WISNU PAMUNGKAS DI DEPAN RUMAHNYA, INSET WISNU DAN LOLOHAN CUCAK RAWA

WISNU APRIYANTO – SAYEGAN SLEMAN

3 Tahun Meloloh Cucakrawa, Bisa Beli Rumah 500 Juta

Rumah baru yang besar itu, dengan warna cat abu-abu kombinasi putih, tampak menonjol dan paling megah di antara rumah-rumah lain di sekitarnya. Siapa sangka, semua itu dari hasil meloloh anakan cucak rawa.

Cukup panjang kisah bagaimana pemuda Wisnu Aprianto akhirnya berkecimpung jadi peloloh burung cucak rawa. “Saya dulu kerja di sebuah restoran di Jogja dengan gaji 1 juta rupiah. Kalau dihitung-hitung, habis buat transport dan makan saja,” jelas Wisnu mengenang.

Wisnu pun berpikir keras bagaimana bisa membuat usaha sendiri. Sejak kecil, ia sudah menyukai burung, juga memelihara burung. Bahkan setelah bekerja pun sudah nyambi jual beli atau bisnis jenis kenari dan love bird.

 

 

SUASANA ANJANGSANA DI KEDIAMAN WISNU

 

Namun, ia pengin usaha yang peluang meraih keuntungannya bisa lebih besar. Pilihannya pun menjadi peloloh burung hasil tangkaran. Wisnu menganggap potensinya besar dan belum banyak yang terjun di bidang ini.

Tahun 2014 Wisnu nekat membeli sepasang anakan murai batu seharga 1 juta rupiah. Padahal, ia tak punya pengalaman sama sekali bagaimana meloloh dan membesarkan anakan burung sejak usia indil, baru pecah telur, atau umur 1 hari. Ini ibarat jadi jalan untuk menimba pengalaman, untuk sekolah awal merawat piyik burung.

Setelah punya bekal pengalaman meloloh piyikan murai selama 2 tahun, Wisnu berkeinginan meningkatkan usahanya, berpindah meloloh anakan cucak rawa. Anakan cucak rawa harganya lebih mahal, untungnya juga lebih besar. Bisa kisaran 60-100 persen.

 

 

MODAL 30 JUTA DARI ORANG TUA

Dengan modal 30 juta rupiah pemberian dari orang tuanya, Wisnu bersiap jadi peloloh cucak rawa. 20 juta di antaranya langsung dibelanjakan anakan 4 pasang. Satu pasang 5 juta, dibeli langsung ke peternak, pas usia satu hari.

Dari empat pasang itu, ternyata tak satu pun yang hidup. Semua mati. Wisnu tentu merasa lemas, belum apa-apa modal 20 juta langsung amblas dengan begitu mudahnya.

“Kalau mau usaha burung lolohan kan urusannya dengan nyawa. Jadi, yang perlu kita punya pertama mental dulu.,” jelas Wisnu yang memiliki akun FB Wisnu Pamungkas.

 

WISNU DAN LOLOHANNYA, DARI USIA 1 HARI

 

Rupanya ia tak mudah menyerah, mentalnya kuat. Ia nekad menghabiskan sisa 10 juta untuk membeli anakan cucak rowo 2 pasang.

Kedua pasang ini, atau 4 ekor, ternyata bisa hidup hingga dijual lagi setelah umur 2 bulan, seharga 10 juta per pasang. Dari modal 10 juta, Wisnu bisa menjual 20 juta rupiah. Untungnya 100 persen dalam 2 bulan.

Awalnya, semua hasil penjualan dihabiskan untuk membeli anakan lagi. Hasil penjualan pertama misalnya, 20 juta rupiah untuk belanja 4 pasang. Pada beberapa periode berikutnya, Wisnu mulai menyisihkan sebagian hasil penjualan untuk ditabung.

 

Sebagai obat, terbukti efektif. Sudah sering mampu mengatasi kondisi kritis, apalagi cuma sakit "biasa". Di saat perubahan musim dari kemarau menuju penghujan seperti sekarang, juga sangat baik untuk mencegah dan menjaga agar burung tetap sehat dan selalu dalam kondisi fit, siap tempur. Bisa diberikan secara rutin 2-3 hari sekali sesuai kebutuhan. LEMAN'S, satu-satunya obat burung dengan formula + vitamin.

Lemans bisa dibeli lewat bukalapak, tokopedia, atau hubungi 08113010789, 0822.4260.5493 (Jatim Tapalkuda), 0813.2880.0432 (Jogja dan sekitar), 0815.4846.9464 (Solo Raya dan sekitar), 0813.2799.2345 (Banyumas dan sekitar)

 

BERBURU ANAKAN LANGSUNG KE PETERNAK

Untuk mendapatkan anakan cucak rawa, Wisnu langsung mendatangi para peternak di wilayah Muntilan, Magelang, Jogja, dan sekitarnya. Anakan cucak rowo yang dibeli usia 1 hari atau baru pecah telur, harga 5 juta satu pasang.

Setiap bulan, rata-rata Wisnu membeli dan menjual 25-30 pasang. ”Saya beli langsung datang ke penangkar, jadi tahu indukannya langsung. Hampir tiap hari saya keliling untuk hunting anakan.”

 

MENUNJUKKAN LOLOHAN PADA TAMU APCR JAKARTA

 

Saat burungnews bersama rombongan APCR berkunjung ke kediamannya, di rumahnya sedang membesarkan 70 ekor. Wisnu menceritakan, ia bisa menjual anakan pada umur 20 hari dan 2 bulan.

“Umur 20 hari satu pasang dijual 8 juta, sedangkan 2 bulan dijual 10 juta. Pembelinya rata-rata dari luar kota, mulai dari Semarang, Demak, hingga Malang.”

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

KUNJUNGAN DARI APCR JAKARTA

Pada Minggu 15 Maret 2020, Wisnu mendapat kunjungan dari APCR Jakarta. Rombongan adalah para peternak cucak rawa yang sudah senior, mereka sudah menjadi penangkar cucak rawa sejak tahun 80an.

Para peternak ternyata tampak takjub melihat kiprah peloloh seperti Wisnu. Meski pernah mendengar cerita tentang peloloh, namun sebagian mengaku baru pertama kali melihat langsung, sekaligus juga takjub dengan kesuksesan ekonominya.

 

BERSAMA AGUS BAROKAH

 

Rombongan pun sempat melakukan diskusi santai atau semacam ramah tamah, yang dipandu oleh bapak Agus Barokah dari APCR Yogyakarta dan Yuen Yuwono, ketua APCR.

Pertanyaan dari para peternak APCR itu antara lain, bagaimana Wisnu bisa mengatasi lolohan saat usia 1-3 hari. Dari pengalaman para penangkar yang sudah sangat berpengalaman tersebut, itu adalah usia yang sangat rawan.

Jawaban dari Wisnu justru sebaliknya. Dari pengalaman Wisnu, usia yang paling rawan pada burung lolohannya justru usia 14-15 hari pada saat burung belajar nangkring. Beberapa kasus burung tiba-tiba mati.

 

WISNU MENJELASKAN SOAL LOLOHAN PADA KUNJUNGAN APCR

 

“Sampai sekarang saya belum menemukan solusinya. Tapi pada usia dibawah 14 hari selama ini tidak mengalami kendala berarti.”

Sepontan para anggota APCR yang datang pun terkejut sekaligus kagum. Selama ini yang banyak ditakutkan oleh sebagian penangkar kalau meloloh sejak usia pecah telur adalah di usia 1-3 hari. Tenyata, Wisnu tak mengalami kendala.

”Kekhawatiran kawan-kawan pada usia meloloh 1-3 hari rawan kematian ternyata bisa dipecahkan oleh mas Wisnu, ini yang kami takjub dabn kagum,” ujar Yuen.

 

 

BELI RUMAH MURNI DARI HASIL MELOLOH

Usaha meloloh anakan cucak rawa rupanya menjadi berkah bagi Wisnu. Ia sudah bisa membeli rumah baru yang kini ditinggali, yaitu di dusun Ngino XI Klawasan, Desa Margoagung, Seyegan, Sleman. Meski berada jauh dari keramaian kota, nilai rumahnya lumayan tinggi, 500 jutaan.

“Alhamdulillah bisa beli rumah murni hasil dari jualan anakan cucak rawa, sejak memulai tahun 2016 saya sisihkan sebagian untuk ditabung, setelah dipakai untuk belanja lagi.”

Untuk meloloh dan membesarkan puluhan anakan cucakrawa, Wisnu tidak sendirian. Ia dibantu oleh seorang kakaknya, Rumi Siti Sadah. ”Sehari-hari merawat burung saya sendiri, dibantu kakak saya.”

Membeli rumah seharga 500 juta, sebenarnya hal yang mudah saja bagi Wisnu saat ini. Mari kita hitung-hitungan sederhana. Ia menyebut tiap bulan rata-rata membeli 25-30 pasang usia 1 hari. Kita ambil angka kecilnya, 25 pasang. Lalu kita anggap jual dengan angka kecilnya juga, usia 20 hari seharga 8 juta per pasang.

Tentu ada risiko mati juga. Anggap kematian 10 persen, bulatkan saja 3 pasang, berarti tinggal 22 pasang. Modal 125 juta (5 juta x 25), dijual 8 juta x 22 pasang diperoleh angka 176 juta dikurangi yang mati 3 ekor senilai 15 juta, masih ada sisa untung kotor 161 - 125 juta = 36 juta rupiah. Padahal, sebagian ia jual di usia 2 bulan seharga 10 juta per per pasang. Masih ada biaya pakan dan perawatan yang belum dimasukkan, tapi itu tidak akan terlalu banyak. Cukup menggiurkan bukan? [busro, maltimbus]

 

WASPADA dengan produk yang logonya MIRIP, dibaca/dilafalkan dengan cara yang SAMA, tetapi BUKAN produk yang dikeluarkan TOPSONG. Lihat selengkapnya DI SINI.

KATA KUNCI: wisnu aprianto wisnu pamungkas breeding cucak rawa apcr peloloh cucak rawa

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp