PAK ARIF DI DEPAN KANDANG BREEDINGNYA

ASTER BF YOGYAKARTA

Setelah 1,5 Tahun Bodong, Kandang Andalan Mau Produk Lagi

Semasa masih tinggal di Cibitung, Bekasi, pak Arif dikenal dengan sejumlah jago handal. Juara lintas EO sudah kerap diraihnya terutama di blok barat. Ketika memutuskan pensiun muda dan pulang ke Yogyakarga, burung-burung eks jawara itu dimasukkan ke kandang breeding.

Kandang-kandang milik pak Arif dengan bendera Aster BF cukup besar, semua ada 26 petak, sebagian besar murai batu, beberapa yang lain adalah kacer. “Setelah burung-burung yang dulu sering juara mulai menurun penampilannya karena usia, saya putuskan untuk masuk kandang breeding.”

 

 

ANAKAN KACER JUARA, DOBEL RING PBI

 

Pak Arif menyiapkan kandangnya dengan cukup baik. Mulai sirkulasi udara, pipa-pipa air untuk membersihkan dan menjaga kelembaban udara, bahkan juga ada instalasi hujan buatan yang di saat panas menyengat bisa diaktifkan.

“Breeding itu tidak semudah yang kita bayangkan. Kalau teorinya mungkin mudah, begitu juga hitung-hitungan ekonominya. Begitu kita memulai, akan ada banyak kendala yang mesti dilalui. Jadi memang perlu kesabaran dan ketekunan ekstra untuk bisa melewatinya. Hal penting, juga harus dilandasi rasa sayang. Tanpa itu, rasanya akan sulit bertahan.”

 

INKUBATOR LOLOH MODERN

 

Kendala itu beragam. “Karena tiap individu burung itu memang macam-macam sifat dan karakternya. Apalagi kalau kita bicara burung lapangan. Setelah saya banyak berguru pada yang lebih senior dan pengalaman, sejak masa penjodohan memang lebih sulit.”

Namun tanpa pernah menyerah, satu per satu kesulitan itu mulai menemukan solusi. Satu persatu indukan mau membuahkan hasil. “Maco Man misalnya. Itu anakannya sudah juara. Juga kacernya, itu sejak kecil sudah bagus tongkrongannya, sudah menunjukkan tanda-tanda burung tarung juga,” ujarnya sambil memperlihatkan anakan usia 6 bulan dan adiknya yang lebih muda.

Arif pun mengaku,ada indukan yang sudah sekitar 2 tahun belum mau produksi. Ada yang sudah produksi tetapi kemudian istirahat selama sekitar 1,5 tahun, seperti Maco Man itu. Ada yang lumayan lancar tapi sekali produk rata-rata hanya 1 anakan saja. 

BREEDING menjadi harapan dan masa depan lomba burung di tanah air. Para kicaumania semakin sadar untuk meninggalkan burung tangkapan alam, dan beralih ke burung hasil breeding. Pemerintah juga semakin ketat dalam mengawal regulasi terkait lingkungan hidup.

Ingat breeding, ingat TOPSONG BREEDING. Cocok untuk indukan, juga untuk lolohan basah baby. Tersedia dalam kemasan 1, 5, 10, 15, dan 25 kg. HOTLINE 0813.2941.0510.

 

“Mungkin itu masalah pakan ya. Padahal saya berusaha memberikan yang terbaik juga selama ini. Jangkrik misalnya, sejak beli tidak langsung saya kasihkan burung. Saya coba tahan selama sehari dulu, kasih pakan beragam mulai sayur, juga buah seperti wortel, bahkan juga kunyit. Kendalanya, mungkin karena pakan basah, jangkrik kadang malah tampak lemas dan gembur, sakit, mati.”

Sudah beberapa bulan terakhir, Arif mengaku mencoba memberikan pakan khusus jangkrik. “Pas main ke kios pak Budi Braok, lihat itu. Saya lantas buka, baunya kok wangi, ada aroma jamu atau herbal, bentuknya tepung kering. Feeling saya kok bagus. Terus saya kasihkan jangkrik. Jangkriknya juga jadi padat, keras, kering, sehat pokoknya. Setelah saya kasihkan ke burung, ternyata makannya lebih lahap. Burung jadi lebih sehat. Saya kira, kata kuncinya memang sehat itu.”

Hal yang benar-benar menggembirakan, burung yang awalnya hanya produk rata-rata 1 anakan, sekarang bisa meningkat jadi 2 bahkan ada yang 3. Beberapa indukan andalan yang selama 1,5 - 2 tahun istirahat, sudah mau produk lagi. “Meski produk baru mulai satu anakan, tapi sudah lega sekali. Karena indukan juara sudah mau meneruskan lagi generasi barunya.”

 

VIDEO MEMPERLAKUKAN JANGKRIK SEBELUM DIKASIHKAN BURUNG:

 

Merasa cocok, Arif memesan kemasan khusus yang lebih besar. “Jadi saya minta botol yang besar isi 1 kilo, karena kebutuhan untuk breeding seperti saya kan banyak, baik untuk indukan juga buat meloloh anakan sampai buat master-master, juga untuk burung lomba. Jangkrik semua saya treatmen dulu dengan Maximum sebelum dikasihkan ke burung.”

Sewaktu masih aktif lomba, burung milik Pak Arif kerap prestasi lintas EO khususnya di blok Jabodetabek, termasuk Bandung dan wilayah Jawa Barat lainnya. Sesekali meralat ke blok tengah dan timur pada even-even besar di Surabaya, Solo, dan tentu saja Yogyakarta dan sekitarnya.

Pak Arif kini masih aktif berangkat ke lomba, antara lain dengan andalannya cucak hijau Sinchan yang langganan juara lintas EO. “Sekarang Sinchan tampilnya juga makin oke, setelah jangkriknya kita treatmen dengan Maximum dulu. Insya Allah kami siapkan turun lagi di Piala Faster Chiki 2.”

 

 

INSTALASI HUJAN BUATAN

 

RUANG PEMBESARAN & PEMASTERAN

 

DILENGKAPI CCTV

 

 

  

 

 

KATA KUNCI: aster bf arif cibitung cucak hijau shincan

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp