GENDUB MENUNJUKKAN BURUNG YANG SEMPAT DICURI DAN KONDISINYA

JELANG LEBARAN, PENCURIAN BURUNG MENINGKAT

Waspada, Maling Mengintip dari Unggahan Medsos

Belakangan ini, pemberitaan atau informasi kehilangan burung meningkat. Apakah itu burung rumahan, burung lomba, hingga burung di kendang breeding. Dari kasus pencuri yang sudah terungkap, mereka mengintip calon korban dari unggahan media sosial. Nah!

Pemasangan CCTV bukanlah jaminan burung kita aman. CCTV, hanya membantu melihat kapan pencurian terjadi, bagaimana cara masuk atau mengambilnya, dan mungkin juga mengungkap sosok pencuri, memudahkan polisi dalam melakukan pengejaran.

Tidak semua pencuri takut dengan CCTV. Bahkan ada kasus pencuri yang berani memperlihatkan mukanya, sambal melambaikan tangan. Meledek bahkan mengejek si pemilik, juga polisi bila kemudian dilaporkan.

 

MALING BURUNG DI PATI TEREKAM CCTV. SANTAI TANPA HELM DAN PENUTUP WAJAH

 

Problemnya, ketika pencuri terungkap dan tertangkap, burung  seringkali tak bisa kembali utuh. Sebagian sudah bepindah tangan, yang masih bisa kembali pun kondisi sudah stress. Artinya, kerugian pemilik tetap besar.

Salah satu korbannya adalah Priyo Sukma Wega, lebih dikenal sebagai Priyo Gendub RHN, Salatiga. Jumat pagi 17 Maret sekitar jam 5, selepas bangun tidur Gendub naik ke lantai dua, tempat kandang-kandang cucakrawa miliknya berada.

Betapa kagetnya, ketika melihat banyak sekali bulu-bulu burung berserakan. Setelah diperiksa, 20 ekor indukan cucakrawanya sudah tidak berada di kandang lagi. Gendub tidak lantas memberitahkan hal ini kepada rekannya, apalagi menyebarluaskan lewat media sosial.

“Supaya polisi nantinya bisa cepat menelusuri jejaknya, dan mempersempit ruang gerak pelaku,” terang Gendub.

 

 

Gendub pada Kamis 16 Maret memang sedang merenovasi kendang. Ia dibantu oleh dua rekannya. Pekerjaan itu dilakukan sampai menjelang dini hari. Kelelahan, mereka akhirnya memutuskan untuk istirahat di lantai bawah.

Setelah kejadian, Gendub segera melapor kepada Unit Reskrim Polres Salatiga (Jumat 17/3/2023). Setelah melakukan olah TKP, ditemukan rekaman CCTV yang memperlihatkan dua orang pencuri yang menerobos ke area kandang.

“Awalnya, polisi memperkirakan butuh beberapa hari untuk mngungkap, bila pencuri itu terkait dengan “orang dalam”, atau orang-orang yang dekat atau kenal dengan saya. Ternyata itu orang luar, sehingga butuh waktu lebih lama,” ujar Gendub.

Pada Minggu 2 April, atau berselang sekitar 2 pekan, Gendup mendapatkan up date, Resmob Polres Salatiga memperoleh informasi adanya jual beli burung jenis cucakrawa dengan harga murah di Kabupaten Temanggung.

 

 

GENDUB MENUNJUKKAN PROSES MASUKNYUA PENCURI KE KANDANG CUCAKRAWA

 

Kasatreskrim Polres Salatiga, AKP Arifin Suryani menjelaskan, dari hasil penyelidikan, diketahui mereka adalah komplotan pencuri spesialis burung di berbagai kota. Mereka terdiri dari kakak adik bersama dua rekannya yang saat ini sudah ditahan di Polres Klaten dan Polres Gunungkidul.

"Bahkan mereka ini masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) oleh Polres Magelang, Klaten, dan Gunung Kidul," jelasnya. Kedua tersangka dijerat Pasal 363 KUH Pidana dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. "Salah satu pelaku yang masih di bawah umur, saat ini penyidikan ditangani oleh unit PPA Polres Salatiga," kata dia.

Yang menarik, adalah pengakuan pencuri kepada penyidik. Selain menceritakan rencana berikutnya, menyasar kendang-kandang cucakrawa di Mojokerto, keduanya juga menceritakan bagaimana mengetahui dan memantau keberadaan kendang cucakrawa milik Gendub.

“Ternyata mereka mengetahui dan memantau kendang milik saya itu awalnya dari unggahan atau postingan media sosial, dari You Tube dan face book,” ungkap Gendub menirukan penjelasan polisi.

Memang seberapa sering Gendub mengunggah konten tentang breeding cucakrawatnya di media sosial?

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

“Kalaui di You Tube atau face book, sebenarnya jarang sekali atau hampir tidak pernah. Paling-paling lewat status di whatsapp, artinya itu hanya terbaca oleh rekan-rekan yang sama-sama saling punya nomor kontak,” jelasnya saat dikonfirmasi burungnews.com.

Tetapi, Gendub mengakui, memang ada sejumplah postingan di media sosial apakah You Tube atau face book mengenai kendang cucakrawa miliknya. “Kalau ada teman-teman yang main ke sini. Kan biasa itu, teman-teman kita yang datang nongkrong, ada yang selfi depan kendang, dengan anakan yang sudah dipanen, ambil video dari berbagai sudut, lalu diunggah apakah itu di face book maupun you tube. Kalau banyak yang respon, apakah itu tanda jempol atau suka, apalagi komentar, senang kan.”

Gendub sendiiri sebenarnya nyaman-nyaman saja dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya. Di satu sisi, apa yang mereka lakukan langsung atau tidak langsung juga membantu dirinya. Breeding cucakrawanya jadi lebih dikenal luas. “Ya ikut membantu mempromosikan. Dalam hal untuk jualan, media sosial harus diakui jadi sarana yang efektif.”

 

 

Ternyata, pada sisi yang lain, yang memantau dan mengintip keberadaan kendang cucakrawa milik Gendub, atau unggahan tentang burung secara umum, tidak hanya penggemar burung yang sebagian adalah calon potensial pembeli, tetapi juga maling alias pencuri.

Pelajaran yang bisa kita ambil, ayo mulai waspada dan bijak dalam menyebarkan informasi di media sosial. Tujuannya mungkin baik, tapi kita juga mesti mikir efek sampingnya. Pencuri sekarang juga melik media sosial, menjadikan sebagai informasi awal dalam membidik korban.

“Iya sih, kita ternyata memang harus lebih bijak, termasuk memberi tahu teman-teman yang datang untuk tidak sembarang memposting hal-hal yang ada di sekitar kendang kita, atau rumah kita. Jangan sampai malah secara tidak langsung juga memberi tahu celah kepada pencuri bagaimana bisa menerobos masuk,” ujar Gendub. [maltimbus, tunggu seri berikutnya, alasan Gendub beralhi dari lovebird ke cucakrawa, kenapa tidak jenis lainnya?]

 

BROSUR LENGKAP PIALA PESONA INDONESIA, KLIK STOP PRESS BERIKUT:

 

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

 

 

KATA KUNCI: rhn priyo gendub rhn pencuri burung pencuri burung cucakrawa pencuri burung terekam cctv korban dipantau lewat medsos pencuri cari korban dari mantau media sosial

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp