VIDIOGRAFER SEDANG MEREKAM AKSI BURUNG, JADI SUMBER KONTROVERSI?
KONTROVERSI BERULANG USAI VIDIO BEREDAR
Ketika Kelayakan Para Juara Dipertanyakan Warganet
Beberapa waktu terakhir, jagad media sosial diramaikan oleh kontroversi munculnya perdebatan dan pertanyaan kelayakan juara, usai vidio burung yang berlaga beredar luas. Pihak penyelenggara sampai harus merilis permintaan maaf atau klarifikasi.
Beberapa kontroversi cukup menonjol dan meluas diperbincangkan, bahkan ada warganet atau netizen yang menuduh sang juara pilihan juri berselisih kelewat jauh, tidak lagi 11-12 atau seimbang. Kritik yang lebih halus, menuyebut karena perbedaan pendekatan, antara juri yang mencari kualitas materi, dan juri yang lebih memilih durasi.
Perdebatan siapa yang lebih layak juara, sebagian besar memang dilontarkan oleh para warganet yang tidak hadir ke lapangan, tidak melihat dan menjadi saksi langsung dari objek yang diributkan. Mulanya hanya sebatas menonton vidio aksi, yang kemudian dibandingkan dengan vidio aksi burung lain yang dianggap menjadi pesaing.
PULUHAN KAMERA SIAP MEMBURU OBJEK BIDIKAN
Vidio aksi tersebut, umumnya diambil oleh orang yang berbeda, dengan spek kamera berbeda, dengan sudut dan jarak ke objek yang berbeda pula. Lazimnya juga belum disertai rekaman audio/suara yang utuh dan jernih dari objek yang direkam. Distorsi suara sekitar masih cukup dominan, termasuk bila ada suara teriakan dari peserta (yang lebih dekat ke micropon / kamera).
Misalnya, vidio juara 1, disandingkan atau dibandingkan dengan vidio juara 2 dan 3. Bahkan, ada juga yang dibandingkan dengan burung yang tidak masuk kejuaraan, tapi oleh salah satu pihak dianggap (seharusnya) masih layak bersaing.
Komentar-komentar berikutnya yang berkembang, banyak di antaranya lebih untuk bereaksi atas komentar sebelumnya, tanpa melihat lagi vidio secara lengkap. Beberapa, malah mengungkit masalah pribadi atau latar belakang si pemilik burung, yang tidak terkait langsung dengan penampilan burung yang sedang dipermasalahkan.
Hati-hati, makin gencar beredar produk PALSU! Pastikan anda mendapatkan produk SUPER-N asli. Jangan ragu memastikan kepada kios/toko, minta ditunjukkan kardus yang ASLI adalah seperti di bawah ini. Perhatikan juga warna, bentuk, dan ciri BOTOL SUPER-N yang asli.
Siapa salah dan siapa benar, menjadi kabur. Kebenaran atau kemenangan di mata publik kicaumania, seakan ditentukan oleh seberapa banyak suara dari para netizen, yang sebagian besar, sering tidak memahami secara utuh duduk perkaranya.
Meski kasus berbeda, seorang pewarta lomba burung menggambarkan situasi itu dengan menyebut, “NETIZEN MAHA BENAR... ”. Maka, beruntunglah bila Anda kebetulan bukan netizen biasa, tapi netizen tokoh yang berpengaruh, atau pendengung dengan pengikut yang besar. Anda mungkin termasuk yang bisa mengarahkan ke mana pendulum kebenaran itu.
Tentu saja, tidak ada larangan untuk mendiskusikan vidio aksi burung di lapangan, sekabur apa pun materi yang jadi bahan obrolan. Mungkin, ini yang kita sebut sebagai bagian dari keterbukaan. Kontroversi yang kemudian muncul dan berkembang, malah diolah jadi bumbu untuk menggairahkan dinamika media sosial, termasuk dunia hobi (lomba) burung.
Entah kebetulan atau tidak, bersamaan dengan ramainya perdebatan kelayakan juara, ada EO yang secara berani mulai menerapkan era baru, memanfaatkan teknologi VAR (Vidio Assistant Referee). Sesuai namanya, vidio untuk membantu juri (wasit), hasil rekaman CCTV itu benar-benar dirancang untuk bisa membatalkan atau menguatkan keputusan juri, sesuai bukti dari pemutaran ulang vidio.
Di sini, Mahesa Jenar Arena Semarang, jelas-jelas mulai meninggalkan slogan yang selama ini sudah baku dan jadi standar hukum tertinggi, sejak awal lomba burung dikenal. Slogan itu adalah, “keputusan juri tidak bisa diganggu-gugat”.
Slogan yang nyaris selalu jadi hiasan di setiap brosur lomba burung itu, dipastikan tidak ada lagi di event-event Mahesa Jenar Arena, atau event RGN lainnya yang sudah bisa menerapkan VAR.
Pada gelaran perdana (Grand Launching, 11/5), ada satu gugatan VAR. Juri VAR tetap memenangkan atau menguatkan keputusan juri. Pada gelaran ke-2 (Piala Soekarno, 18/5), ada 2 gugatan lewat VAR dari peringkat 2 menggugat juara 1. Keduanya dikabulkan oleh juri VAR, maka susunan peringkat juara 1 dan 2 pun berubah, dibalik. Burung yang menurut keputusan juri di lapangan peringkat 2, menjadi juara 1, yang awalnya juara 1 menjadi peringkat 2.
CCTV yang dimanfaatkan sebagai VAR, tentu berbeda dengan vidio yang diambil oleh berbagai pihak, apakah itu media, team dokumentasi panitia, atau si pemilik burung. Pada CCTV / VAR, merek dan spek kamera sama, jarak dan sudut kamera ke masing-masing burung sama. Artinya, kualitas rekaman baik visual maupun audionya seharusnya juga sama. Di atas kertas, lebih objektif sebagai bahan analisis.
VAR, menurut Asep DM, Sekjen RGN dan inisiator Mahesa Jenar Arena, bukan sekadar untuk mereview kejuaraan ketika ada yang menggugat, tetapi kemudian juga untuk menentukan urutan peringkat kejuaraan ketika ada nilai sama, apakah pada dua burung atau lebih, sehingga menghilangkan tos-tosan.
Banyak yang memuji dan mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Asep DM dan kawan-kawan dari RGN. Tak sedikit pula yang mengkritisi dan mempertanyakan apakah VAR benar-benar pas dan bisa menjadi solusi supaya hasil penjurian lomba burung bisa lebih objektif, presisi, fair play.
MEMERIKSA CCTV - VAR. SPEK KAMERA SAMA, SUDUT DAN JARAK KE BURUNG SAMA
“Kadang lucu juga, sebab yang mempertanyakan itu membuat perbandingan yang tidak setara, hanya memahami VAR pada penerapan sebelumnya di dunia olah raga seperti sepak bola. Padahal teknis dan tata cara penerapannya di tempat kami kan tidak sama, sudah kita sesuaikan supaya bisa matching.”
Asep mengaku, penerapan VAR, bahkan nama VAR itu sendiri, memang mengadopsi dari dunia olah raga, khususnya sepak bola. “Di tempat kami, VAR singkatannya juga sudah disesuaikan, menjadi Vidio Assistant Radja.”
Teknis penerapannya sangat berbeda. Pada sepak bola dan olah raga lainnya, VAR akan direview per kejadian ketika pertandingan masih berjalan. Pertandingan dijeda / break dulu, menunggu keputusan VAR.
TOPSONG dengan bangga memperkenalkan TOPSONG PREMIUM kemasan baru dengan botol, dengan tambahan pengaman. Infomasi, hubungi 0813.2941.0510.
Pada lomba burung, VAR direview setelah penilaian selesai kemudian ada pihak yang merasa dirugikan dan menggugat keputusan juri, itu pun tetap ada batasannya. Seperti apa batasan dan teknis penerapan VAR di lomba burung, bisa dibaca selengkapnya dengan klik artikel BAGAIMANA VAR BISA MENGANULIR KEPUTUSAN JURI?
“Tapi tidak apa, bebas saja, namanya media sosial. Sejujurnya, saya malah terimakasih sebab bagaimana pun kritik, diskusi, senyinyir apa pun, itu membuat apa yang kita lakukan jadi bahan pembicaraan tak ada henti-hentinya. Secara publisitas menjadi lebih cepat dan luas diketahui oleh para kicaumania, viral. Soal setuju atau tidak, faktanya gelaran di tempat kami, yang rutin sampai yang reguler, semakin ramai. Buat yang penasaran, kami siap dipantau dan diawasi secara langsung, jadi tidak hanya berasumsi saja.”
Mari sejenak menengok ke belakang. Pada 2018, juga pernah ada kontroversi menarik, beberapa EO melarang media berbasis video masuk ke arena lomba, ketika lomba sudah berjalan beberapa sesi. Biangnya sama, karena ada kicaumania yang melakukan protes sambil membawa “bukti” menenteng kamera yang disebut merekam secara utuh kinerja burungnya.
ASEP DM. TERIMAKSIH BUAT YANG APRESIASI DAN YANG MENGKRITISI VAR
Bedanya, waktu itu komplain keras dari pemilik burung ke para juri atau panitia dengan klaim bukti rekaman yang masih berada di dalam kamera. Belum dibuka, apalagi dilihat oleh siapa pun.
Apa yang dinilai dan dikomentari publik hingga viral? Larangan dari EO kepada para pewarta vidio itu, apakah cukup bijak, atau apakah itu menunjukkan EO belum siap untuk “diawasi” oleh pihak eksternal (yang diwakili oleh media-vidio).
Selain itu, juga pertanyaan kritis, bisakan vidio tunggal menunjukkan seekor burung layak jadi juara, lebih baik dari lawan atau sebaliknya, tanpa dibandingkan dengan perfoma lawan tandingnya (main pada saat yang sama, di kelas yang sama, direkam pada waktu bersamaan, diputar sejak menit yang sama).
Baca juga: MEDIA BERBASIS VIDIO, MENGGANGGU ATAU DIBUTUHKAN?
Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.
Ada pun kontroversi yang sekarang, “tertunda” beberapa hari setelah lomba usai. Di lapangan, mungkin tidak terlihat komplain yang menonjol, tampak adem ayem. Esoknya, tiba-tiba menjadi liar seakan tak bisa dikendalikan lagi.
Di Yogyakarta, Rocket Arena yang sudah dilengkapi dengan fasilitas CCTV dengan spek memadai, juga mulai berupaya untuk meningkatkankan fungsi dan nilai kemanfaatannya, bukan sekadar perangkat rekam dokumentasi semata. Hal ini akan mulai pada gelaran rutin setiap Rabu sore, juga mulai memanfaatkan teknologi IT pada teknis penjurian (sepenuhnya menggunakan tap, bukan lagi pulpen dan kertas) dan pemesanan tiket online, bekerjasama dengan Elkoncer.
Begitulah dinamika hobi, secara khusus dunia lomba burung berkicau, setelah era media sosial. Para kicaumania yang pernah mengalami era-era sebelumnya, seringkali dibuat gagap dan kelimpungan mengikutinya. [maltimbus]
VAR AKAN DITERAPKAN DI EVENT KAPOLRES MAGELANG KOTA CUP, 8 JUNI 2025:
Berani coba yang paten? - Power volume lebih maksimal - Mengeringkan / menjernihkan suara - mempercepat pemulihan tenaga - memperbaiki masalah bulu - melancarkan metabolisme.
Di mana bisa didapatkan? KEDIRI hub. Dwi SBJ 0856.4682.5576. KEDIRI Huda Katamso 0857.9037.8954. NGANJUK Abi SF 0857.5560.5348. JOGJA Singgih 0882.2691.1628. SEMARANG Om Dwi KMS 0819.0155.8718. KENDAL Wiwid KMS 0857.1278.3533. HOTLINE - ADMIN (PUSAT) Surya LJ 0895.6302.88069.
BROSUR PIALA PAKUALAM 11, 22 JUNI DI LAP. PEMDA SLEMAN (WARNA MERAH MENUNJUKKAN TIKET HABIS)
BROSUR DAN JADWAL LOMBA LAINNYA, KLIK DI SINI
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: var lomba burung vidio assistant radja mahesa jenar arena kontroversi setelah vido beredar