BOJONEGORO CUP
Bantu Angkat UMKM, Venue di Pasar Burung
PBI Bojonegoro hendak menggelar event tahunan bertajuk Bojonegoro Cup. Event ini mendapat dukungan penuh dari Bupati Bojonegoro, H. Setyo Wahono. Beliau berkenan menerima audiensi dari jajaran pengurus PBI yang dipimpin Bambang SPI.
Dalam pertemuan itu, ada satu hal yang mendapatkan penekanan, yaitu harapan dan keinginanan supaya kegiatan hobi burung berkicau, dalam hal ini kontes atau lomba, tidak hanya jadi forum berkumpul dan bersenang-senang para pegiatnya, tapi pada saat yang sama juga harus bisa mengangkat dan membantu ekonomi UMKM.
Sebuah harapan yang masuk akal. Hobi burung berkicau sudah mengakar lama dan menjadi bagian dari peradaban masyarakat di Indonesia, tak terkecuali di Bojonegoro. Kalangan masyarakat paling bawah yang berada di pelosok pun, banyak yang menyukai dan memelihara burung berkicau.
Sebagian besar memang sebagai penghobi rumahan, yang memelihara dan menikmati kemerduan suaranya sebatas di rumah saja.
Pada perkembangannya, ada yang namanya kontes, melombakan kemerduan suara burung satu dengan yang lain. Muncullah kebutuhan baru, seperti sangkar yang lebih bagus dan dianggap layak karena akan ditonton oleh orang banyak, kemudian kebutuhan akan aksesoris apakah itu tempat makan – minum, kerodong, pakan alami seperti cacing, ulat, jangkrik, dan serangga lainnya, hingga pakan dan suplemen olahan.
KETUA PBI BOJONEGORO BAMBANG SPI DAN BUPATI BOJONEGORO H. SETYO WAHONO
Para pelomba sendiri juga butuh burung yang bagus. Awalnya, gaco-gaco itu berasal dari tangkapan alam. Ada yang menangkap dari trotol di sarang kemudian dipelihara sampai mau bunyi, ada yang mulut / memasang perangkap, dan terkini dengan cara breeding / beternak.
Membuat sangkar dan aksesoris, mencari lalu mengupul, kini dengan beternak pakan alami seperti cacing, jangkrik, ulat hongkong, buah pisang, hingga membuat pakan olahan, semua itu menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat.
Semua di atas adalah yang berhubungan langsung dengan kebutuhan penghobi burung berkicau.
Lomba burung diikuti banyak orang, ratusan bahkan pada event-event kolosal nasional, bisa mencapai ribuan orang. Mereka datang dari banyak tempat, luar daerah, bahkan luar pulau. Dalam kaitan dengan event Bojoneogoro Cup, mereka datang dari berbagai daerah bukan sebatas Jawa Timur, tapi juga banyak yang dari Jawa Tengah.
Karena sebagian harus menempuh perjalanan jauh, sebagian memilih mengingap. Biar cukup persiapan dan istirahat baik bagi dirinya maupun si burung.
Kebutuhan baru yang tidak terkait langsung dengan hobi pun tumbuh, seperti penginapan / hotel, wisata kuliner, hingga oleh-oleh baik itu jajanan / makanan khas maupun cenderamata. Ketika lomba berlangsung yang bisa seharian, dari pagi hingga sore, semua perlu makan dan minum. Para pedagang makanan dan minuman diberikan tempat.
Jadi, di sekitar area lomba, berkumpulah para pelaku ekonomi UMKM beriringan dengan kegiatan lomba burung berkicau, mulai pedagang dan pengrajin sangkar, tangkringan, dan aksesoris lainnya, warung makan – minuum, penjual oleh-oleh baik itu jajanan khas hingga cendera mata, dan lainnya.
Fakta di ataslah yang membuat Bupati Bojonegoro meminta dan menekankan secara khusus supaya kegiatan yang digelar oleh PBI Bojonegoro itu bisa secara langsung memberikan manfaat ekonomi buat masyarakat Bojonegoro, khususnya para UMKM.
Merespon hal tersebut, Bambang SPI juga mengkonfirmasi bila hal tersebut juga sudah menjadi konsep yang direncanakan oleh panitia. “Hobi burung itu ada dan berkembang bersama masyarakat, kita semua saling membutuhkan. Kegiatan seperti lomba burung, pasti di dalamnya juga akan melibatkan kegiatan ekonomi masyarakat. Kita sebagai penyelenggara, akan menfasilitasi dan mengakomodasi supaya semuanya bisa tertata dengan baik, nyaman, dan saling menopang.”
Itulah salah satu alasan kenapa venue lomba memilih di Pasar Burung Mliwis Putih. “Jadi tidak ke mana-mana, kita yang datang, merangkul, dan menyatu. Para pedagang tidak perlu repot dan ribet memindah dagangannya ke tempat lain, alun-alun misalnya. Tetap di tempat semula, kami yang datang merapat.”
Hingga berita ini ditulis, event yang akan digelar pada 2 November, sekitar sebulan lagi itu, cukup tinggi peminatnya. “Kemasan memang cukup menarik, dari luar kota dan luar provinsi banyak yang memastikan hadir. Beberapa kelas sudah ada yang habis kuota pesertanya, yang lain terus masuk pemesanannya. Banyak sudah memesan tiket sekaligus penginapan,” terang Muflih, salah satu punggawa PBI yang ikut terlibat di kepanitiaan.
Event ini menyediakan hadiah mulai 3 unit sepeda motor. Dua unit di antaranya tersedia unutk kelas utama dengan harga tiket 2,2 juta. Para juri PBI dipastikan akan bekerja profesional, sesuai pakem PBI yang berkembang mengikuti perkembangan zaman, sejauh ini juga menjadi acuan bagi banyak EO lain yang muncul kemudian.
Event-event yang ramai peminat, sering menjadi sasaran mereka yang punya niat kurang baik. Waspada penipuan dengan modus sebagai admin tiket dan menggantik rekening panitia. Untuk event ini, pastikan Anda berhubungan dengan admin tiket Agus di nomor 0853-3487-3433. Rekening panitia hanya di BCA 3542196847 an. SUGIARTO, bukan yang lain. [maltimbus]
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: bojonegoro cup pbi bojonegoro bambang honda bojonegoro bambang spi pasar burung mliwis putih bupati bojonegoro h setyo wahono