAN'S, satu-satunya obat burung dengan formula + vitamin.

Lemans bisa dibeli lewat bukalapak, tokopedia, atau hubungi 08113010789, 0822.4260.5493 (Jatim Tapalkuda), 0813.2880.0432 (Jogja dan sekitar), 0815.4846.9464 (Solo Raya dan sekitar), 0813.2799.2345 (Banyumas dan sekitar)

 

MEMILIH INDUKAN DAN PROSES PENJODOHAN YANG AMAN

Sejak awal, Liyanto tidak mau breedingnya asal-asalan. Meski baru mencoba dan belajar, ia ingin indukannya tetap yang bagus, sebab ia ingin meneruskan genarasi yang berkualitas dan punya prospek juara.

“Harus mencari burung juara, usia mapan sebagai pejantan, punya mental, gaya dan body bagus. Body bagus itu bisa kita amati dari paruh, kepala, leher, badan, serta kaki yang kokoh.”

Untuk betina, Liyanto juga mencari dari trah jawara, syukur-syukur juara nasional. Baginya, trah itu penting dan sangat menentukan, karena berkaitan dengan genetis. Perawatan, menjadi faktor penting berikutnya.

Kalau trahnya sudah dapat, si betina juga harus punya fighter yang bagus, selain body atau tongkrongannya juga terlihat cantik dan proporsional. “Kalau saya lebih suka mencari indukan yang punya paruh panjang, tipis, mata gede, badan ngejantung, leher panjang, kaki kokoh.”

 

MELOLOH ANAKAN, AWALNYA SERING MATI DI USIA 15 20 HARI

 

Ada hal lain yang sering jadi standar dan dianggap penting oleh orang lain, ternyata oleh Liyanto dinilai tidak harus jadi ukuran, yaitu kepala cepak atau oval.

“Karena susah mencari yang sempurna, yang penting dari syarat-syarat itu terpenuhi, ya sudah. Proses penjodohan saya rendengkan atau jejerkan dalam dua sangkar kotak yang berbeda tapi disandingkan. Sebagai Ta'aruf mungkin ya...ha ha ha.”

Liyanto melakukan proses perendengan selama 3 hari. Terus apakah setelah itu langtas keduanya dilepas berbarengan ke kandang besar?

Tidak! Betinanya dulu yang dilepas bebas ke kandang tangkar. Jantannya “masuk” juga, tetapi tetap dikurung dalam sangkar kotak.

“Tangkringan saya lebihin sejengkal keluar dari sangkar kotak si juantan, sebagai tempat betina bila mau mendekati si jantan. Jangan lupa kita kasih EF yang ektra untuk mendongkrak birahi kawin keduanya.”

Untuk proses penjodohan ini, Liyanto mengaku sangat terbantu oleh suplemen Ebod Breeding. “Selama proses penjolohan, selain jangkrik, juga diberikan cacing, kroto, dan UH. Proses pemberiannya selang seling, kecuali jangkrik yang tetap rutin tiap hari harus tersedia.”

 

 

KANDANG YANG NYAMAN, MERAWAT INDUKAN DAN TROTOL 

Hal berikut yang akan menentukan sukses tidaknya breeding adalah kandang yang baik. “Baik itu bukan diukur karena kemewahan menurut ukuran kita manusia, tapi bagaimana supaya burung merasa nyaman dan aman.”

Dengan latar belakang itulah, Liyanto membangun kandang dengan ukuran lebar 1 meter, panjang 3 meter, dan tinggi 3 meter. Di bagian atas kandang, bagian ujung, dikasih ventilasi agar cahaya matahari dan air hujan bisa masuk. Ventilasi itu ukurannya 40 x 80 centi meter.

“Bagian depannya tertutup, hanya ada pintu utama dann pintu kecil dekat sarang untuk ngintip kalau-kalau mau ngambil anakan.”

Lantai kandang dibiarkan tanah, yang di atasnya ditaburi pasir laut. “Untuk memastikan bersih dan sehat, sebulan sekali alas pasir saya ganti.”

Asupan pakan yang bagus selama dalam kandang selain jangkrik, juga dikasih cacing dan kroto seger. Liyanto tidak memberikan UH untuk keseharaian di kandang (hanya saat proses penjodohan saja).

Asupan untuk anakan setelah diangkat dari sangkar pada usia seminggu, adalah sebagai berikut. Pagi jam 6 diberikan Trotol Premium, jam 9 dikasih jangkrik + minyak ikan Omega 3 + madu asli sedikit (tdk tiap hr), jam 12 cacing, jam 3 sore jangkrik, dan terakhir jam 18 atau Maghrib kembali diberikan Trotol Premium. Begitu seterusnya sampai bisa mandiri.

 

 

Untuk rawatan indukan, berdasarkan pengalaman Liyanto harus dengan extra fooding. “Kalau gak begitu akan gagal produksi. Di dalam tangkaran, burung mau gak mau harus produksi terus. Selain EF juga perlu dikasih asupan unsur-unsur2 mikro yang dibutuhkan oleh indukan, seperti kalsimum dan yang lainnya.”

Menurut Liyanto, kekurangan unsur-unsur mikro akibatnya bisa fatal pada kualitas dan kesehatan trotolan.

“Kandang secara periodik dan teratur juga selalu disemprot dengan desinfektan minimal seminggu sekali. Wadah jangkrik harus dicuci pagi dan sore, air minum ganti pagi dan sore, begitu juga tempat mandi.”

Bagaimana Liyanto merawat trotolan setelah sempat mengalami “kegagalan” di awal-awal memulai breeding?

Merawat trotolan yang sudah mandiri, pagi diberikan jangkrik 10-15, siang kroto / UH bergantian, sore kembali dibeirkan jangkrik 10-15. Pagi dan sore dibersihkan karpetnya, air minum diganti pagi dan sore. Setelah dikasih makan jemur pagi 10-15 menit, mulai diajarin mandi keramba, jemur lagi tipis-tipis saja, angin-anginkan, krodong lalu dempetin sama guru vokal yang kita punya.

Begitu setiap hari sampai Pastol.

 

WASPADA dengan produk yang logonya MIRIP, dibaca/dilafalkan dengan cara yang SAMA, tetapi BUKAN produk yang dikeluarkan TOPSONG. Lihat selengkapnya DI SINI.

 

INDUK MASUK KANDANG TANGKAR BERGANTIAN

Ada satu konsep menarik yang diterapkan oleh Liyanto, yaitu memasukkan indukannya ke dalam kandang tangkar secara bergantian.

“Saya ada 12 pasang, tapi kandang saya hanya 6. Jadi saya masukkan ke kandang tangkar gantian atau giliran. Setiap 3-5 kali produksi, diganti pasangan yang lain, yang baru produksi kita istirahatkan dulu.”

Dari 6 pasang indukan yang ada kandang tangkar itu, tiap bulan rata-rata bisa menghasilkan 15-18 anakan. Bandrolnya juga cukup tinggi, antara 2,5 – 5 juta rupiah per ekor / jangan, tergantung indukannya.

Sejauh ini, Liyanto tidak merasa kesulitan dalam memasarkan anakannya. Malah, yang pengin anakannya mesti rela inden dulu.

“Untuk pemasaran, apa pun metode promosinya, yang harus kita pegang terus adalah menjaga kualitas anakan dan kualitas layanan kepada pelanggan. Yakinlah, kalau mereka puas baik dengan kualitas maupun pelayanan, tanpa diminta pun pasti akan ngomong dan merekemondasikan pada teman-temannya. Begitulah yang selama ini saya jalani.”

 

BAWA ANAKAN SENDIRI KE LAPANGAN, LOMBA RING APBN BIKIN ANAKAN LARIS

 

Permintaan semakin banyak dan meluas cakupan wilayahnya setelah Liyanto bergabung dengan APBN. Liyanto sudah memutuskan untuk berggabung dengan APBN semenjak Launching di Subang pada 13 September 2018

Saat ini, anakan dari Siwa BF dan sudah mengenakan ring APBN bahkan sudah mulai meraih prestasi sejak kelas Trotol Trek tek hingga lomba suara yang sesungguhnya.

“Kelas Trek tek dulu ikut lomba di Banyumas. Untuk usia junior ada Lexus yang merebut juara 1 di event Danpussenkav Bandung, di kelas APBN Jawa Barat V juga 2 kali juara 1, sayang terakhir pas turun di Cibubur kurang beruntung. Masih ada lagi jago lain namanya Komandan, sering meraih hatrik dan BoB, sekarang sedang mabung yang ke dua.”

Kabar lainnya, baik Lexus maupun Komandan sekarang sudah bukan milik Liyanto lagi, sudah ditake over oleh H. Irwan Susanto.

 

TROPI MB KOMANDAN SEBELUM MABUNG, MB LEXUS DAN TROPI JUARA I DANPUSSENKAV

 

Liyanto sudah merasakan secara langsung manfaat dari apbn. “Selain banyak menambah teman, trotolan kita laris manis. Salah satunya karena hadiah lomba kelas khusus APBN selalu menyedot perhatian dan animo Kicau Mania Nusantara, mau gak mau burung ring APBN jadi incaran kicau mania.”

Apalagi untuk peternak yuang kualitas anaknya sudah diakui, atau yang sudah punya nama besar. Secara pribadi, Liyanto merasa bersyukur bisa bergabung denga APBN.

“Terima kasih banyak kepada Bapak Inisiator APBN Kang Hajji Ebod atau Machfudz Sulaiman. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan, dimudahkan segala urusannya, dan barokah. Aamien.”

Nah, Anda yang pengin kenal lebih dekat dengan Liyanto Sukma, bisa menghubunginya di 0812-4957-900. Kalau sudah janjian, juga bisa merapat ke kandangnya di Blok Nusa Indah RT 44/RW 03 Dangdeur Subang Kota atau Barat RSUD Ciereng Subang.

Bagi yang belum dan tentunya tertarik bergabung dengan APBN, bisa melalui korwil masing-masing, atau mendaftar lewat www.apbnendemik.com, atau dibantu lewat koordinator nasional bapak Dody Naga di 0813-9907-1971. [maltimbus, konfirmasi berita 081u70251279]

KATA KUNCI: liyanto sukma siwa bf breeding murai batu

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp