PANITIA DAN JURI GANTANGAN KICAU DOMPYONGAN

GANTANGAN KICAU DOMPYONGAN

Sukses Gelar Dua Kali Latihan, Siap Jadi Barometer Baru di Klaten Bagian Barat

Minggu, 12 Juli 2020 - BERITA LOMBA

Sukses menggelar dua kali latihan pada hari Rabu (8/7) dan Sabtu (11/7), Gantangan Kicau Dompyongan (GKD) siap menjadi barometer baru di Klaten bagian barat. Selain berkomitmen untuk mematuhi semua protokol kesehatan, GKD sasar pemain lokal sebagai target utama.

Memasuki era New Normal, muncul satu lagi tempat latihan burung berkicau di kabupaten Klaten yakni Gantangan Kicau Dompyongan (GKD). Menempati lokasi baru di Pasar Dompyongan, Jogonalan, Klaten, EO yang dimotori oleh Mr. Kelik Jenggot dan kawan-kawan ini siap memanjakan kicaumania Klaten dan sekitarnya.

SUASANA KELAS KENARI

Selain lokasi strategis dan mudah dijangkau, gantangan baru ini menawarkan tempat yang luas sehingga membuat pemain nyaman untuk mempersiapkan gacoan. Bentuk dan ukuran gantangan terstandarisasi juga menjadi keunggulan tersendiri sekaligus memudahkan pemain dalam memantau gacoannya.

Tidak mengherankan apabila kehadiran gantangan baru ini disambut positif oleh pemain-pemain Klaten dan sekitarnya. Selain menjadi oase baru di tengah sulitnya sejumlah gantangan untuk memperoleh izin dan lampu hijau, sebagian besar pemain merasa sreg dan yakin GKD akan menjadi salah satu barometer perburungan di Klaten bagian barat.

Rivai, salah satu kicaumania yang hadir mengungkapkan kalau ukuran gantangan GKD sangat ideal untuk menggantangkan burung. “Tinggi dan jarak antar gantangannya ideal, burung bisa maksimal kerja, nggak keganggu pergerakan juri. Kita mantau juga enak. Misal dipakai event juga masuk,” ungkapnya.

RIVAI. LATIH KENARI JARWO DI GKD

Mulai dibukanya latberan di GKD membuat punggawa PKT Klaten ini tidak perlu main jauh untuk melatih dan mencoba kenari-kenari miliknya. Dua kali kehadirannya di GKD, Rivai bisa tersenyum bahagia karena Jarwo, amunisi barunya selalu masuk tiga besar.

GKD juga menjadi jujugan bagi pemain-pemain lokal seperti Jogonalan, Prambanan, Manisrenggo, Wedi, Karangnongko untuk melatih gacoannya. Pemain luar daerah seperti Klaten, Pedan, Cawas, Kalasan, dan Jogja pun sesekali terlihat untuk ambil bagian maupun berburu amunisi baru.

Mengingat situasi dan kondisi negara ini masih dalam ancaman pandemi covid-19, panitia menekankan agar peserta tetap mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, selalu cuci tangan, dan jaga jarak satu sama lain. Meski sejumlah peserta masih abai dan lupa, Kelik Jenggot tak henti-hentinya mengingatkan dengan pendekatan persuasif.

“Minta tolong maskernya dipakai, kita saling jaga satu sama lain. Ini demi kebaikan kita bersama. Jangan sampai gara-gara keegoisan seorang pemain yang bandel, kita semua terkena imbasnya dan nggak boleh latihan lagi. Kita masih dipantau gugus tugas daerah, baik dari desa, kecamatan, maupun kepolisian,”

PANITIA SEDIAKAN TEMPAT CUCI TANGAN

Sebagai bentuk tanggung jawab dan dukungan pada Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), panitia melakukan sterilisasi gantangan dengan penyemprotan disinfektan sebelum dan sesudah lomba. Panitia juga menyediakan tempat cuci tangan di pintu masuk gantangan. Bahkan, panitia juga menyediakan dan menjual masker di lokasi sebagai antisipasi kalau peserta lupa atau tidak membawa masker.

Untuk menghindari kerumunan, panitia hanya membuka 36 gantangan (36-G) meski jumlah gantangan sebenarnya memungkinkan untuk 60G. “Meski gantangannya ada 60, untuk sementara kita batasi dulu 36 G. Biar nggak bergerombol dan bisa jaga jarak,”.

HINDARI KERUMUNAN, TERAPKAN 36-G (SUASANA KELAS MURAI BATU)

Dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin diharapkan bisa membuat kicaumania bisa merasa tenang dan tidak perlu was-was ketika datang ke gantangan. Ingin mencari tempat latihan yang disiplin pada protokol kesehatan, GKD bisa menjadi salah satu alternative pilihan. [asept, maltimbus]

KATA KUNCI: gkd klaten